Dirut Bulog Budi Waseso Tak Mau Bekerja Berdasarkan Penugasan Menteri. Ini yang Bakal Dilakukannya

Menurut Budi Waseso ada sejumlah regulasi yang justru menghambat Bulog dalam menjalankan fungsinya.

Editor: Fredrikus Royanto Bau
ISTIMEWA
Dirut Perum Bulog, Komjen (Purn) Budi Waseso 

Regulasi lainnya yang Budi kritisi terkait penyimpanan beras dan kewenangan Bulog dalam melihat atau mendisposal barang yang sudah tidak layak pakai.

"Sampai hari ini kan tidak ada. Makanya saya inventarisir permasalahan di setiap direksi yang selama ini menghambat tugas Bulog.

Nanti kita pilah mana yang jadi prioritas," kata Budi.

Ke depannya, Budi ingin ada regulasi yang mendukung tugas Bulog sebagai penanggungjawab sembilan bahan pokok sekaligus menjaga stabilitas harga.

"Faktanya kita tidak punya regulasi yang kuat seperti itu. Ini yang harus dievaluasi dan diperbaiki," lanjut dia.

Baca: Jemaat Klasis Kupang Barat Dilatih Buat Abon dan Sate Ikan

Baca: Ratusan Siswa Seminari Weetabula Ikut Pelatihan Dan Simulasi Pencegahan Kebencanaan

 

1,42 Juta Ton untuk Lebaran

Sebagai persiapan menjelang lebaran, Direktur Utama Perusahaan Umum Bulog (Perum Bulog) Budi Waseso mengatakan, ketersediaan bahan pangan baik yang berada di lapangan maupun yang dicadangkan di gudang sangat cukup.

Direktur Utama Perum Bulog Komjen (Purn) Budi Waseso(KOMPAS.com/AMBARANIE NADIA)
Direktur Utama Perum Bulog Komjen (Purn) Budi Waseso(KOMPAS.com/AMBARANIE NADIA) ()

Sehingga, kebutuhan beras masyarakat ketika lebaran dapat terjamin.

Untuk cadangan beras persediaan yang saat ini berhasil diserap oleh bulog sejumlah 1,42 juta ton per Rabu (30/5/2018).

"Per hari kemarin (Rabu), stok beras 1,42 juta ton buat lebaran.

Jadi sudah sangat cukup untuk menghadapai lebaran. Kita pasti menjamin karena stok yang ada sekarang dangn yg ada di lapangan sangat mencukupi. Pasti aman," ujar Budi Waseso ketika ditemui Kompas.com di kantornya, Kamis (31/5/2018).

Baca: Tory : Pelaku Penculikan Anak Lakukan Pelanggaran HAM Berat, Ini Hukuman yang Pantas Bagi Pelaku

Menurut Budi, selama ketersediaan beras baik di lapangan maupun di gudang masih mencukupi, impor masih belum dibutuhkan.

Termasuk, realisasi impor sebanyak 1 juta ton yang belakangan ini kerap diberitakan.

Adapun fungsi dari dilakukannya impor beras, Buwas menjelaskan, bukan untuk dipasarkan, tetapi hanya untuk cadangan pangan saja.

"Urgensi dari impor bukan untuk di lepas ke masyarakat, tidak begitu.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved