Berita Timor Rote Sabu

Anak Anak TTS Ingin Bebas Dari Permasalahan Anak

Kami sebagai anak-anak akan mewujudkan apa yang kami impikan dan cita-citakan

pos kupang
Pengurus Dewan Anak Kabupaten TTS 

Acara hari itu juga diisi dengan dialog tanya jawab antara anak-anak dengan Bupati TTS dan jajarannya. Nino Besi, murid SMA Keisten 1 bertanya soal kurangnya guru PNS di sekolah swasta karena guru PNS di sekolah swasta biasanya yang ditarik ke sekolah negeri.

“Apa bedanya kami sebagai anak-anak di sekolah swasta dan anak-anak yang ada di sekolah negeri. Kami yang bersekolah di sekolah swasta kan juga anak-anak bangsa yang berhak meperoleh penidikan dan pengajaran dari guru PNS. Kesannya seperti ada diskirminasi dalam penempatan guru,” kata Nino.

Bona Abenu dari SMA Kristen Soe bertanya soal kesejahteraan anak-anak. Mei-Mei Oi dari SMA 1 Amanuban menggugah peran pemerintah dalam meminimalisir pekerja anak di TTS. Lin Nahak, murid kelas 11 SMAN 1 Soe bertanya soal tindakan nyata pemda TTS dalam menumbuhkan minat anak beesekolah.

“Pendidikan di daerah TTS ini masih rendah bukan karena factor ekonomi tapi juga karena kemalasan anak-anak. Bagaimana cara pemda agar bisa menumbuhkan minat anak bersekolah,” kata Lin.

Bupati TTS, Paul Mella, menjelaskan bahwa sejak tahun 2015, pemerintah sudah melakukan gerakan mengembalikan anak-anak putus sekolah dan pekerja anak itu ke bangku sekolah.

Dan ini menjadi tanggungjawab semua pihak mulai dari kabupaten, kecamatan hingga desa. “Jika ada anak yang masih bermain diluar dan tidak sekolah, harus diinformasikan agar bisa dikembalikan ke sekolah,” kata Mella.

Menurut Mella, kesejahteraan anak-anak di TTS bisa terwujud jika orangtua dan semua pihak bisa mewujudkan hak-hak anak dalam kehidupan sehari-hari.

Meski demikian Mella juga mengingatkan kepada anak-anak agar tidak ‘manja’ dan hanya menuntut haknya sedangkan kewajibannya sebagai anak tidak dipenuhi.

Mella memastikan tidak pernah ada perlakuan dikriminasi bagi sekolah swasta dan negeri yang ada di TTS.

Menurut Mella, pihaknya sudah membentuk forum anak di sejumlah desa dan kecamatan agar hak-hak anak bisa terpenuhi.

Mella berharap Dewan Anak TTS yang baru dilantik tidak saja menampung aspirasi anan TTS tapi bisa melakukan kerja lebih dari itu.

“Dewan Anak TTS harus mampu menjangkau anak-anak yang termarginalkan, anak jalanan, atau anak berkebutuhan khusus dan anak yang masih terisolasi di daerah terpencil. Ini menjadi tugas kita bersama,” ajak Mella.

Mella berharap anak-anak bisa terlibat aktif dalam pembanguan mulai dari perencanaan di tingkat musrenbang desa, kelurahan hingga kecamatan.

“Anak-anak harus hadir dalam pernecanaan pembangunan mulai dari tingkat desa, agar suara dan apa yang menjadi kebutuhan anak bisa didengar dan diwujudkan oleh pemerintah,” kata Mella. (novemy leo)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved