Breaking News

Keuskupan Atambua Produksi Ransum Babi

Keuskupan Atambua (KA) melalui Panitia Pengembangan Sosial Ekonomi (PPSE) membuat pakan ternak

Editor: Ferry Ndoen
Pos Kupang/NET
Pekerja sedang membakar sei babi 

POS KUPANG.COM. ATAMBUA - Keuskupan Atambua (KA) melalui Panitia Pengembangan Sosial Ekonomi (PPSE) membuat pakan ternak untuk babi berkualitas tinggi dan dan akan segera dipasarkan kepada masyarakat dengan nama B2 Feed.

Direktur PPSE Keuskupan Atambua, Romo Urbanus Hala kepada wartawan di Kantor PPSE KA, Sabtu (26/9/2015) mengatakan, peluncuran produk pakan ternak B2 Feed ini akan diluncurkan secara resmi pada tanggal 30 September di Emaus-Atambua yang akan menghadirkan Menteri Perdagangan dan Gubernur NTT.

Dikatakannya, produksi pakan ternak babi B2 Feed ini sebagai bentuk kepedulian gereja terhadap pemberdayaan okonomi umat. Diharapkan, pakan ternak babi ini bisa membantu pengembangan ternak babi yang selama ini dilakukan masyarakat. "Gereja tidak bisa di atas mimbar saja, tetapi mengambil langkah teknis," katanya.

Menurutnya, langkah untuk memproduksi pakan ternak babi ini berdasarkan kajian bahwa ternak babi yang dipelihara masyarakat selama ini hanya mengandalkan pakan seperti ubi kayu dan jagung tanpa memperhatikan keseimbangan nutrisinya. Juga karena semakin banyak masyarakat beternak babi yang berdampak pada tingginya kebutuhan pakan ternak.

Menurur Romo Urbanus, pakan ternak B2 Feed ini memiliki keunggulan karena memiliki kandungan nutrisi yang lengkap baik untuk ternak babi penggemukan maupun untuk induk babi yang sedang menyusui.

"IPB Bogor yang melatih pembuatan ransum ini dan untuk Indonesia baru enam tempat. Belu adalah pertama di NTT," jelasnya.

Manager Produksi B2 Feed, Romo Yohanes Meak pada kesempatan itu mengatakan, B2 Feed terbuat dari gaplek, jagung, dedak, hijauan dan mineral yang diracik sesuai takaran sehingga bisa menghasilkan pakan ternak yang berkualitas tinggi.

"Satu hari, bobot badan babi bertambah 150 gram. Jadi sekitar enam atau tujuh bulan babi sudah bisa dijual dengan harga Rp 5-6 juta," jelasnya.

Mengenai pemasarannya, Romo Yohanes mengatakan, karena produksinya masih terbatas yakni satu ton perhari maka bagi yang berminat bisa langsung ke Emaus.

"Harganya terbilang murah. Antara Rp 7.000 sampai Rp 8.000 per kilogramnya," katanya.
Dosen Peternakan Universitas Timor, Oktovianus Nahak menjelaskan, berdasarkan hasil uji laboratorium yang dilakukan pihaknya, pakan atau ransum ini sangat luar biasa. "Hasil uji lab yang kami lakukan, ransum kita sangat luar biasa. Ini melalui uji pakan, lalu kami uji biologis dan lakukan kajian pada empat paroki di TTU, Malaka dan PPSE. Ini sangat luar biasa, setiap hari ada penambahan berat badan 140 gram. Potensi pembuatan ransum ini sangat besar," jelasnya. (roy)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved