Ironis, Dermaga Senilai Rp 12 miliar Diterlantarkan dan Jadi Tempat Mesum, Pemerintah Dimana?
Dermaga Nangakeo senilai Rp 12 miliar di Desa Bheramari, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, kini terlantar dan jadi tempat mesum.
Penulis: Romualdus Pius | Editor: OMDSMY Novemy Leo
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Romualdus Pius
POS-KUPANG.COM, ENDE - Dermaga Nangakeo senilai Rp 12 miliar di Desa Bheramari, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, kini terlantar dan jadi tempat mesum.
Pasalnya sejak tahun 2012 lalu dermaga tersebut tidak pernah dimenfaatkan lagi menjadi tempat pendaratan kapal ataupun pemberangkatan kapal.
Baca: Cabup SBD Markus Ungkap Proyek Pasar Waimangura Dalam Persidangan di Pengadilan Tipikor Kupang
Baca: Cabup Cawabup Ende Dilarang Menghina SARA
Baca: Pub Ini Bikin Aturan Aneh, Tak Main HP Selama di Pub, Pengunjung Dapat Hadiah Ini
Saat ini dermaga yang konon dibangun dengan APBD Provinsi NTT sebesar Rp 12 Miliar praktis telah berubah fungsi seperti menjadi lokasi pemancingan ataupun tempat anak-anak bermain ataupun menjadi lokasi foto. Bahkan ironisnya ketika dimalam hari menjadi lokasi pacaran bahkan tempat untuk berbuat mesum.
Mantan Kepala Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Dermaga Nangakeo, Aris Djata, mengatakan bahwa sebagai warga pihaknya telah berulang kali menyampaikan keluhan itu kepada Pemerintan. Baik Pemerintah Provinsi NTT ataupun Pemkab Ende maupun para pejabat pusat dan daerah yang berkunjung ke Ende. Bahkan juga kepada anggota DPR RI dan DPRD Provinsi NTT namun demikian tidak ada respon positif yang ditunjukan untuk perbaikan Dermaga Nangakeo.
Baca: Saat Perempuan Menangis Jangan Ditanya, Nanti Dia Semakin Menjadi, Kenapa?
Baca: Perempuan Itu Benar-benar Aneh, Coba Baca Fakta Ini dan Anda Pasti Menyetujuinya
Baca: Karma Membunuh! Arwah Perempuan ini Datangi Pelaku Lalu Mencekiknya
Aris mengatakan, bahwa sebagai warga pihaknya sangat menyayangkan dengan mubasirnya Dermaga Nangakeo karena bagaimanapun dermaga tersebut sebenarnya sangat strategis untuk masyarakat yang hendak berpergian baik ke Kupang maupun Sumba dan Sabu namun demikian sejauh ini tidak terlalu dirasakan menfaatnya oleh masyarakat karena fungsinya tidak terlalu optimal.
Menurut Aris pada saat awal dermaga tersebut tidak saja dimenfaatkan oleh masyarakat Kabupaten Ende namun juga oleh masyarakat dari Kabupaten Nagekeo dan Ngada yang hendak berpergian ke Kupang.
Baca: Setelah 7 Minggu Melahirkan, Perempuan Ini Menemukan Hal Mengerikan dalam Organ Vitalnya
Baca: Ayah Mertua Diserang Keluarga Pengantin Perempuan Di Panggung Karena Lakukan Tindakan Pelecehan
Baca: 10 Tips LDR Alias Pacaran Jarak Jauh Ini Bisa Bikin Hubunganmu Langgeng Sampai Pernikahan
Aris mengatakan informasi yang dia terima menyebutkan bahwa Dermaga Nangakeo tidak bisa dimenfaatkan secara maksimal karena proses pembangunan pada saat awal yang salah. Pembangunan dermaga menurutnya terkesan asal bangun karena melawan arus sehingga ketika ada kapal yang hendak bersandar maka kapal tersebut tidak tenang terus digoyang ombak yang bisa berakibat fatal tidak saja kapal namun juga dermaga.
Aris berharap agar pemerintah bisa mencari solusi trekait dengan keberadaan dermaga sehingga dengan demikian dermaga bisa kembali difungsikan seperti sedia kala. Saat ini menurut Aris kondisi fisik dermaga sangatlah mengenaskan karena hamper semua inftrastrukturnya sudah dalam kondisi rusak.
Baca: Ini yang Bikin Baksonya Laris, Penjual Bakso Ini Berdandan 1 Jam Sebelum Mendorong Gerobak Baksonya
Baca: Wisata Tangga Menuju Surga Ini adalah Tempat Ilegal Tapi Diminati Wisatawan
Baca: Pub Ini Bikin Aturan Aneh, Tak Main HP Selama di Pub, Pengunjung Dapat Hadiah Ini
Kondisi kerusakan terlihat mulai dari bangunan utama yang menjadi terminal penumpang banyak kaca dan tegel yang telah pecah juga temboknya dipenuhi dengan coretan. Lampu-lampunya juga sudah rusak tidak saja lampu penerangan namun juga lampu pemandu kapal.
Selain itu pelataran dermaga yang terbuat dari kayu juga telah lapuk bahkan ada yang sudah berlubang. Derek yang ada di dermaga juga sudah rusak sehingga tidak bisa bekerja untuk mendongkrak pelataran dermaga ketika ada kapal yang hendak bersandar.
Ketidakberesan Dermaga Nangakeo sebenarnya mulai terlihat dari pintu masuk yang ditandai dengan keberadaan rumput yang sangat tinggi sehingga terkesan seperti masuk kedalam hutan. (*)