Bom di Surabaya
Kisah AKBP Roni Faisal, Polisi yang Tanpa Rasa Takut Menyelamatkan Anak Usai Bom Meledak
Tak lama kemudian ada seorang pria menggendong anak itu menjauh dari lokasi pengeboman.
"Saya teriak, berdiri Nak. Saya takut mobil yang terbakar meledak," jelas Roni.
Di lokasi pengeboman kebetulan ada sebuah mobil yang hendak masuk ke Polrestabes Surabaya dan berdampingan dengan dua sepeda motor pelaku.
Begitu anak itu berdiri, kata Roni, dirinya kemudian berlari dan menyambar anak perempuan itu.
"Saya langsung angkat anak itu. Saya bopong, yang penting anak itu segera dibawa ke rumah sakit," aku Roni.
Menurut Roni, korban anak itu sudah dirawat di RS Port Health Centre (PHC) Surabaya.
"Semoga anak itu cepat sembuh," tutup Roni. (fat/fla/amn/diy/sha)
Apalagi setelah hari Minggu 13 Mei 2018 ledakan di beberapa gereja, masih ada ledakan lain.
Tiga gereja dilakukan aksi bom bunuh diri, oleh satu keluarga.
Malam harinya ledakan terdengar di sebuah rusun di Sidoarjo juga melibatkan satu keluarga.
Kejadian serupa juga masih terjadi keesokan harinya Senin, 14 Mei 2018.
Satu keluarga yang menggunakan dua motor meledakkan bom bunuh diri di depan Polrestabes Surabaya.
Ketika mereka akan masuk ke Polrestabes terdapat pos pemeriksaan.
Kemudian mendadak bom meledak dan membuat beberapa orang terluka.
Bom bunuh diri ini juga dilakukan oleh satu keluarga.
Mereka terdiri dari 5 orang, yaitu ayah, ibu dan tiga orang anak.