Berita Timor Rote Sabu

Anak Anak TTS Ingin Bebas Dari Permasalahan Anak

Kami sebagai anak-anak akan mewujudkan apa yang kami impikan dan cita-citakan

pos kupang
Pengurus Dewan Anak Kabupaten TTS 

Laporan wartawan pos kupang.com, novemy leo

POS KUPANG.COM, SOE - Kami sebagai anak-anak akan mewujudkan apa yang kami impikan dan cita-citakan ke depan dan itu semua dapat berjalan dengan baik dengan dukungan semua pihak.

Demikian disampaikan Ketua Dewan Anak TTS, Berti Diani Fallo (18), yang baru dilantik oleh Bupati TTS, Paul Mella, Jumat (8/9/2017)

Ribuan anak-anak sekolah di kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) beserta pimpinan SKPD dan tamu undangan, Jumat (8/9/2017), memenuhi aula Mutis Pemkab TTS.

Kehadiran mereka untuk memperingati Hari Anak Nasional (HAN) tingkat Kabupaten TTS. Mereka hadir dengan berpakaian baju kaos berkerah didominiasi warna merah dengan tulisan di dada kiri Hari Anak nasional kabupaten TTS 2017.

Hari itu juga, sebanyak 52 anak-anak dari sejumlah kecamatan di TTS dilantik menjadi Dewan Anak Kabupaten TTS oleh Bupati TTS, Paul Mella.

Usai pelantikan, dilanjutkan dengan pembacaan hak-hak anak oeh Delilah Toh dan Jekaraldo Sine persembahan lagu-lagu perjuangan dan daerah oleh pengurus Dewan Anak TTS. Ada juga pembacaan cerita dongeng tentang Fatu Atoni oleh Iren Kamlasi (11), murid SD Oekamusa. Serta tarian teatrikal dari Sanggar Nekamese dengan tema Senyuman Anak Indonesia.

Atraksi seni yang ditampilkan secara apik oleh anak-anak berusia 8-17 tahun itu memukau undangan. Tepukan tangan dan senyum selalu terpancar dari wajah tamu undangan.

Ketua Dewan Anak TTS, Berti Diani Fallo berharap pemerintah bisa lebih memperhatikan hak hak anak.

“Kami sebagai anak-anak akan mewujudkan apa yang kami impikan dan cita-citakan ke depan dan itu semua dapat berajalan dengan baik dengan dukungan semua pihak,” kata murid kelas 3 SMA Kristen 2 Soe itu.

Perempuan yang bercita-cita ingin menjadi tentara wanita ini mengatakan, cita-cita anak TTS pada umumnya adalah terbebas dari permasalahan anak-anak.

“Anak-anak TTS bercita-cita terbebas dari permasalahan anak-anak. Seperti kekerasan seksual, kekerasan ekonomi dan permasalahan lainnya. Anak-anak yang tidak bersekolah saya ingin mereka semua bisa masuk kembali ke sekolah seperti saya,” kata Berti.

Untuk anak-anak TTS, Berti berpesan agar anak-anak bisa terus berusaha meraih cita-cita. “Karena kita sebagai anak-anak, kita bukan anak anak yang lemah tapi kita anak-anak yang kuat. Kedepan saya yakin, kita semua anak-anak bisa menjadi generasi penerus bangsa yang cerdas dan berwibawa,” harap Berti.

Untuk pemerintah, orangtua dan masyarakat, Berti berharap bisa lebih memperhatikan anak-anak dan bisa mendukung anak-anak untuk mencapai cita-cita mereka.

Berti dan Celsi, murid SDK Yaswari Soe 5 berharap pemerintah bisa rutin menggelar acara-acara lomba untuk bisa meningkatkan kreatiditas dan rasa percaya diri anak. Wakil Sanggar Suara Perempuan Soe, Filipin Taneo-Therik berharap pemeirntah bisa mempersiapkan sarana prasarana dan fasilitas pendukung pendidikan mulai dari tingkat PAUD sampai tingkat SMA dan PT sehingga anak-anak bisa nyaman selama menempuh pendidikan. Dan dr. Hosiani Inrantau berharap orangtua bisa tetap memperhatikan gizi dan kesehatan anak-anak sehingga anak-anak bisa menjalankan kehidupan dengan sehat dan bahagia.

Acara hari itu juga diisi dengan dialog tanya jawab antara anak-anak dengan Bupati TTS dan jajarannya. Nino Besi, murid SMA Keisten 1 bertanya soal kurangnya guru PNS di sekolah swasta karena guru PNS di sekolah swasta biasanya yang ditarik ke sekolah negeri.

“Apa bedanya kami sebagai anak-anak di sekolah swasta dan anak-anak yang ada di sekolah negeri. Kami yang bersekolah di sekolah swasta kan juga anak-anak bangsa yang berhak meperoleh penidikan dan pengajaran dari guru PNS. Kesannya seperti ada diskirminasi dalam penempatan guru,” kata Nino.

Bona Abenu dari SMA Kristen Soe bertanya soal kesejahteraan anak-anak. Mei-Mei Oi dari SMA 1 Amanuban menggugah peran pemerintah dalam meminimalisir pekerja anak di TTS. Lin Nahak, murid kelas 11 SMAN 1 Soe bertanya soal tindakan nyata pemda TTS dalam menumbuhkan minat anak beesekolah.

“Pendidikan di daerah TTS ini masih rendah bukan karena factor ekonomi tapi juga karena kemalasan anak-anak. Bagaimana cara pemda agar bisa menumbuhkan minat anak bersekolah,” kata Lin.

Bupati TTS, Paul Mella, menjelaskan bahwa sejak tahun 2015, pemerintah sudah melakukan gerakan mengembalikan anak-anak putus sekolah dan pekerja anak itu ke bangku sekolah.

Dan ini menjadi tanggungjawab semua pihak mulai dari kabupaten, kecamatan hingga desa. “Jika ada anak yang masih bermain diluar dan tidak sekolah, harus diinformasikan agar bisa dikembalikan ke sekolah,” kata Mella.

Menurut Mella, kesejahteraan anak-anak di TTS bisa terwujud jika orangtua dan semua pihak bisa mewujudkan hak-hak anak dalam kehidupan sehari-hari.

Meski demikian Mella juga mengingatkan kepada anak-anak agar tidak ‘manja’ dan hanya menuntut haknya sedangkan kewajibannya sebagai anak tidak dipenuhi.

Mella memastikan tidak pernah ada perlakuan dikriminasi bagi sekolah swasta dan negeri yang ada di TTS.

Menurut Mella, pihaknya sudah membentuk forum anak di sejumlah desa dan kecamatan agar hak-hak anak bisa terpenuhi.

Mella berharap Dewan Anak TTS yang baru dilantik tidak saja menampung aspirasi anan TTS tapi bisa melakukan kerja lebih dari itu.

“Dewan Anak TTS harus mampu menjangkau anak-anak yang termarginalkan, anak jalanan, atau anak berkebutuhan khusus dan anak yang masih terisolasi di daerah terpencil. Ini menjadi tugas kita bersama,” ajak Mella.

Mella berharap anak-anak bisa terlibat aktif dalam pembanguan mulai dari perencanaan di tingkat musrenbang desa, kelurahan hingga kecamatan.

“Anak-anak harus hadir dalam pernecanaan pembangunan mulai dari tingkat desa, agar suara dan apa yang menjadi kebutuhan anak bisa didengar dan diwujudkan oleh pemerintah,” kata Mella. (novemy leo)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved