17 Diakon Dithabiskan, Uskup Saku: Tidak Usah Bercita-cita Lagi
Demikian Uskup Atambua, Mgr Dr Dominikus Saku, Pr saat menthabiskan 17 diakon di Seminari St Mikhael Penfui Kupang, Selasa (31/5/2016) siang. Sebanyak
Penulis: maksi_marho | Editor: Alfred Dama
Laporan Wartawan Pos Kupang, Maksi Marho
POS KUPANG.COM, KUPANG -- "Kini saudara-saudara sudah menjadi diakon. Terimalah injil Yesus Kristus ini. Berusahalah supaya apa yang saudara bacakan saudara percaya. Yang saudara percaya, saudara ajarkan, yang saudara ajarkan saudara laksanakan".
Demikian Uskup Atambua, Mgr Dr Dominikus Saku, Pr saat menthabiskan 17 diakon di Seminari St Mikhael Penfui Kupang, Selasa (31/5/2016) siang. Sebanyak 17 diakon yang dithabiskan berasal dari Keuskupan Waetabula Sumba dua diakon, Keuskupan Agung Kupang tiga diakon, Keuskupan Atambua tujuh diakon dan lima diakon berasal dari Biara Klaret.
Misa penthabisan diakon dihadiri 50-an pastor dan sekitar 500-an umat dan keluarga para diakon. Khusus upacara penthabisan, diawali dengan pengucapan janji calon diakon dilanjutkan dengan pemberkatan dengan posisi para diakon berbaring tiarap lalu penthabisan oleh uskup.
Selanjutnya uskup menyerahkan stola dan menyerahkan Alkitab kepada masing-masing diakon. Setelah upacara penthabisan baru dilanjutkan dengan upacara ekaristi.
Saat menyerahkan kitab suci kepada masing-masing diakon itulah, Uskup Atambua, Mgr Dr Dominikus Saku, Pr selaku uskup penthabis mengatakan, agar setiap diakon menerima Injil Yesus Kristus serta berusaha membaca, percaya kepada Injil, mengajarkan Injil kepada umat dan juga melaksanakan sendiri dalam hidup.
"Hari-hari pertama merupakan momentum yang indah untuk menghayati thabisan suci diakonat. Tidak usaha bercita-cita lagi karena yang dicita-citakan sudah tercapai. Thabisan diakon merupakan peralihan menuju thabisan imam," kata Uskup Saku dalam sambutannya pada misa penthabisan tersebut.
Karena itu, Uskup Saku mengucapkan selamat kepada para diakon yang baru dithabis.
"Selamat menjalani masa diakonat. Masa paling indah sebelum menjadi imam," kata Uskup Saku.
Uskup Saku mengingatkan, menjadi diakon berarti menjadi pelayan, menjadi hamba Tuhan. Oleh karena itu jalani diakonat dengan sebaik-baiknya.
Sementara Romo Preses Seminari St Mikhael Penfui, Romo Herman Punda Panda, Pr dalam sambutannya mengatakan, dengan dithabis menjadi diakon, maka terjadi perubahan status dari status sebelumnya sebagai frater.
Perubahan status ini jangan menjadikan para diakon merasa hebat tetapi haru tetap hidup sederhana. Karena sesungguhnya diakon adalah pelayan gereja bukan untuk dilayani.*
