Merenda UNWIRA Sebagai "Center of Excellence"
Unwira Kupang kini mematrikan diri sebagai perguruan tinggi yang memenuhi standar nasional.
Penulis: Benny Dasman | Editor: Benny Dasman
Kampus lama di Merdeka kita kelola untuk menyelenggarakan program pasca sarjana serta seluruh kegiatan administrasi dan rektorat. Ke depan, didukung yayasan, kita kembangkan program-program studi magister (S2). Saat ini baru satu program magister. Ke depan kita dorong agar Unwira menghadirkan program magister filsafat, magister hukum dan magister FISIP. Itu obsesi kita.
Penelitian dan Publikasi Ilmiah
Fokus kita ke depan adalah penelitian dan publikasi. Tugas pokok seorang dosen ada tiga domain, yaitu pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dosen diwajibkan melakukan penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat di sekitarnya.
Sayangnya, dua poin terakhir ini masih sering dianggap sebagai sebuah `pekerjaan sampingan'. Seorang dosen lebih fokus pada tugas rutinnya sebagai pengajar serta pembimbing mahasiswa ketimbang melakukan inovasi baru melalui kegiatan penelitian.
Semakin banyak riset yang ditelurkan oleh para dosen di suatu perguruan tinggi, dipastikan mendorong perbaikan peringkat reputasi bagi institusi tersebut. Logikanya, saat seorang peneliti melakukan publikasi di berbagai jurnal ilmiah, otomatis peneliti tersebut akan memasukkan nama institusi dari mana dia berasal. Sehingga nama perguruan tinggi tersebut menjadi semakin dikenal.
Unwira harus intens mempublikasikan hasil-hasil penelitian, tidak saja pada jurnal- jurnal nasional yang sudah terakreditasi tetapi juga level internasional. Ini rencana kita ke depan. Mewujudkan hal ini, kita menjalin bekerja sama dengan perguruan tinggi di luar negeri (Asia dan Eropa), selain dengan perguruan tinggi yang tergabung dalam wadah Aptik (Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik).
Juga dengan universitas- universitas terkemuka milik Serikat Sabda Allah (SVD) di luar negeri. Misalnya, Universitas Nanzan Nagoya-Jepang; Fu Jen University, Taipeh; San Carlos University, Cebu City-Filipina; Holy Name University di Tagbilaran City, Bohol, Filipina; dan Divine Word University di Madang, Papua New Guinea. Selain kita belajar dari mereka, kita juga mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian.
Kita juga merintis kerja sama dengan The Australian National University (Universitas Nasional Australia) di Canberra dan dengan Chung Yuan Christian University di Taipeh. Bulan Juni mendatang kita tanda tangan MoU dengan dua universitas ini, juga dengan National University of Singapore.
Konkritnya, kita melakukan penelitian dan publikasi bersama selain menggelar seminar bersama.
Unwira juga menjadi anggota Association of South East and East Asia Catholic Colleges and Universities (ASEACCU), dengan lembaga USAID (From The American People) Higher Education Leadership and Management.
Singkatnya, yang menjadi rencana utama saya selama 3-4 tahun ke depan ini adalah mengaktifkan penelitian dan publikasi, baik pada jurnal-jurnal prodi atau fakultas maupun dalam bentuk buku. Apalagi kita punya Unwira Press. Ini yang harus kita kembangkan dan manfaatkan. Sekarang kita punya ARTEKS (jurnal teknik arsitektur). Jurnal ini sudah masuk jejaring internasional. Kita bangga. Kita juga harus giat menggelar pelatihan untuk para penulis.
Penelitian dan publikasi ini harus menjadi obsesi semua stakeholder di Unwira. Kemenristek Dikti siapkan begitu banyak dana penelitian. Tinggal kita menangkap peluang itu untuk menunjang pembelajaran berbasis riset. Tren kuat pada abad ke-21, proses harus diwujudkan dalam bentuk seminar tetapi juga dalam bentuk aktivitas di kelas.
Dengan demikian, salah satu metode dalam "Student Centered Learning" (SCL) adalah mengintegrasikan riset dalam proses pembelajaran (pembelajaran berbasis riset), yang kelak akan berbuah berupa publikasi akademik, baik oleh dosen maupun mahasiswa. Hasil publikasi akademik itu pun bakal bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Juga dapat diterapkan demi perubahan dan pembangunan masyarakat NTT.
Mulai 18 September 2017 lalu, Unwira bersama 12 perguruan tinggi lain di Indonesia, juga menjalin kerja sama dengan Badan Keahlian DPR RI. Kegiatannya, menyusun dan membahas naskah akademik setiap draft undang-undang. Setiap perguruan tinggi diminta menyiapkan enam orang dosen untuk disertakan dalam Badan Keahlian DPR RI. Ini salah satu cara agar lembaga legislatif itu kuat. Untuk Unwira, kita sudah siapkan dosen-dosen S3.
Muara dari kerja sama ini untuk memberi nilai plus kepada para lulusan. Selain melalui program peningkatan keterampilan penggunaan teknologi informasi (IT), bahasa Inggris dengan menyediakan kursus dan membentuk lulusan yang memiliki jiwa entrepreneur dengan menjadikan mata kuliah kewirausahaan dalam kurikulum dan praktek berbisnis secara nyata.
Alumni
Permintaan masyarakat untuk lulusan pendidikan berkualitas internasional pun menjadi tantangan tersendiri bagi Unwira. Menjawabi tantangan itu, Unwira terus mengembangkan kerja sama dengan berbagai lembaga pemerintah dan swasta.