Waspada Kesedihan Bisa Sebabkan Depresi, Kenali Tandanya dan Atasi Segera Sebelum Telat

Waspada anda bisa saja mengalami depresi tanpa disadari. Jika depresi maka jangan makan makanan ini, bisa bahaya loh.

net
Depresi juga bisa menjadi tanda adanya potensi bunuh diri pada diri seseorang / Foto : Medscape 

Depresi sebelum dan pasca-melahirkan. Juga dikenal sebagai "baby blues", dimana kondisi terkait dengan stres yang terjadi pada wanita setelah melahirkan atau selama kehamilan.

Penting untuk menggolongkan jenis depresi agar dapat menentukan jenis pengobatan terbaik bagi pasien.

* Penyebab Depresi

Sampai saat ini, tidak ada penyebab tunggal dari depresi. Kondisi ini disebabkan dan dipicu karena berbagai alasan. Bagi banyak penderita depresi, kondisi ini berkembang karena lebih dari satu faktor. Penyebab umum dari kondisi ini diantaranya adalah:

Peristiwa stres dalam kehidupan seseorang seperti kematian orang yang dicintai, stres berkepanjangan di tempat kerja, dan rusaknya sebuah hubungan.

Baca: Ih Jorok, Karang Gigi Dipelihara, Yuk Hilangkan Dengan 7 Tips Ini, Gampang Loh

Baca: Merasa Ditipu, Gary Memutilasi Pacarnya dan Taruh di 7 Kantong Plastik, Isi Wasiatnya Menghebohkan

Penyakit dan kondisi fisik yang tidak terdiagnosis seperti cedera kepala di bawah kelenjar hipofisis aktif atau kelenjar tiroid, penyakit jantung koroner, kanker, dan kondisi ancaman jiwa lainnya dapat mennimbulkan gejala dan menyebabkan depresi.

Faktor keturunan dan riwayat keluarga - depresi tampaknya menjadi kondisi yang terkait erat dengan keturunan.
Faktor Kepribadian - orang dengan rasa percaya diri yang rendah dan terlalu menyalahkan diri sendiri, cenderung mudah merasa khawatirdan dapat menyebabkan depresi

* Siapa Yang Harus Ditemui & Jenis Perawatan Yang Tersedia

Meskipun gangguan ini sangat umum dikenal, depresi seringkali diabaikan dan tidak diobati. Hal ini menimbulkan risiko besar bagi banyak orang akibat kurangnya perhatian pada hal tersebut dan dapat menyebabkan masalah mental, fisik dan kesehatan atau bahkan situasi yang dapat membahayakan jiwa.

Jika Anda atau salah satu dari orang yang dicintai menunjukkan gejala depresi, hal terbaik yang perlu Anda lakukan adalah menemui dokter, yang nantinya dapat merujuk Anda kepada seorang psikolog atau psikiater untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang lebih menyeluruh.

Psikolog mengkhususkan diri dalam mengobati depresi melalui terapi bicara. Psikiater, di sisi lain, menangani pasien yang membutuhkan obat resep untuk mengelola gejala depresi.

Baca: Inilah Rudi, Pria yang Dicemburui oleh Pendeta Henderson sehingga Ros Dibunuh di Toilet Gereja

Baca: Begini 6 Perilaku Aneh Pendeta Henderson Sebelum dan Sesudah Membunuh Mahasiswi di Toilet Gereja

Baca: Ya Ampun, Ternyata Perselingkuhan Pendeta Henderson dengan Ros Sudah Terjalin 4 Tahun

Pilihan pengobatan untuk depresi pada umumnya tergantung pada jenis depresi yang dimiliki pasien. Untuk depresi sedang dan berat, pengobatan dapat meliputi terapi psikologis (terapi wicara), obat anti-depresan, atau kombinasi keduanya.

Terapi perilaku kognitif dan terapi antar pribadi merupakan beberapa perawatan psikologis yang paling efektif yang tersedia saat ini. Anti-depresan, di sisi lain, bekerja dengan meningkatkan kadar serotonin dalam tubuh, sejenis zat kimia yang mengatur keseimbangan suasana hati (mood).

Pilihan pengobatan lainnya yang direkomendasikan oleh para ahli dengan tingkat keberhasilan yang sangat baik adalah suplemen omega-3 dan suntikan ketamin. Untuk depresi ringan, ada program untuk membantu diri sendiri, serta kelompok dukungan dari sebaya (peer support groups) yang dapat direkomendasikan dokter Anda. (*)

Referensi:

National Institute of Mental Health. www.nimh.nih.gov/health/topics/depression/
Institute for Depression Studies and Treatment. http://www.coloradodepressioncenter.org/institute-for-depression-studies-and-treatment.html
Bagikan informasi ini:

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved