Hari Buruh Internasional

Tidak Ada Aksi Demonstrasi, Begini Cara Buruh Pelabuhan di Lembata Memperingati Harinya

Buruh adalah manusia yang bekerja untuk hidup dan kehidupan demi masa depan, demi merenda kebahagiaan.

Penulis: Frans Krowin | Editor: Fredrikus Royanto Bau
POS KUPANG/FRANS KROWIN
Romo Kristo Soge, Pr seusai memimpin misa syukur yang diselenggarakan buruh pelabuhan laut Lewoleba di Lapangan Harnus 16 Lewoleba, Selasa (1/5/2018). 

Laporan POS-KUPANG.COM, Frans Krowin

POS-KUPANG.COM|LEWOLEBA - Buruh bukan budak majikan, bukan budak pemerintah, bukan juga budak siapa-siapa.

Buruh juga tak boleh jadi budak oleh pekerjaan yang digeluti.

Buruh adalah pekerja, pelayan sekaligus pengabdi masyarakat, bangsa dan negara.

Pesan moral ini disampaikan Romo Kristo Soge, Pr saat memimpin misa syukur memperingati Hari Buruh Internasional di Lapangan Harnus 16 Lewoleba, Kabupaten Lembata, Selasa (1/5/2018).

Baca: BREAKING NEWS!  Sempat Lukai Polisi, DPO Polres Belu Rebah ke Tanah Setelah Tembakan Kedua

Di Kabupaten Lembata, para buruh pada unit kerja bongkar muat di Pelabuhan Lewoleba, selalu memperingati Hari Buruh Internasional dengan cara menyelenggarakan misa sebagai ucapan syukur atas hidup yang dilalui selama ini.

Misa syukur Hari Buruh itu dihadiri Bupati Lembata yang diwakili Staf Ahli Bidang Kesejahteraan Rakyat, Rolly Betekeneng, Wakapolres Lembata, Kompol Riwu Lambertus, Kepala Perlni Sub Cabang Lewoleba, Muhammad Ardyansyah, aparat TNI dan undangan lainnya.

Dalam khotbahnya, Romo Kristo mengatakan, para buruh punya peran besar dalam menjaga stabilitas daerah.

Baca: PSI Kecam Aksi Intimidasi Terhadap Ibu dan Anak di Car Free Day Jakarta

Oleh karena itu, dalam menunaikan pekerjaan setiap buruh harus jujur, setia dan tanggung jawab.

Dalam bekerja, lanjut Romo Kristo, para buruh tak boleh berpikir dan bertindak aneh-aneh.

Para buruh harus selalu berpikir positif atas pekerjaan yang dilakukan.

Harus menjaga sikap dan perbuatan sehingga tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Dikatakannya, buruh juga bukan mesin, sehingga bebas digunakan oleh majikan dalam situasi apa pun.

Buruh adalah manusia yang bekerja untuk hidup dan kehidupan demi masa depan, demi merenda kebahagiaan.

Baca: WOW! Setelah 2019, PSI Bakal Pecat Anggotanya di DPR yang Suka Lakukan Hal ini

Romo Kristo juga menyebutkan, buruh selalu bersandar pada majikan juga bersandar pada pemerintah.

Itu artinya buruh, majikan dan pemerintah harus saling mendengar satu sama lain.

Bila ada sesuatu, semisal buruh meminta kenaikan upah, contohnya, maka komunkasikan itu secara baik-baik kepada majikan juga pemerintah. 

Komunikasi menjadi hal penting yang harus diperhatikan demi kebaikan bersama.

Hal lain yang juga harus diingat, lanjut Romo Kristo, adalah para buruh jangan terlalu menuntut.

Menuntut kenaikan upah, menuntut perbaikan kesejahteraan dan masih banyak lagi.

Jika terlalu menuntut maka itu juga bisa berdampak kurang baik terhadap pekerjaan yang digeluti.

“Kalau kita semua memahami hal ini, mengomunikasikan semua hal secara baik, maka apa yang kita terima juga baik adanya. Ini yang harus kita perhatikan bersama,” pesan Romo Kristo. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved