Waspada Kesedihan Bisa Sebabkan Depresi, Kenali Tandanya dan Atasi Segera Sebelum Telat

Waspada anda bisa saja mengalami depresi tanpa disadari. Jika depresi maka jangan makan makanan ini, bisa bahaya loh.

net
Depresi juga bisa menjadi tanda adanya potensi bunuh diri pada diri seseorang / Foto : Medscape 

POS-KUPANG.COM -  Waspada anda bisa saja mengalami depresi tanpa disadari. Jika depresi maka jangan makan makanan ini, bisa bahaya loh. 

Kesedihan adalah bagian dari kehidupan. Lagipula merasa sedih juga menunjukkan kalau seseorang tersebut masih memiliki emosi yang baik.

Tetapi, sedih berkelanjutan hingga berdampak pada proses kehidupan, itu juga berbahaya. Apalagi sampai mengalami perasaan putus asa.

Sayangnya, sulit bagi seseorang untuk mengetahui bila ia memang mengalami depresi.

Baca: Kecantikan Putri Kerajaan Inggris Lady Amelia Windsor Disaingi Stephanie Putri, Anak Artis Titi DJ

Baca: Lady Amelia Windsor, Putri Kerajaan Inggris yang Cantik dan Stylish, Model Terkenal Loh

Baca: 3 Berita Populer, Putri Tercantik Kerajaan Inggris, Ibu Salat di Gereja dan Gaya Hidup Karraminah


Beberapa tanda depresi biasanya keinginan makan yang meningkat atau berkurang drastis, tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit.

Depresi juga ditandai dengan selalu merasa terganggu dengan hal-hal kecil, tidak bisa fokus atau berkonsentrasi, dan tak lagi menikmati hal-hal yang membuat bahagia.

Ada beberapa makanan yang sebaiknya tak dikonsumsi, apabila Anda mengalami depresi atau rasa cemas.

1. Jus buah

Serat dalam buah utuh mengisi dan memperlambat darah untuk mengambil energi. Bila dibuat jus, maka seratnya akan hilang yang berarti Anda ibaratnya hanya minum air gula.

Air gula membuat Anda dengan cepat  bersemangat, tetapi cepat pula semangat tersebut hilang.

Kondisi ini  bisa membuat lapar dan marah yang tentu saja tidak akan membantu seseorang dengan kecemasan dan depresi.

Maka itu, makanlah buah secara utuh (buah potong), dan saat haus, minumlah air putih

2. Minuman bersoda

Minuman bersoda memiliki kandungan gula yang tinggi tanpa nutrisi. Minuman soda memiliki hubungan langsung dengan depresi juga.

3. Roti panggang

Jika terbuat dari roti putih, roti panggang memang tak disarankan karena tepung putih yang diproses itu dengan cepat meningkatkan gula darah.

Kondisi ini menyebabkan lonjakan energi yang bisa berakibat buruk bagi mereka yang alami kecemasan dan depresi. Lebih baik gunakan roti gandum.

Baca: Bayi Sampaikan Pesan Penting Kepada Ibunya Dengan Cara Memegang Kepalanya, Ternyata Heboh

Baca: Waspadai Pria yang Dikenal Lewat Medsos, Remaja gadis Jadi Korban, Dicabuli Usai Kopi Darat

4. Saus tomat

Saus tomat kemasan mengandung banyak gula, yaitu sekitar 4 gram per sendok makan. Makanan yang memiliki pemanis buatan bisa dikaitkan dengan kecemasan dan depresi.

Cobalah buat saus tomat sendiri sebagai gantinya. Jika ingin memberi rasa yang menarik, tambahkan sedikit cabai rawit.

5. Kopi

Jika tidak terbiasa mengonsumsi kopi, kafein di dalamnya dapat membuat Moms gelisah dan gugup. Kopi juga dapat mengacaukan pola tidur, yang tentu saja tidak membantu kecemasan atau depresi.

Bila Anda merasa itu dapat menyebabkan masalah, kurangi kafein secara perlahan. Namun jika sudah terbiasa mengonsumsi kopi, kopi dapat membantu mengurangi perasaan tertekan Anda.

6. Kecap

Selain roti, mie, dan kue kering, kecap juga termasuk dalam makanan yang sebaiknya tak dikonsumsi oleh orang yang mudah cemas dan depresi.

Makanan ini khusus hanya bagi orang yang sensitif terhadap gluten. Kecap juga bisa membuat diri merasa lamban dan tidak dalam kondisi terbaik.

7. Makanan yang diproses

Mengonsumsi banyak daging olahan, makanan yang digoreng, olahan sereal, permen, kue kering, dan produk susu berlemak tinggi, cenderung membuat seseorang jadi cemas dan tertekan.

Atur pola makan dengan konsumsi makanan biji-bijian kaya serat, buah-buahan, sayuran, dan ikan agar dapat membantu kesehatan mental tetap lebih baik.(WebMD/Nakita)

* Mengenali depresi, penyebab dan pengobatannya

Depresi adalah reaksi normal ketika orang melalui perjuangan dan kekecewaan dalam hidup. Seringkali, orang menyebutnya sebagai "depresi", tetapi secara klinis, depresi lebih dari sekedar perasaan sedih saja.

Jika Anda terus menerus merasa sendirian, putus asa dan kekosongan dalam hampir setiap aspek kehidupan Anda dan perasaan itu semua tidak mau pergi, maka kemungkinan Anda mengalami, atau yang juga dikenal sebagai gangguan depresi berat/akut atau depresi klinis.

Baca: 20 Rahasia Kuno Ini Bisa Bikin Hubungan Suami Istri Langgeng Seumur Hidup, Mesti Diikuti Nih

Baca: Ladies, Kamu Mau Lebih Dicintai Pasanganmu, Lakukan 10 Hal Sepele Tapi Jitu Ini

Jenis dan Gejala Utama

Depresi berat ditandai dengan kombinasi gejala yang dapat mencakup sebagai berikut:

Rasa kesedihan yang mendalam
Kehilangan nafsu makan
Lekas marah
Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, membuat keputusan yang baik dan mengingat
Frustrasi atas hal-hal kecil
Kehilangan minat dalam kegiatan yang sebelumnya dinikmati
Kecemasan dan kegelisahan
Kebencian pada diri sendiri dan perasaan tidak berharga
Kelelahan atau kekurangan energi
Gangguan tidur seperti insomnia atau tidur berlebihan
Pikiran untuk bunuh diri atau pikiran tentang kematian sering muncul

Seringkali, depresi terjadi berkali-kali dalam hidup seseorang. Orang yang mengalami depresi mungkin merasa sengsara tanpa tahu alasannya.

Gejalanya biasanya bertahan dalam jangka waktu yang lama dan mengganggu kemampuan seseorang untuk menjalani hidup normal.

Secara klinis, seseorang harus memiliki setidaknya lima dari gejala tersebut untuk dapat didiagnosis mengalami depresi. Selain itu, gejala yang ditunjukkan oleh penderita depresi juga beragam tergantung pada keparahan kondisi mereka.

Dalam beberapa kasus, gejala-gejala depresi menjadi bagian dari masalah kejiwaan yang bahkan lebih kompleks. Ada berbagai jenis gangguan depresi klinis, dengan gejala yang beragam mulai dari yang ringan sampai dengan yang parah. Jenis gangguan depresi umum diantaranya adalah:

Gangguan Depresi Mayor (Major Depressive Disorder). Pasien dengan MDD merasakan putus asa yang terus menerus sehingga mereka tidak dapat berfungsi normal dan menikmati hidup mereka sehari-hari.

Baca: Ladies, Jangan Lakukan 3 Hal Ini Pada Dirimu Untuk Pria, Meski Kamu Telah Mencintainya

Baca: Kenakan Celana Dalam Juga Ada Aturannya, Ladies, Demi Kesehatan Miss V, Ayo Kepoin

Depresi Katatonik. Ini merupakan suatu kondisi di mana seseorang menjadi tidak responsif terhadap setiap interaksi sosial dan mungkin tidak tergerak sama sekali.

Gangguan Afektif Musiman (Seasonal Affective Disorder). Hal ini biasanya mempengaruhi orang setiap tahun pada waktu yang sama (pola musiman), biasanya selama musim gugur atau musim dingin ketika paparan sinar matahari kurang.

Dysthymia (Depresi kronis). Ini adalah jenis yang lebih ringan dari depresi akut/klinis di mana gejala dapat muncul untuk jangka waktu yang lama. Pasien dengan kondisi ini masih bisa berfungsi secara normal, tetapi terlihat terus-menerus tidak bahagia.

Gangguan Bipolar (Depresi Akut). Orang dengan gangguan bipolar menunjukkan perubahan suasana hati yang parah - mereka dapat menjadi terlalu tertekan sekali kemudian terlalu bahagia di saat lain.

Penderitanya mengalami periode depresi serta periode mania, dengan suasana hati yang normal di antara kedua periode tersebut.

Depresi psikotik. Penderita depresi cenderung kehilangan kontak dengan kenyataan dan menjadi psikotik. Bentuk serius dari depresi ini adalah halusinasi, paranoia dan delusi ide.

Depresi sebelum dan pasca-melahirkan. Juga dikenal sebagai "baby blues", dimana kondisi terkait dengan stres yang terjadi pada wanita setelah melahirkan atau selama kehamilan.

Penting untuk menggolongkan jenis depresi agar dapat menentukan jenis pengobatan terbaik bagi pasien.

* Penyebab Depresi

Sampai saat ini, tidak ada penyebab tunggal dari depresi. Kondisi ini disebabkan dan dipicu karena berbagai alasan. Bagi banyak penderita depresi, kondisi ini berkembang karena lebih dari satu faktor. Penyebab umum dari kondisi ini diantaranya adalah:

Peristiwa stres dalam kehidupan seseorang seperti kematian orang yang dicintai, stres berkepanjangan di tempat kerja, dan rusaknya sebuah hubungan.

Baca: Ih Jorok, Karang Gigi Dipelihara, Yuk Hilangkan Dengan 7 Tips Ini, Gampang Loh

Baca: Merasa Ditipu, Gary Memutilasi Pacarnya dan Taruh di 7 Kantong Plastik, Isi Wasiatnya Menghebohkan

Penyakit dan kondisi fisik yang tidak terdiagnosis seperti cedera kepala di bawah kelenjar hipofisis aktif atau kelenjar tiroid, penyakit jantung koroner, kanker, dan kondisi ancaman jiwa lainnya dapat mennimbulkan gejala dan menyebabkan depresi.

Faktor keturunan dan riwayat keluarga - depresi tampaknya menjadi kondisi yang terkait erat dengan keturunan.
Faktor Kepribadian - orang dengan rasa percaya diri yang rendah dan terlalu menyalahkan diri sendiri, cenderung mudah merasa khawatirdan dapat menyebabkan depresi

* Siapa Yang Harus Ditemui & Jenis Perawatan Yang Tersedia

Meskipun gangguan ini sangat umum dikenal, depresi seringkali diabaikan dan tidak diobati. Hal ini menimbulkan risiko besar bagi banyak orang akibat kurangnya perhatian pada hal tersebut dan dapat menyebabkan masalah mental, fisik dan kesehatan atau bahkan situasi yang dapat membahayakan jiwa.

Jika Anda atau salah satu dari orang yang dicintai menunjukkan gejala depresi, hal terbaik yang perlu Anda lakukan adalah menemui dokter, yang nantinya dapat merujuk Anda kepada seorang psikolog atau psikiater untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang lebih menyeluruh.

Psikolog mengkhususkan diri dalam mengobati depresi melalui terapi bicara. Psikiater, di sisi lain, menangani pasien yang membutuhkan obat resep untuk mengelola gejala depresi.

Baca: Inilah Rudi, Pria yang Dicemburui oleh Pendeta Henderson sehingga Ros Dibunuh di Toilet Gereja

Baca: Begini 6 Perilaku Aneh Pendeta Henderson Sebelum dan Sesudah Membunuh Mahasiswi di Toilet Gereja

Baca: Ya Ampun, Ternyata Perselingkuhan Pendeta Henderson dengan Ros Sudah Terjalin 4 Tahun

Pilihan pengobatan untuk depresi pada umumnya tergantung pada jenis depresi yang dimiliki pasien. Untuk depresi sedang dan berat, pengobatan dapat meliputi terapi psikologis (terapi wicara), obat anti-depresan, atau kombinasi keduanya.

Terapi perilaku kognitif dan terapi antar pribadi merupakan beberapa perawatan psikologis yang paling efektif yang tersedia saat ini. Anti-depresan, di sisi lain, bekerja dengan meningkatkan kadar serotonin dalam tubuh, sejenis zat kimia yang mengatur keseimbangan suasana hati (mood).

Pilihan pengobatan lainnya yang direkomendasikan oleh para ahli dengan tingkat keberhasilan yang sangat baik adalah suplemen omega-3 dan suntikan ketamin. Untuk depresi ringan, ada program untuk membantu diri sendiri, serta kelompok dukungan dari sebaya (peer support groups) yang dapat direkomendasikan dokter Anda. (*)

Referensi:

National Institute of Mental Health. www.nimh.nih.gov/health/topics/depression/
Institute for Depression Studies and Treatment. http://www.coloradodepressioncenter.org/institute-for-depression-studies-and-treatment.html
Bagikan informasi ini:

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved