Dirut Bulog Budi Waseso Tak Mau Bekerja Berdasarkan Penugasan Menteri. Ini yang Bakal Dilakukannya
Menurut Budi Waseso ada sejumlah regulasi yang justru menghambat Bulog dalam menjalankan fungsinya.
Ukurannya gini, Bulog ini kan perusahaan menyerap (beras) dari dalam negeri, kalau menyerap dalam negeri ini kita butuh 1 juta (ton), tiba-tiba kita nyerap dalam negeri cuma bisa 500.000 (ton), makannya kita harus impor 500.000 lagi," jelasnya.
Baca: Hadapi Gempa Bumi, Warga Sumba Diminta Bangun Rumah Tahan Gempa
Cadangan atau stok beras tersebut akan digunakan ketika terjadi permasalahan yang datangnya tiba-tiba dan di luar kontrol Bulog.
"Seperti bencana alam, misalnya," tambah dia.
Menurutnya, impor sebanyak 1 juta ton ini sudah cukup tepat jika disandingkan dengan kebutuhan beras masyarakat Indonesia sejumlah 2 juta ton per bulan.
"Kita menyiapkan stok ini kan hanya untuk kebutuhan masyarakat satu hingga dua bulan saja.
Ini juga nggak membahayakan, kan sifatnya cadangan, tidak akan bergerak di pasar," tukas dia. (pos-kupang.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, Cerita Budi Waseso soal Aturan yang Lemahkan Bulog