Simaklah Kisah Sembilan TKI Lolos dari Aleppo Suriah Utara
Sembilan warga negara Indonesia berani bertaruh nyawah agar bisa keluar dari Aleppo, Suriah utara,
Menurut Aqra, seperti disampaikan Sidqi, perjalanan dari Aleppo ke Damaskus penuh tantangan dengan nyawah taruhannya.
Para TKI yang didampingi Akra harus melewati puluhan pos pemeriksaan militer yang super ketat.
Tampaknya karena relasi Suriah dan Indonesia sangat baik, militer melewatkan sembilan TKI itu tanpa harus dengan pemeriksaan yang ruwet.
Koper barang bawaan TKI tak diperiksa. "Kalau harus membuka semua koper, dua hari perjalanan belum cukup untuk bisa tiba di Damaskus," tambah Akra.
Pensosbud KBRI Damaskus Daftar nama WNI/TKI yang lolos dari Aleppo dan tiba di Damaskus, ibu kota Suriah, Senin (18/7/2016)
Pengacara asal Aleppo itu mengisahkan, kota Aleppo dalam seminggu terakhir babak belur oleh hujan mortir dari kubu oposisi. Air dan listrik adalah barang langka.
"Saya kira tadinya kami tidak akan selamat tiba di Damaskus," kata Sema bt Kusan Sunip, TKI yang sudah 5 tahun bekerja di Aleppo dengan membawa seluruh hak-haknya.
Nyawah adalah taruhan. "Di perjalanan mencekam sekali. Semua orang ketakutan," tambah Sunip.
"Alhamdulillah akhirnya saya dan teman-teman sampai dengan selamat di Damaskus," tambah Enday bt Tarwan, salah satu TKI Aleppo, yang telah 6 tahun terjebak di wilayah konflik Aleppo.
Dari berbagai sumber yang dihimpun Kompas.com, diperoleh keterangan bahwa situasi di Aleppo saat ini sangat mencekam.
Kota tersebut sedang terkepung dari berbagai sisi oleh pasukan pemerintah, oposisi, dan kelompok radikal. Kelompok radikal itu adalah Front al-Nusra dan Jablat al-Nusra.
Media Inggris The Independent melaporkan, 300.000 orang terancam mati kelaparan setelah pasukan loyalis Assad menguasai jalan Casstelo, urat nadi utama ke Aleppo.
Distribusi logistik, yakni obat makanan, merosot drastis. Petugas bantuan kemanusiaan juga sulit mencapai Aleppo, kota terbesar kedua setelah Damaskus, ibu kota Suriah.
Jalan Castello merupakan urat nadi, yang tidak saja digunakan oleh pasukan oposisi, tetapi juga para pedagang barang sembilan bahan pokok atau sembako. (Kompas.Com)