Apa Dampak yang Akan Terjadi Dari Pembangunan Bendungan Temef di TTS

Inilah sejumlah dampak yang akan terjadi dari pembangunan Bendungan Temef di Kabupaten TTS.

Pos kupang/novemy leo
BENDUNGAN TEMEF - Inilah lokasi Bendungan Temef di TTS, Kamis (19/10/2017). 

Laporan Wartawan Pos Kupang.com, Novemy Leo

POS-KUPANG.COM | OENINO – Camat Oenino, Jacobus Banamtuan dan Camat Polen, Nimrod Th. Tauho mengemukakan dampak yang akan terjadi dari pembangunan Bendungan Temef di Kabupaten TTS.

Menurut Jacobus, sebanyak 11.000 jiwa atau 3.088 KK di Kecamatan Oenino selama ini kekurangan air. Untuk mencukupi kebutuhan air, masyarakat membeli air dari mobil tangki maupun mobil pick up.

Karenanya, dengan adanya pembangunan Bendungan Temef ini, diharapkan masyarakat Oenino tidak kesulitan air bersih lagi. Selain itu berbagai sektor seperti pertanian, peternakan dan pariwista akan berkembang.

Nimrod mengatakan, dengan pembangunan Bendungan Temef maka bisa meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Bendungan Temef akan dibangun pada lahan seluas 500 ha yang berada di Kecamatan Polen dan Kecamatan Oenino. Nilai proyek ini sekitar Rp 1,7 trilyun.

“Pembangunan Bendungan Temef ini akan mendapat manfaat positif, khususnya berkaitan dengan ketersediaan air bersih. Selama ini, masyarakat berteriak soal kekurangan air bersih dan hal ini akan terjawab setelah ada Bendungan Temef,” kata Nimrod, Kamis (19/10/2017) siang.

Nimrod menjelaskan, selama ini wilayahnya sangat kekurangan air. Dari 11 Desa di Kecamatan Polen, hanya ada dua desa yakni Desa Puna dan Desa Loli yang airnya melimpah. Bahkan di Desa Puna sudah masuk jaringan perpipaan sejak tahun 2010.

“Sedangkan sembilan desa lainnya terutama di Desa Balu, Saenoni, Mesakbubuk, Usapin Nasi, Fatumnutu, Oelnunu, masyarakat sangat kekurangan air,” kata Nimrod.

Menurut Nimrod, dengan pembangunan Bendungan Temef, sebanyak 15.600 jiwa atau 5.000 KK warga Kecamatan Polen atau tidak akan kesulitan air lagi.

Kalau Bendungan Temef sudah jadi, kata Nimrod, sejumlah sector seperti pertanian, perkebunan, peternakan, dan pariwisata di wilayahnya akan berkembang.

“Masyarakat bisa mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari, bisa menyirami tanaman pertanian dan perkebunannya, bahkan bisa menjual hasil kerajinan tangan,” kata Nimrod. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved