Kemendikbud Akan Menerapkan Program Guru Keahlian Ganda dan Multi-Subyek Mulai Tahun Ini

Program Guru Multi Subyek yang mulai diterapkan tahun ini ditawarkan kepada guru PNS

Editor: Agustinus Sape
ISTIMEWA
Para guru SMK Negeri 1 Kupang foto bersama seusai mengikuti rapat di sekolah itu, Rabu (6/6/2018). 

POS-KUPANG.COM - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerapkan program Guru Keahlian Ganda dan Guru Multi-Subyek untuk memenuhi jumlah guru di sekolah negeri.

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud, Ari Santoso, mengatakan, jumlah guru sekolah negeri saat ini sebanyak 2.114.765 orang, terdiri atas guru ASN 1.378.940 orang, dan guru non ASN berjumlah 735.825 orang.

Baca: Adik Ratu Belanda Ini Ternyata Menulis Tesis Bunuh Diri 8 Tahun Sebelum Ditemukan Gantung Diri

Saat ini, kebutuhan guru yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) di sekolah negeri mencapai 988.133 orang.

"Namun, dengan asumsi ada guru yang bisa mengajar lebih dari satu mata pelajaran dan dapat mengajar di tingkat kelas yang berbeda, maka bisa diupayakan cukup dengan 707.324 guru PNS saja,” kata Ari dalam keterangan tertulis, Rabu (6/6/2018).

Kemendikbud pada tahun ini mengusulkan penambahan sekitar 100 ribu guru ASN kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN dan RB) untuk memenuhi kekurangan guru.

Baca: BREAKING NEWS: Penangkapan Pengedar Sabu di TDM Kupang Terbesar di NTT. Ini Jumlahnya

Jumlah guru di sekolah negeri karena sebagian guru pensiun, mutasi, promosi, meninggal, penambahan ruang kelas baru, dan penambahan unit sekolah baru.

Sejumlah siswa terlihat membaca buku di perpustakaan apung usai peresmian di pelabuhan Seng Hie, Pontianak, Kalimantan Barat (5/12/2017)
Sejumlah siswa terlihat membaca buku di perpustakaan apung usai peresmian di pelabuhan Seng Hie, Pontianak, Kalimantan Barat (5/12/2017) (KOMPAS.com/YOHANES KURNIA IRAWAN)

Setiap tahun, Kemendikbud mengajukan jumlah kekurangan guru, mulai 2018 hingga 2024. Para guru ASN itu untuk menggantikan guru yang pensiun dan karena kenaikan akses pendidikan.

Dengan asumsi 707.000 guru ASN bakal dipenuhi dalam 7 tahun, maka Kemendikbud untuk tahun ini mengusulkan pengangkatan sekitar 100 ribu guru kepada KemenPAN dan RB.

“Pola rekrutmen guru sesuai dengan pola yang ditentukan dan berkualitas, karena guru akan mendidik anak-anak kita untuk menjadi generasi bangsa yang unggul dan berdaya saing,” ujarnya.

Baca: Pelaku Curanmor Paling Disegani di Kota Kupang Buat Pengakuan Mengejutkan, Begini Kisahnya

Kemendikbud, ia melanjutkan, membuat skala prioritas pengadaan guru ASN. Adapun kriteria yang dijadikan acuan di antaranya ketersediaan ASN, status daerah tertinggal, rasio guru dan murid, mata pelajaran prioritas, dan fiskal.

“Penentuan sekolah yang membutuhkan guru baru ditempatkan ke sekolah sesuai dengan peta perhitungan, dan dikawal agar tidak ditempatkan di luar sekolah yang membutuhkan,” katanya.

Langkah strategis

Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan menawarkan program Guru Keahlian Ganda bagi para guru mata pelajaran non-produktif di SMK.

Di samping untuk memenuhi kebutuhan guru produktif di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), program tersebut juga membantu para guru untuk memenuhi waktu minimal kewajiban mengajar. 

Baca: Kasus Curanmor Marak di Kota Kupang, Anda Lengah Sepeda Motor Hilang Sekejap

Berdasarkan data Kemendikbud, Indonesia masih kekurangan guru produktif SMK sejumlah 91.861 dengan rincian 41.861 di SMK Negeri dan 50.000 di SMK Swasta pada 2016.

Perubahan kebutuhan tenaga guru produktif di SMK memang harus menyesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha dan industri.

Lewat program Keahlian Ganda itulah, Kemendikbud memberikan penguatan atau pendalaman materi bagi peserta pendidikan dan pelatihan, serta melaksanakan sertifikasi kompetensi keahlian sesuai paket keahlian yang diikuti.

Baca: Gaji Hanya Rp 76 Juta, Yudi Latif Mundur dari Kepala BPIP. Ini Kata Para Netizen!

Tahun lalu, Kemendikbud meluluskan 10.000 dari 15.000 peserta program. Sementara, tahun ini guru yang mendaftar tercatat 2.000 orang. Sebanyak 1.200 guru tengah mengikuti program tersebut.

Anak-anak di Pegunungan Bintang, Papua.
Anak-anak di Pegunungan Bintang, Papua. (Dok. Wanadri)

“Program ini membantu para guru memenuhi persyaratan mengajar 24 jam tatap muka per minggu agar dapat lulus sertifikasi profesi,” kata Plt. Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Hamid Muhammad. 

Jam mengajar minim

Ia mengungkapkan, guru yang telah lulus sertifikasi profesi masih banyak yang kekurangan jam mengajar.

Akibatnya, guru yang telah mengantongi sertifikat terkendala untuk bisa mendapat tunjangan profesi guru (TPG) karena tidak memenuhi 24 jam mengajar.

“Banyak yang sudah dapat sertifikat tetapi jam mengajarnya masih kurang,” katanya.

Selain guru SMK, guru SMP dan SMA juga mengalami kendala memenuhi kewajiban minimal waktu mengajar selama 24 jam.

Baca: Lelaki Ajak Mahasiswa Kupang Buat Mesum Kirim Foto Kemaluan. OH, Ternyata Sudah Beristri

Oleh karena itu, Kemendikbud melalui Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan merancang program Guru Multi Subyek.

Menurut Sekretaris Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan, E. Nurzaman, program Guru Multi Subyek yang mulai diterapkan tahun ini ditawarkan kepada guru PNS. “Sementara ini, sasarannya guru PNS,” katanya. (kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved