Tamu Kita

Elizabeth Blantran de Rozari: Jangan Menjadi Orangtua yang Egois

Di balik keberhasilan suami dan anak-anak, ada seorang istri dan ibu yang hebat. Salah satu wanita yang hebat itu adalah Elizabeth Blantran de Rozari

Elizabeth Blantran de Rozari: Jangan Menjadi Orangtua yang Egois - Elisabeth_Blantaran_de_Rozari_(1).jpg
istimewa
KELUARGA ELISABETH-- Elisabeth Blanteran de Rozari bersama suami, Ir. Karel Karni Lando dan kedua anaknya.
Elizabeth Blantran de Rozari: Jangan Menjadi Orangtua yang Egois - Elisabeth_Blantaran_de_Rozari_(3).jpg
istimewa
KELUARGA ELISABETH-- Elisabeth Blanteran de Rozari bersama suami, Ir. Karel Karni Lando dan kedua anaknya.
Elizabeth Blantran de Rozari: Jangan Menjadi Orangtua yang Egois - Elisabeth_Blantaran_de_Rozari_(2).jpg
istimewa
Elisabeth Blanteran de Rozari

Karena suami tidak hanya ingin diurusi keperluan sehari-harinya saja seperti tersedianya pakaian, sepatu, dasi dan lainnya tapi suami juga perlu untuk berdiskusi tentang pekerjaan dan berbagai hal dengan istrinya. Jadilah istri yang cerdas secara lahir dan batin.

Apa harapan dan impian Anda yang masih ingin Anda capai?
Saat ini saya sudah sangat bersyukur dengan apa yang saya miliki. Memiliki anak-anak yang penurut dan baik, memiliki suami yang bertanggung jawab dan setia. Semua itu merupakan berkat Tuhan yang sangat besar bagi saya. Saat anak-anak saya sudah selesai sekolah dokter nanti, saya ingin sekali membuat suatu lembaga semacam sekolah untuk orang-orang yang tidak mampu, atau sebuah klinik kesehatan atau semacam lembaga yang mengurusi orang-orang yang tidak berkecukupan.

Mungkin mimpi saya ini terlalu tinggi namun semoga hal itu bisa terwujud. Aya juga ingin kembali ke daerah dan memberikan konstribusi positif kepada masyarakat dan daerah NTT. Suatu waktu nanti saya akan pulang dan mengabdi di sana.

Simpan 65 Surat Cinta

MESKI cita-citanya menjadi seorang dokter kandas namun tak mengecewakan Elizabeth Setiawati Blantran de Rozari alias Etty ini. Pasalnya, cita-citanya itu kini bisa 'diteruskan' oleh kedua anaknya, Cathy dan Aldo. "Saya percaya bahwa semua hal yang kami terima dalam kehidupan kami ini merupakan berkat dan kasih dari Tuhan," kata penyuka warna biru dan coklat ini.

'Selalu untuk selamanya' menjadi salah satu lagu favorit yang selalu dinyanyikan Etty setiap kali dia merasakan sukacita dalam menapaki kehidupannya. Meski suaranya pas-pasan, namun menurut wanita kelahiran 13 Juli 1965 ini, menyanyi merupakan salah satu hal positif yang bisa membuatnya awet muda.

"Dengan menyanyi saya bisa melepaskan seluruh rasa yang ada di hati," kata penyuka jagung rebus dan salad ini.

Umurnya tahun ini akan mencapai setengah abad, namun wajah dan tubuh alumni SMAK Syuradikara Ende 1983 ini masih terlihat awet muda dan cantik. Apa rahasianya?

Wanita berkulit putih ini mengatakan, selalu bersuka cita dalam menjalani kehidupannya dan selalu mengucap bersyukur atas apapun yang diperolehnya, suka dan duka. Alumni SMP Sanctissima Trinitas Hokeng ini juga selalu banyak minum air putih dan bergembira serta mengatur pola makan dengan baik.

Alumni SDK Larantuka II ini sangat mencintai kebersihan karena kebersihan itu merupakan bagian dari iman dan juga menjadi cerminan seseorang.

"Sesuatu yang bersih itu pasti akan indah dipandang mata. Karena itu saya paling tidak suka melihat rumah atau lingkungan yang kotor apalagi orang yang jorok. Saya juga paling tidak suka orang yang tidak tepat waktu," kata si pemilik rambut lurus ini.

Alumni Fakultas Ekonomi Manajamen Universitas Pakuan Bogor ini memiliki kisah cinta yang unik dengan suaminya, Ir. Karel Karni Lando. Keduanya adalah teman sekolah di SMU Syuradikara Ende tahun 1980. Namun selama tiga tahun bersekolah di sana, keduanya tidak pernah akur karena selalu bersaing dalam mencapai prestasi. Bagai tikus dan kucing demikian teman-temannya menilai keduanya yang selalu saja bertengkar.

Barulah setelah bertemu saat kuliah tahun 1986, benih-benih cinta di antara mereka mulai tumbuh. Setelah dipertemukan oleh Renata Fernandez, teman sekolah mereka, mulailah terjalinlah komunikasi intens di antara keduanya. Tak tanggung, untuk bisa terus menjalnin komunikasi 'asmara', keduanya selalu kirim mengirim surat melalui Pos dan Giro. Dari menggunakan perangko biasa, meningkat menggunakan perangko kilat hingga kilat tercatat.

"Sampai-sampai uang makan saya habis terpakai untuk biaya mengirim surat secara kilat tercatat untuk Pak Karel," kata Etty mengenang masa pacaran mereka. Akhirnya keduanya menikah bulan Desember 1990.

Suatu saat ketika sedang bercerita, Etty dikejutkan oleh pengakuan suaminya, bahwa surat-surat cinta dari Eti masih disimpannya.

"Saya kaget mendengar pengakuan Pak Karel itu. Karena saya juga menyimpan semua surat-surat Pak Karel untuk saya. Surat-cinta kami itu saya kumpulkan dan simpan dan saya binder semuanya. Semua surat cinta kami itu totalnya ada 65 surat," kata Etty sambil memperlihatkan surat cinta mereka itu.

Ikuti Terus Berita Terbaru di http://kupang.tribunnews.com
silahkan
Like www.facebook.com/poskupang.online
Follow https://twitter.com/poskupang

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved