Merenda UNWIRA Sebagai "Center of Excellence"

Unwira Kupang kini mematrikan diri sebagai perguruan tinggi yang memenuhi standar nasional.

Penulis: Benny Dasman | Editor: Benny Dasman
zoom-inlihat foto Merenda UNWIRA Sebagai
ISTIMEWA
Pater Dr. Philipus Tule, SVD

Ke depan, dalam masa kepemimpinan saya, harus ada tiga atau empat orang dosen yang mengurus professorship. Jangan melihat itu sebagai ambisi pribadi tetapi sebagai ambisi lembaga (Unwira). Harus ada yang menjadi profesor. Ini semua dalam rangka menghasilkan lulusan yang berkualitas.

Dosen-dosen pun harus meningkatkan kualifikasi pribadinya dengan mengikuti seminar-seminar nasional maupun internasional. Ini untuk menunjang peningkatan mutu akademik para dosen dan mahasiswa. Dosen-dosen juga diutus untuk mengikuti seminar bertaraf nasional baik sebagai peserta maupun sebagai pemateri, sekaligus membangun kerja sama dengan pihak eksternal.

Dalam rangka peningkatan mutu lulusan, Unwira mengembangkan kurikulum berdasarkan SN DIKTI berbasis kerangka kualifikasi nasional Indonesia atau KKNI. Ini disebut sebagai kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. Standar akademiknya ditetapkan BAN PT.

Ada sembilan standar yang operasionalnya diterapkan pada 2019 mendatang. Namun, kami di Unwira sudah merincikan sembilan standar itu menjadi 42 standar. Ini sudah melampaui dari yang ditetapkan BAN PT. Tentunya 42 standar ini sangat khas dengan karakteristik Unwira. Semua itu untuk menunjang program penjamin mutu. Penilaiannya berdasarkan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPM).

Untuk penjaminan mutu internal, Unwira terbilang kuat karena kami memiliki Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M). Jadi, secara internal Unwira sendiri melakukan akreditasi dan secara eksternal oleh BAN PT. Jadi, LP3M serta para praktisi di lingkungan kampus bergandengan merumuskan model pembelajaran berbasis riset, selain mempunyai kegiatan pengembangan bakat atau ekstrakurikuler di luar kegiatan utama belajar mengajar.

Semua ini sebagai strategi untuk menghasilkan out put Unwira yang berkualitas. Kita menyiapkan out put yang bermutu untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia masyarakat Indonesia. Para lulusan Unwira, tidak hanya berkarya di NTT tetapi juga di luar negeri.

Saat ini sekitar 200 mahasiswa dari Timor Leste kuliah di Unwira. Ada alumni Unwira dari Timor Leste sudah menjadi menteri. Ini sangat membanggakan. Begitu pun misionaris kita tamatan Unwira, ada yang berkarya di luar negeri. Kita membangun jejaring dengan lembaga di mana para alumni ini bekerja.

Kembangkan Teknologi Informasi
Dalam era revolusi industri generasi keempat saat ini, tuntutan teknologi semakin tinggi di dunia kampus. Unwira sebagai kampus yang mengedepankan kualitas harus siap dan tanggap, kalau tidak akan tertinggal. Ini untuk menyikapi tuntutan pemerintah agar para lulusan pendidikan tinggi melek teknologi.

Saya berharap lulusan perguruan tinggi ini sudah melek teknologi. Gunakan teknologi itu untuk meraih kesuksesan dan berbagai capaian prestasi.

Penguasaan teknologi telah menjadi keterampilan yang melekat bagi setiap sarjana. Tanpa keterampilan dalam penguasaan teknologi akan menjadikan lulusan perguruan tinggi sebagai penonton. Bukan sebagai pelaku yang memanfaatkan teknologi.

Saat ini, kami di Unwira, laporan beban kerja dosen setiap semester disampaikan melalui online. Ke depan, penerimaan mahasiswa baru juga kita lakukan melalui online.

Obsesi kita Unwira harus memiliki dan mengelola teknologi informasi (IT) secara teknikal (IT Function) dengan mengantongi hak cipta sendiri. Misalnya, Unwira Tech. Itu yang kita kembangkan nanti. Jadi, dosen dan mahasiswa harus kuasai IT. Rujukannya pada SIMAK (sistem informasi akademik).

Rencana strategis ini didukung penuh yayasan, selain membangun fasilitas perkuliahan serta sarana dan prasarana. Sejak tahun 2014, Unwira secara bertahap membangun gedung kampus dua berlokasi di Penfui.

Ke depan kita sudah mempunyai master plan kampus yang luar biasa seluas 20 hektare di Penfui. Kita sudah merampungkan pembangunan beberapa unit gedung kampus tempat perkuliahan mahasiswa untuk lima fakultas. Sedangkan dua fakultas lainnya masih kuliah di kampus Merdeka-Kupang.

Saya juga berobsesi membangun pemondokan mahasiswa. Tanah milik SVD di dekat kampus baru di Penfui masih luas. Bisa saja di tempat itu kita bangun rusunawa milik SVD. Juga kantin dan unit usaha lainnya. Jika mahasiswa terkonsentrasi, gampang kita melakukan pastoral kategorial. Ini identitas kita yang tak boleh hilang. Nanti seluruh kegiatan belajar mengajar dipusatkan di Kampus Penfui atau setidak-tidaknya 70 persen kegiatan kampus dipusatkan di Penfui.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved