Paslon Perempuan Emi Nomleni Bikin Janji Surga Buat Tenaga Honorer Seluruh NTT

Bakal Calon Wakil Gubernur NTT, Ir. Emi Nomleni bikin janji surga bagi tenaga honorer di seluruh NTT. Begini janjinya.

POS-KUPANG.COM/EGINIUS MO'A
Calon Wakil Gubernur NTT, Ir. Emi Nomleni (rambut uban) melakukan foto seusai dialog dengan warga Kelurahan Wairotang, Kecamatan Alok Timur, Kota Maumere, Pulau Flores, Senin (5/3/2018). 

Laporan REPORTER POS KUPANG.COM, Romualdus Pius

POS-KUPANG.COM|ENDE - Bakal Calon Wakil Gubernur NTT, Ir. Emi Nomleni bikin janji surga bagi tenaga honorer di Ende dan di seluruh NTT. Begini janjinya.

Calon Wakil Gubernur NTT dari Paket Marhein, Emi Nomleni mengatakan apabila Paket Merhein berhasil menang dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT maka pihaknya akan memperhatikan tenaga honorer terutama para guru.

Menurut Emi, nasib tenaga honorer sejauh ini belum terlalu baik.

"Ada tenaga honorer yang gajinya dalam sebulan hanya Rp 300 ribu perbulan dan itupun diterima tiga bulan sekali," kata Emi.

Baca: Sedih, di Celana Dalam Bocah Pelaku Bom Bunuh Diri yang Selamat Itu Ada Tulisan Begini

Baca: Orang Nekat Lakukan Aksi Bom Bunuh Diri Karena Alasan-Alasan Ini

Baca: Bocah Pelaku Bom Bunuh Diri Ini Terlempar Setinggi 3 Meter Tapi Tetap Hidup Karena Hal Ini

Emi mengatakan apabila Paket Marhein berhasil menang dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT maka Paket Merhein akan memperhatikan nasib tenaga honorer dengan menaikan gaji atau honor para tenaga honorer setidaknya sesuai dengan Upah Minumum Propinsi (UMP) Propinsi NTT sebesar Rp 1,6 Juta.

Emi mengatakan bahwa saat ini keberadaan tenaga honorer memang memperhatikan karena honor yang mereka terima sangat jauh dari harapan.

"Pada saat dibayar gajinya sudah habis karena untuk bayar utang," kata Emi.

Sebelumnya Emi Nomleni juga memberikan pesan khusus bagi pimpinan media dan wartawan.

Hal tersebut dikatakan Emi Nomleni ketika mengunjungi redaksi Flores Pos, Selasa (15/5/2018).

Emi yang didamping oleh ketua tim pemenangan,Victor Mado Watun dan pengurus PDIP Kabupaten Ende, Yustinus Sani dan Heribertus Gani serta pengurus DPC PDIP Kabupaten Ende mengatakan bahwa media tidak saja memberikan pencerahan bagi masyarakat NTT namun juga memberikan pendidikan politik yang baik bagi masyarakat NTT.

Emi mengatakan bahwa semua masyarakat NTT memilki peran dan caranya tersendiri untuk membangun NTT termasuk media.

Emi mengatakan bahwa dirinya sangat mendukung keberadaan media di NTT karena menurutnya media mengambil peran dalam membangun NTT.

Lewat media juga keberadaan NTT bisa dikenal oleh dunia luar sehingga dengan demikian orang diluar NTT bisa mengenal NTT secara lebih dalam.

Kedatangan calon Wakil Gubernur NTT, Emi Nomleni ke Kantor Flores Pos diterima, Pimpinan Redaksi Flores Pos, Pater Stef Tupen Witin SVD.

Usai melakukan kunjungan ke Flores Pos, Emi Nomleni melanjutkan kunjungan ke Kecamatan Nangapanda guna melakukan kampanye di Kecamatan Nangapanda.

Terkait nasib buruh di NTT,  Emelia J Nomleni, juga memberikan janji manis.

Menurutnya, ada tiga persoalan utama yang menghantui para pekerja di NTT.

Baca: Karakter Dua Anak Pelaku Bom Bunuh Diri Diungkapkan Sahabat dan Wali Kelasnya, Sangat Mengejutkan!

Baca: Pelaku Bom Bunuh Diri Bakal Perlihatkan 7 Tanda Ini, Waspada Guys

Baca: Anak Perempuan Ini Lakukan Bom Bunuh Diri Sebab Diajarin Doktrin Kek Gini oleh Ayahnya

Pertama, kata Mama Emi, sapaan akrabnya, adalah persoalan standar kerja.

"Sejak awal kita harus memastikan kepada tenaga kerja bahwa mereka bekerja sesuai standar kerja. Dalam arti harus ada kontrak kerja yang pasti sehingga persoalan yang dihadapi kelak bisa dicari jalan keluarnya," kata Mama Emi di Kupang, Selasa (1/5/2018), saat memperingati hari Buruh.

"Kalau terjadi kesewenangan dari satu pihak, pemerintah bisa bantu," ujar pasangan Marianus Sae dalam Pigub NTT 2018 ini.

Sewaktu dua periode duduk di kursi DPRD NTT 2004-2014, Mama Emi mengingat, dia sering didatangi para pekerja yang meminta bantuan karena di-PHK.

"Tapi kesulitannya adalah ketika memulai pekerjaan, mereka tidak mencapai sebuah kesepakatan dan aturan yang jelas. Ruang untuk jaminan kepada buruh-buruh ini juga tidak ada," ujar Mama Emi.

Jika dipercaya memimpin NTT kelak, Mama Emi akan memastikan setiap buruh punya standar kerja yang layak sebelum dia memulai pekerjaan. Standar kerja yang layak juga termasuk soal upah yang menyangkut kesejahteraan buruh.

Untuk diketahui, Upah Minimum Provinsi NTT 2018 adalah Rp 1.660.000.

"UMP ini kan sebenarnya bagian dari memberikan kesejahteraan. Walaupun UMP ini lebih banyak diterapkan di dunia pemerintahan. Dunia usaha sendiri belum sepenuhnya menjalankan ini," kata Mama Emi.

Menurutnya, banyak pengusaha swasta di NTT belum menerapkan UMP dengan alasan tidak semua pekerja memenuhi kualifikasi. Oleh karenanya, kompetensi para buruh juga harus diperhatikan.

Jika kelak memimpin NTT, Mama Emi siap untuk memberikan pelatihan-pelatihan kepada buruh sehingga mereka bisa bekerja dengan baik dan mengetahui hak-hak mereka.

"Karena rendahnya kompetensi itu bisa membuat mereka dipermainkan orang lain, karena tidak punya keahlian. Ini menjadi persoalan serius yang akan kami selesaikan," tegas politikus PDI Perjuangan ini.

Mama Emi kelak juga berjanji tidak akan memihak pengusaha maupun ke buruh. Sebab, kedua pihak harus berjalan bersama-sama.

"Pengusaha tanpa buruh tidak bisa. Buruh tanpa dunia usaha juga tidak bisa," ujarnya.

Baca: Mantan Teroris, Walikota Surabaya Hingga Kapolri Ungkap Rahasia Bom Bunuh Diri

Baca: Ditemukan Buku Panduan untuk Pelaku Bom Bunuh Diri di Surabaya, Tipsnya Sungguh Mengerikan

Baca: Bom Bunuh Diri Sudah Ada Sejak Jaman Dulu, Bahkan Dilakukan oleh Pilot Jepang

Mama Emi mengatakan, dia akan pro ke salah satu pihak jika terbukti pihak tersebut dirugikan pihak lain.

"Pro itu ketika ada satu pihak yang merugikan pihak lain. Misalnya kalau buruh diperlakukan tidak adil, maka pemerintah harus berada di posisi kaum buruh dan mewakili kaum buruh memperjuangkan haknya. Begitupun sebaliknya," ujarnya.

Mama Emi menegaskan, pemerintah harus jadi jembatan.

"Karena ketika keduanya dalam posisi yang baik, daerah menjadi lebih maju. Kita berdiri di atas keadilan. Kita tidak boleh berhadap-hadapan dengan satu pihak. Kita akan berdiri di tengah-tengah untuk menemukan jalan keluar paling baik," ujarnya. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved