Berita Kota Kupang
VIDEO: Shirley Manutede Paling Jago Bikin Tenun Ikat NTT Jadi Busana Menarik
DALAM berbagai kesempatan, kecuali saat bekerja, perempuan ini selalu berupaya mengenakan aksesoris atau busana modifikasi tenun ikat NTT (TIN).
Penulis: omdsmy_novemy_leo | Editor: Rosalina Woso
"Semula saya bikin kostum modifikasi TIN untuk Admesh atas permintaannya, akhirnya itu menjadi ciri khas Andmesh di The Rissing Star. Maka sampai sekarang saya terus mensuport Andmesh dengan sukarela, tanpa bayaran, sebab saya senang mendapat wadah mempromosikan TIN ke luar NTT. Prinsip saya, bekerjalah dengan maskimal, jangan pikir hasil yang akan didapat. Karena semua jerih lelah yang kita lakukan pasti Tuhan akan memberikan hasil yang memuaskan," kata Shirley.
Perempuan bertinggi 175 cm ini mengatakan, hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah dan pengrajin TIN saat ini bukan lagi hanya soal motif, kuantitas atau kualitas TIN saja. Tapi sudah harus mulai memikirkan bagaimana agar bisa segera mengamankan dan mendaftarkan TIN sebagai karya cipta ke Kementerian Hukum dan HAM (Kemehukham).
"Dengan daftar hak cipta untuk motif TIN maka motif TIN tidak akan seenaknya ditiru oleh pihak lain selain pemerintah dan pengrajin TIN di wilayah NTT. Jangan sampai kita menyesal setelah sejumlah motif TIN sudah didaftarkan oleh pihak lain yang tidak punya hak mendaftarkan hak cipta dimaksud. Akhirnya kita yang seharusnya lebih berhak justru tidak bisa memproduksi dan mengenakannya lagi karena sudah didaftarkan pihak lain. Menyesal kemudian tidak ada gunanya," pesan Shirley.
Perempuan yang hoby membaca dan mendesain baju ini juga mengajak semua pihak mulai mempromosikan dan mengembangkan TIN dengan cara mengenakannya dalam berbagai kesempatan. Dan pengrajin yang menciptakan motif TIN, bisa mendaftarkan hak cipta.
"Saya tidak bosan mengajak masyarakat NTT untuk terus mempromosikan TIN mulai dari diri kita sendiri. Caranya, kenakan TIN dalam kehidupan kita sehari-hari," ajak Shirley. (*)