Ini yang Bikin Baksonya Laris, Penjual Bakso Ini Berdandan 1 Jam Sebelum Mendorong Gerobak Baksonya

Rinto Daeng Sitaba (32), penjual bakso gerobak di Makassar ini mesti berdandan 1 jam sebelum mendorong gerobak baksonya.

net
Rinto penjual bakso di makassar 

POS-KUPANG.COM, MAKASSAR - Rinto Daeng Sitaba (32), penjual bakso gerobak di Makassar ini mesti berdandan 1 jam sebelum menjual dan mendorong gerobak baksonya.

Seorang penjual bakso keliling di Kota Makassar bernama Rinto Daeng Sitaba (32) mendadak ramai diperbincangkan karena penampilannya. Pasalnya, setiap hari, dia mendorong gerobak menjajakan bakso dengan penampilan layaknya pegawai kantoran, yaitu dengan mengenakan kemeja, celana kain hingga jas, dasi dan sepatu pantofel. Warga Jl Tanggul Patompo ini bahkan selalu terlihat rapi dan bersih saat menjajakan baksonya setiap hari.

Baca: Perempuan Itu Benar-benar Aneh, Coba Baca Fakta Ini dan Anda Pasti Menyetujuinya

Baca: Karma Membunuh! Arwah Perempuan ini Datangi Pelaku Lalu Mencekiknya

Baca: Setelah 7 Minggu Melahirkan, Perempuan Ini Menemukan Hal Mengerikan dalam Organ Vitalnya

Rinto sumringah ketika ditanya alasannya selalu berpakaian seperti pekerja kantoran saat berkeliling menjual bakso. Dia mengaku sangat senang berpenampilan seperti itu. (Baca juga: Digerebek, Kapolsek Tepergok Selingkuhi Istri Anak Buahnya Sendiri) Apalagi, para langganannya juga ikut senang membeli bakso karena pedagangnya bersih dan rapi.

"Saya memang suka bersih dan rapi. Ini juga saya terinspirasi dengan gayanya James Bond. Itu idolaku sejak kecil hingga kini. Semua film-film James Bond yang versi dulu sampai sekarang sudah saya nonton berulang-ulang kali," ungkapnya saat ditemui di rumah sepupunya yang juga menjadi tempat tinggalnya, Rabu (7/3/2018). Rinto mengaku, sudah berpenampilan seperti ini sejak lama.

Rinto Daeng berdandan sebelum menjual bakso
Rinto Daeng berdandan sebelum menjual bakso (net)

Pria yang sudah berjualan bakso selama 18 tahun ini merasa tidak semangat berdagang jika tidak bersih dan rapih. Bukan tanpa sebab. Menurut Rinto, sejak kecil, dia dididik oleh almarhum ibunya, Bambo Daeng Rannu, untuk selalu rapi sejak masih duduk di bangku kelas 3 SD. Rinto mengenang, ibunya sebenarnya ingin dia menjadi tentara sehingga profesi itu juga menjadi cita-citanya.

Baca: Saat Perempuan Menangis Jangan Ditanya, Nanti Dia Semakin Menjadi, Kenapa?

Baca: Ayah Mertua Diserang Keluarga Pengantin Perempuan Di Panggung Karena Lakukan Tindakan Pelecehan

Baca: 10 Tips LDR Alias Pacaran Jarak Jauh Ini Bisa Bikin Hubunganmu Langgeng Sampai Pernikahan

Namun, karena sang ibu sudah meninggal dunia sejak dia kecil, kandas pulalah cita-citanya. Anak kedua dari 6 bersaudara ini terpaksa hidup menumpang di rumah keluarganya dan harus memutar otak untuk hidup dari hari ke hari.

"Waktu kecil, ibu selalu elus-elus kepalaku dan mengatakan kamu jadi tentara ya, Nak. Tapi cita-cita itu kandas, karena saya putus sekolah dan harus mengurus diriku sendiri. Sedangkan saudara-saudaraku yang lain, terpencar menumpang di rumah keluarga yang lain. Ada sama nenek dan ada pula di keluarga yang lain," tuturnya.

Sepeninggalan ibunya, Rinto pun putus sekolah dan tinggal bersama kakak sepupunya, Nawir Daeng Lau. Sementara itu, ayahnya, Daeng Nuntung, yang berprofesi sebagai tukang becak, telah menikah lagi dan tinggal bersama istri keduanya. Awalnya, sang ayahlah yang mempunyai bisnis bakso keliling yang dijalankan oleh Rinto dan 6 rekannya yang lain. Namun, karena kondisi kesehatan Daeng Lau kurang memadai, Rinto yang diminta pergi berbelanja di pasar hingga membantu membuat bakso.

Rinto Daeng penjual bakso di Makassar
Rinto Daeng penjual bakso di Makassar (net)

"Kalau saya membuat bakso, pakai topi dan pakai celemek. Pokoknya saya jaga kebersihan dagangan saya. Sampai saya jualan keliling, saya tetap berpakai bersih dan rapi seperti ini," katanya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved