Sang Ayah Ungkap Cara Mendidik Grandprix Kadja, Putra NTT yang Meraih Gelar Doktor Termuda

"Saya tiap hari nasihati dan tidak pernah bosan selalu mengingatkan dia untuk hidup disiplin dan patuh perintah orangtua."

Editor: Alfons Nedabang
KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI
Grandprix Thomryes Marth Kadja seusai memaparkan disertasinya di hadapan penguji dalam sidang terbuka di Gedung Annex, CCR, Rektorat Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Tamansari, Jumat (22/9/2017) siang. Grandprix dinyatakan lulus dengan nilai cumlaude dan menyandang gelar dokter termuda Indonesia di usia 24 tahun. 

"Sejak SD sampai SMA, anak saya ini selalu juara umum. Pada waktu SMA, pernah mengikuti Olimpiade Kimia tingkat SMA khusus di NTT dan dia juara 1," kata Octovianus, yang juga mantan anggota DPRD Kabupaten Sabu Raijua periode 2009-2014.

Setelah lulus SMA, lanjut Octovianus, Grandprix kemudian mendapat beasiswa untuk kuliah di Universitas Indonesia jurusan Kimia.

Dasarnya memang sudah cerdas, dalam tempo tiga tahun lebih, Grandprix pun lulus dengan predikat cumlaude.

Begitu juga saat mengikuti sekolah magister dan doktor, diselesaikannya dalam tempo empat tahun.

Grandprix Thomryes Marth Kadja seusai memaparkan disertasinya di hadapan penguji dalam sidang terbuka di Gedung Annex, CCR, Rektorat Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Tamansari, Jumat (22/9/2017) siang.

Grandprix dinyatakan lulus dengan nilai cumlaude dan menyandang gelar dokter termuda Indonesia di usia 24 tahun.

Oktovianus Kadja beserta istrinya Yane Kadja saat hadir dalam sidang anak sulungnya, Grandprix Thomryes Marth Kadja resmi menyandang predikat doktor termuda di Indonesia di Gedung Annex, Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Tamansari, Jumat (22/9/2017)
Oktovianus Kadja beserta istrinya Yane Kadja saat hadir dalam sidang anak sulungnya, Grandprix Thomryes Marth Kadja resmi menyandang predikat doktor termuda di Indonesia di Gedung Annex, Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Tamansari, Jumat (22/9/2017) (KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI)

Terinspirasi Formula 1

Octovianus mengaku, sejak istrinya mengandung, ia sudah mempersiapkan nama yang tepat untuk anaknya. Nama Grandprix terinsiprasi dari balapan Formula 1.

Sedangkan Thomryes Marth itu diambil dari gabungan nama kakek dan nenek Grandprix, yakni Thomas, Rika, Yosua, dan Martha.

"Pemikiran saya Grandprix itu harus hebat dan besar dengan kecepatan dan harus terus berputar cepat seperti ban mobil balap Formula 1," ucap Oktovianus yang juga pernah berprofesi sebagai guru.

Menurut Octovianus, sejak kecil Grandprix dididik untuk mandiri, disiplin, dan taat beribadah. Mulai dari SMP hingga SMA, setiap hari Grandprix selalu bangun pagi tepat pukul 4.30 Wita.

Setelah bangun pagi, Grandprix langsung berdoa, masak, bersihkan kamarnya dan setrika pakaiannya sendiri, kemudian mempersiapkan diri ke sekolah.

Selama bersekolah, Grandprix pun tidak pernah terlambat masuk sekolah. Padahal, ketika berangkat ke sekolah, Grandprix menumpang kendaraan umum (angkutan kota).

"Di rumah ada kendaraan, tapi saya tidak pernah antar dia ke sekolah. Saya biarkan dia ke sekolah sendiri dengan menumpang angkot, tetapi dia tidak pernah terlambat ke sekolah. Begitu juga hari minggu dia rajin ke gereja dan ikut sekolah minggu," kata Octovianus.

Octovianus mengaku tidak pernah memberikan uang jajan kepada Grandprix. Karena itu, sebelum ke sekolah ia meminta anaknya itu untuk makan hingga kenyang dan pulang sekolah tepat waktu untuk makan siang di rumah.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved