Geliat Penenun Insana TTU, Harga Tenun Ikat Motif Buna Mencengangkan
Banyak perempuan di wilayah ini memiliki ketrampilan menenun. Produk kain motif dari wilayah ini sudah cukup
Penulis: Teni Jenahas | Editor: Dion DB Putra
Untuk menghasilkan satu lembar kain sarung dibutuhkan waktu sekitar enam bulan bahkan satu tahun.
Motif ini biasa dibeli oleh orang-orang dari kalangan ekonomi menengah ke atas karena harganya mahal. Penenun jarang menenun motif Buna jika tidak dipesan. Sebab bahan bakunya dibutuhkan banyak.
Menurut warga, motif Buna memiliki arti budaya karena bentuk tenunan dan warna yang ada dalam kain itu menunjukan suku-suku besar di Insana. Bagi masyarakat setempat menyebutnya dengan istilah, Hitu-Taboy-Saijao-Banusu yang merupakan nama suku-suku besar di Insana.
Kotak paling dalam yang berwarna putih disebut Hitu, kotak warna biru dinamakan Taboy, kotak warna merah diberi nama Saijao, dan kotak lingkaran paling luar dinamakan Banusu.
Kemudian motif ikat juga lebih sulit dari motif sotis. Namun, peminatnya kurang. Proses tenunnya membutuhkan waktu lebih lama sekitar dua minggu. Harganya berkisar Rp 750 ribu.
"Satu lembar kain sarung bisa tenun dua minggu," kata Rosalinda. Menurut Theresia Neno dan Rosalinda Abuk, peralatan tenun yang mereka gunakan dari bahan lokal seperti kayu dan bambu. (teni jenahas)