Derita Pedagang di Larantuka, Seminggu Tak Pulang Rumah hingga Minta Anak Tunda Kuliah

Mama Regina yang datang dari Riangkroko, Kecamatan Tanjung Bunga harus bertahan sampai satu minggu di Larantuka baru bisa pulang kampung.

Penulis: Felix Janggu | Editor: Fredrikus Royanto Bau
POS KUPANG/FELIKS JANGGU
Mama Vero dan Mama Margaretha karena tiada pembeli memilih ngobrol satu sama lain Rabu (11/4/2018). 

Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Feliks Janggu

POS-KUPANG.COM|LARANTUKA - Pasar Inpres Kota Larantuka Flores Timur pekan terakhir setelah perayaan Paskah sepi setiap hari.

Para pedagang mengeluhkan barang dagangan tidak laku, sampai akhirnya rusak.

Mama Vero (50) dan Mama Regina Maran (51) menceritakan selama dua hari terakhir Pisang, Pepaya dan Singkong milik mereka tidak laku.

"Sepanjang hari ini dari pagi sampai sekarang pun, belum satu sisir pisang pun laku. Sekarang sudah jam 1 (Pukul 13.00 wita)," cerita Mama Regina.

Baca: Malam ini 110 Peserta Lakukan Gala Dinner Awali Pertemuan, Ini Lokasinya

Mama Regina yang datang jauh dari Riangkroko, Kecamatan Tanjung Bunga bahkan harus bertahan sampai satu minggu di Larantuka baru bisa pulang kampung.

"Dulu satu dua hari sudah habis semua jualan kita. Sekarang bahkan sampai satu minggu," cerita Mama Regina.

Mama Regina menuturkan kesulitan yang dihadapinya dengan lesunya pasar di Kota Larantuka.

"Tahun ini ngeri sekali. Kalau begini terus, hidup kami tambah susah no. Anak saya kalau telepon minta uang kuliah, kalau ia menangis kita juga jual sambil menangis di sini," cerita mama Regina dengan raut muka sedih.

Baca: MENGERIKAN! Pria di Malaka ini Tewas Tertindih Tiang Bangunan Kuburan

Mama Vero dan Mama Regina menuturkan tidak ada lagi pembeli berseragam PNS yang bertandang di pasar.

"Kalau PNS datang tawar pisang dan sayur murah sekali. Habis tawar jo mereka jalan. Mereka tidak beli," tutur Mama Vero.

Bahkan Mama Regina mengaku kesal dengan tingkah pembeli PNS akhir-akhir ini yang menawarkan jualan mereka dengan harga yang sangat murah.

"Dorang tawar ini ka sampai kami omong, kamu ingat kami sedikit ka. Kalau ini barang kami sendiri, ini kita beli di orang.

Kalau tawar turun sekali, lebih baik saya kasih tetangga saya saja karena besok pasti mereka bantu saya," kata Mama Regina.

Baca: Truk Seruduk Mobil Ambulans Puskesmas Banibani Malaka, Begini Kondisinya

Pasar Inpres Larantuka tampak sepi Rabu (11/4/2018).
Pasar Inpres Larantuka tampak sepi Rabu (11/4/2018). (POS KUPANG/FELIKS JANGGU)

Mama Vero mengaku hingga Pukul 13.00 wita Rabu (11/4/2018) baru satu sisir saja pisang jualannya laku.

"Saya baru dapat Rp 5.000 hari ini. Hidup kami tambah sulit. Saya minta anak saya tunda dulu kuliah, kita makin susah cari uang," cerita Mama Vero.

Cerita yang sama disampaikan mama Margaretha Hailitik (61).

Mama Margaretha berjalan dari satu stand ke stand lain membujuk sesama pedagang untuk membeli beras miliknya.

Mama Margaretha menceritakan keluhan para PNS ketika ke pasar.

"Mereka cerita kalau sekarang ke kantor saja mereka bawa nasi dari rumah. Bawa air minum dari rumah.

Baca: Jalani Perawatan Selama 12 Hari, Korban Penembakan Ferdinandus Taruk Akhirnya Meninggal Dunia

Dulu mereka biasa makan di warung jam 09.00 pagi di dekat kantor," kata Mama Margaretha.

"Kalau tahun lalu pembeli PNS itu banyak sekali. Sekarang sepi. Biasanya kalau jam 11.00 itu PNS banyak datang beli, sekarang tidak ada lagi," kata Mama Margaretha.

Mama Margaretha khawatir dengan bulan-bulan ke depan jika situasi masih sama di pasar.

"Kami bisa mati tidak makan ini ke sana. Kami tidak tahu mengapa tahun ini pembeli tidak ada. Kalau PNS saja mengeluh, aduh apalagi kami pedagang kecil," kata Mama Margaretha.

Baca: Korupsi Pembangunan Rumah Pengungsi, Mantan Kepala BPBD Sikka Silvanus Tibo Dibui Empat Tahun

Mama Margaretha mengungkapkan semua pedagang di Kota Larantuka sudah pasti mengalami nasib yang sama.

"Kalau membeli sembako saja sulit, apalagi beli barang-barang di toko. Lihat saja di pertokoan itu sepi semua," kata Mama Margaretha.

Mama Margaretha mengungkapkan keluarganya yang PNS bahkan mengeluhkan karena harus berhutang saat berbelanja di kios

"Kalau sekelas PNS bon di kios, mana kita tidak khawatir," kata Mama Margaretha asal Lebao Larantuka itu. (*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved