Putus Sekolah dan Jadi Tulang Punggung Keluarga, ini Kerinduan Terdalam Bocah Pemulung Tanpa Ayah
Erik Kia pernah bersekolah di SD Baumata Kupang, namun ia tak bisa lanjut ke jenjang SMP karena ibunya tak lagi sanggup membiayainya.
Penulis: PosKupang | Editor: Fredrikus Royanto Bau
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Orys Goti Sina
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Ketika di hari pendidikan nasional ini anak-anak usai sekolah sibuk melakukan berbagai kegiatan di sekolahnya.
Mereka tertawa dan bermain hingga mendapatkan pelajaran di sekolah.
Namun tidak bagi salah satu bocah di Kota Kupang.
Nama bocah ini Erik Kia.
Bocah 14 tahun ini tidak bersekolah layaknya anak sebayanya.
Baca: Kadis Pertanahan Sumba Barat Bantah Bupati Ancam Warga Pemilik Tanah
Dia harus menghabiskan waktu seharian untuk mencari uang membantu ekonomi keluarga.
Kepada POS-KUPANG.COM, Rabu (2/5/2018), Erik mengaku tak pernah mengenal siapa ayahnya.
Ia bahkan tak pernah bertemu dan tak mengetahui siapa nama ayahnya.
Yang ia tahu dari ceritra ibunya, ayahnya sudah kabur entah ke mana.
Meski demikian, ibunya enggan memberitahu Erik siapa nama ayahnya.
Baca: Penyidik Polres Sikka Diminta Jerat Pembunuh Sadis di Maumere Pakai Pasal Pembunuhan Berencana
Erik pernah bersekolah di SD Baumata Kupang, namun ia tak bisa lanjut ke jenjang SMP karena ibunya tak lagi sanggup membiayainya.
Ia terpaksa membantu ibunya memungut potongan-potongan besi di jalanan untuk dijual.
"Sonde ada sepatu, seragam mau sekolah kermana (bagaimana, red)? Setiap hari beta (saya, red) dapat Rp 20.000, habis untuk beli makan untuk beta pu mama dan beta pu adik," ungkapnya.
Erik mengaku sangat merindukan untuk bisa bertemu dengan ayahnya.
Namun ia bingung mengapa keluarga termasuk ibunya tidak pernah mau bercerita di mana siapa dan di mana ayahnya berada.
Baca: WOW! Polres Sumba Timur Siaga 1, Ternyata ini Alasannya
"Beta su tanya ulang-ulang, mama sonde mau kasi tau beta. Tapi beta akan usaha cari tahu," ungkapnya.
Ia berharap, ayahnya bisa kembali ke rumah agar ia dan adiknya bisa sekolah.
"Kalau bapa pulang beta pasti bisa sekolah.
Nanti bapa yang cari uang, beta pu mama masak di rumah, beta deng adik pi sekolah," ungkap Erik. (*)