Dokter Yovita Mitak Ini Yakin Banget Estafet Kartini Masih Berjalan di Jaman Now, Kenapa?
Dokter Yovita Anike Mitak ini yakin banget kalau estafet RA Kartini masih berjalan hingga jaman now, kenapa?
Penulis: OMDSMY Novemy Leo | Editor: OMDSMY Novemy Leo
Laporan Reporter PSO-KUPANG.COM, Novemy Leo
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Dokter Yovita Anike Mitak ini yakin banget kalau estafet RA Kartini masih berjalan hingga jaman now, kenapa?
HINGGA saat ini, perjuangan RA Kartini untuk mewujudkan kesetaraan gender dan emansipasi perempuan belum selesai. Perjuangan itu masih harus diperjuangkan oleh perempuan masa kini dan masa yang akan datang.
“Perjuangan Kartini itu masih berlangsung. Estafet perjuangan kartini masih terus berjalan dan akan terus diperjuangkan. Sebab, kehidupan dan perubahan terus terjadi dan berbagai tantangan yang berbeda akan selalu terjadi,” kata Dr. Yovita Anike Mitak, MPH, staf ahli Gubernur Bidang Kesejahteraan Rakyat & SDM Pemerintah Propinsi NTT.
Baca: Sttt, Dokter Perempuan Yovita Anike Mitak ini Ungkap Rahasia Keluarganya
Baca: Keren, Meski Hamil Besar, Jaksa Perempuan Ina Malo Hadapi Ratusan Pendemo
Baca: Henderina Malo Kasih Tips Bagaimana Perempuan Bisa Jadi Inspirasi Bagi Banyak Orang
Baca: Heboh! Jaksa Cantik Shirley Manutede Ajak Perempuan Jadi Good Driver, Apa Maksudnya?
Baca: Jaksa Perempuan Ini Bikin Terobosan E-Monev untuk Surat-Surat, Kajati NTT Langsung Setuju, Kenapa?
Mengapa? Karena di sejumlah daerah di Indonesia maupun di NTT, masih banyak perempuan yang belum ‘bebas merdeka’ dari berbagai persoalan kehidupan.
Hal ini terjadi karena keanekaragaman budaya, ada istiadat, suku, agama, ras dan keluarga yang memiliki karaketristik berbeda, termasuk di NTT.
“Banyak daerah yang masih kental dengan adat istiadat, budaya dan sistem patriakat yang kuat sehingga hal ini masih menjadi kendala dalam mewujudkan emansipasi dan kesetaraan gender. Namun kita harus optimis bahwa perubahan kearah yang lebih baik akan pasti terjadi cepat atau lambat,” kata Niken.

Untuk itu, setiap pihak, tidak saja perempuan, harus bekerjasama bergandengan tangan saling mendukung untuk mempercepat terwujudkan kesetaraan gender dan emansipasi perempuan di berbagai lini kehidupan.
Niken percaya, dengan cara masing-masing, setiap perempuan dimanapun dia berada, selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas diri dan keluarga. Namun tantangan yang dihadapinya berbeda sehingga hasil yang dicapai di setiap daerah dan setiap perempuan it berbeda.
Baca: Suami dan Selingkuhan Sewa Pembunuh Bayaran untuk Menembak Istrinya, Begini Akhir Ceritanya
Baca: Hal Kecil Ini Bisa Bikin Pasangan Saling Berselingkuh Loh, Bagaimana Mengatasinya?
Baca: 5 Tips Jaga Kesehatan Jantung, Yuk Simak
Niken berharap agar setiap perempuan terutama yang belum ‘bebas’ memperjuangkan haknya itu tetap optimis dan harus percaya diri dan tidak rendah diri dengan apa yang sedang dijalani saat ini.
Menurut Niken, keberhasilan perjuangan Kartini itu bukan semata hanya diukur karena perempuan bisa bekerja dan berkarier di luar rumah.
Karena hal mendasar yang diperjuangkan kartini adalah kesetaraan gender dan emansipasi perempuan, serta bagaimana perempuan bisa mendapatkan kebebasan dan rasa nyaman melakukan apapun yang merupakan haknya.

Termasuk bagaimana perempuan bisa mendapat kesempatan yang sama dengan laki-laki baik dalam berkarya, bekerja, hingga kebebasan untuk berbicara, berpikir dan melakukan apa saja yang diinginkannya.
“Percuma kan jika perempuan itu dikasih kesempatan bekerja atau berkarier di luar rumah dan memiliki penghasilan yang besar, tapi kemudian ketika perempuan kembali ke rumah, dia tetap mendapatkan perlakuan kasar secara fisik dan mental dari suaminya, maka itu artinya perempuan belum merdeka,” kata Niken.
Jadi, perempuan bekerja diluar rumah itupun tidak bisa dijadikan ukuran bahwa perempuan itu sudah bebas dan merdeka.
Baca: Temuan Baru! Kelebihan Gula Bikin Kehidupan Intimmu Kacau, Ini Penjelasannya
Baca: Saat Intim, 4 Hal ini Jadi Kekuatiran Pasangan, Apa Saja?
Karena itu, meski perempuan tidak bekerja atau berkarier diluar rumah, tapi dia bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangganya dengan baik, tidak merasa tertekan, tidak mendapat pelakuan buruk baik fisik maupun mental dari suaminya, dan kehidupan rumah tangganya berjalan dengan baik, dia memberikan kontribusi positif bagi anggota keluarganya, lalu dia bahagia menjalankannya, maka artinya perempuan itu sudah merasakan kebebasanya.
Meski demikian, kata Niken, perempuan tetap harus mau dan bisa meningkatkan kompetensi dan kualitas dirinya di setiap waktu. Sebab tantangan setiap jaman berbeda dan butuh perempuan yang berkompeten.
Dan pada era digital seperti sekarang ini, kata Niken, seorang perempuan khususnya ibu, harus bisa menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi agar bisa melindungi anggota keluarganya. Sebab di era digital, semua akses informasi bisa lebih mudah diakses anggota keluarga, akses informasi itu ada yang positif maupun negatif.

“Bagaimana agar di era digital ini perempuan bisa terus dekat dan melindungi keluarganya, ya perempuan harus juga bisa menguasai teknologi, itu agar juga ikut melihat perkembangan jaman dan bagaimana membuat strategi langkah antisipasi agar hal-hal negatif itu tidak serta merta mempengaruhi dan merusak anak-anak,” kata Niken.
Selain itu, tambah Niken, manfaat positif di era digital ini juga bisa dirasakan oleh perempuan. Seperti, peluang bisnis online ataupun bisa menulis guna membagi informasi positif bagi perempuan lain yang berada di daerah atau belahan dunia lainnya.
Baca: Wah! Teknik Oral Terhadap Miss V Bisa Datangkan Penyakit? Ini Jawabannya Ladies
Baca: Setelah Tahu Fakta Ini, Masih Sanggupkah Kamu Menjalani LDR?
Baca: 5 Hal Ini hanya dirasakan dan Mampu Dilewati Pasangan LDR, Kalian Ga Akan Kuat
Dengan memulai bisnis online, perempuan masa kini tidak perlu lagi harus bekerja diluar rumah, namun bisa menjalankan bisnisnya dari rumah. Lihatlah peluang dan kesempatan baik yang ditawarkan oleh era digital saat ini dan manfaatkanlah dengan baik,” kata Niken.
Selain itu, perempuan juga harus bisa memanfaatkan teknologi untuk menginspirasi dan memotivasi perempuan lain dalam memperjuangkan hak-haknya.
“Perempuan di era digital harus perempuan yang berkompeten, berkualitas, berpendidikan, bisa berkarya, mampu berkreativitas dan berinovasi. Dan Mau berpartisipasi dalam berbagai bidang agar dapat memberikan manfaat bagi positif keluarga, bangsa, dan negara,” kata Niken.
Niken mengajak semua perempuan untuk mulai bekerja, bekerja dan bekerja apa saja yang baik dan menghasilkan uang guna menambah penghasilan keluarga.

Sekarang tidak jamannya lagi laki-laki yang harus bekerja untuk dan diberi tanggungjawab penuh untuk menafkahi keluarga.
Perempuan juga hendaknya bisa ikut terlibat dalam bertanggungjawab untuk masa depan anak-anak dan keluarga.
Baca: Warga NTT dan Keluarga Korban Traffciking Usung dan Bawa Peti Mati ke Kantor-Kantor Ini
Baca: Perempuan NTT Adalah Pemilih Terbesar Tapi Tak Sebanding dengan Pencapaian dalam Politik
Baca: Konsorsium Timor Adil dan Setara dan Pos Kupang Dorong Warga NTT Jadi Pemilih Cerdas
“Jika hanya berharap kepada laki-laki atau suami, bagaimana jika tiba-tiba terjadi sesuatu yang mengharuskan istri mengambil alih peran suami. Dan saat itu istri belum siap karena belum mempersiapkan diri. Karena itu, demikian Niken, perempuan sudah seharusnya meningkatkan kualitas diri demi kemandirian dan membantu membantu suami.
Niken juga menekankan pendidikan yang cukup, wawasan yang luas, ketrampilan yang memadai dan pengembangan talenta yang baik, juga tidak gaptek sehingga perempuan jaman now bisa menjadi mandiri secara ekonomi.
“Dalam hidup berkeluarga, kita tidak pernah tahu siapa yang akan dipanggil duluan, dan kapan hal itu terjadi. Karena itu, kesiapan mental , fisik dan ekonomi harus manjadi hal yang dipikirkan dan mulai disiapkan oleh perempuan sejak awal,” kata perempuan yang suka warna coklat, hitam dan putih ini. (*)