Bobby Lianto, MBA: Punya Rumah adalah Investasi
Memiliki rumah sendiri tentu menjadi idaman setiap orang. Sayangnya tidak semua orang belum memiliki rumah
Sebenarnya tidak punya kesadaran atau kurang percaya diri untuk segera punya rumah?
Dalam kenyataannya memang ada dua hal. Pertama, orang kurang tersosialisasikan tentang fasilitas pemerintah ini. Sebenarnya fasilitas pemerintah ini jelas yaitu uang muka hanya 5 persen atau Rp 5.750.000. Tentu dengan standar gaji sekitar Rp 3 juta-an, tentu dia harus menabung dalam sekian bulan untuk bisa medapat Rp 5,750 juta ini untuk uang muka. Setelah itu cicilannya sekitar Rp 700 ribuan per bulan. Kalau gajinya Rp 3,5 juta per bulan, maka seharusnya dia sudah mampu memiliki rumah tipe RST tadi. Nah, cuma saja kadang sosialisasi ini belum sampai ke masyarakat. Sosialisasi ini juga oleh developer. Kedua, ada orang yang datang baru kaget dan baru tahu bahwa cicil rumah ini ternyata lebih murah dari mencicil motor.
Perumahan mewah di Kupang sudah mulai ramai. Apakah orang sanggup untuk beli rumah yang harganya mencapai miliaran?
Jadi, kalau kita pelajari, yang namanya sesuatu muncul di pasar itu sesuai kebutuhan. Kalau di NTT yang kita lihat adalah di Kupang. Di Kupang sini banyak muncul untuk kelas menengah ke atas. Kalau Anda tanya bisa atau tidak, tentu ada pasar yang bisa dan ada yang tidak. Kita kembali kepada pertanyaan Anda, mampu atau tidak mampu, saya rasa untuk kelas Kupang seharusnya sudah bisa, itu akan terlihat dari pasar. Kalau semakin banyak survife dengan harga begitu berarti gambaran kita sudah mampu. Tapi kalau lama-lama tidak ada, itu menjadi gambaran ekonomi kita.
Mengapa Anda 'bermain' di sektor perumahan ini?
Begini, khususnya perumahan kenapa saya memilih properti, karena secara naluri bisnis saya melihat Kupang adalah kota yang berkembang sangat pesat. Sebagai lokasi ibu kota propinsi, kita lihat penduduknya tumbuh dan ini menjadi prospektif. Tapi di sisi lain, khususnya untuk developer yang membangun rumah sederhana ini, menurut bahasa saya, mereka adalah pahlawan.
Di REI itu kalau bangun rumah sederhana itu adalah pahlawan-pahlawan perumahan. Coba Anda bayangkan orang bangun rumah murah ini tentu keuntungannya tipis. Yang membuat kita mau untuk rumah murah ini sebenarnya hanya mau meramaikan kawasan. Dengan hadirnya rumah-rumah murah ini, maka kawasan itu menjadi ramai. Ada kawasan-kawasan strategis yang dijual lebih mahal seperti pertokoan atau rumah-rumah yang agak bagusnya lebih menguntungkan kita. (alfred dama)
Baru Sadar Jadi Ketua REI Termuda
MENJADI yang termuda dalam organisasi REI tentu hal yang tidak lazim. Namun ini yang dialami oleh Bobby Lianto. Bahkan menjadi orang termuda dalam organisasi ini baru disadari setelah ia menjadi Ketua REI NTT.
Menjadi ketua REI tidak pernah terpikirkan oleh Boby ataupun
rencana menjadi ketua REI. Niatnya hanya ingin bergabung. Namun pada Musda REI NTT 2010, para anggota REI NTT secara aklamasi memilihnya menjadi ketua. "Mungkin teman-teman melihat saya ini pendatang baru yang punya komitmen di bisnis ini, sehingga mereka menunjuk saya secara aklamasi menjadi ketua," jelasnya.
Saat menjadi ketua, suami dari Yuliana Nesia Angelina, S.E, ini baru berusia 28 tahun. Bahkan ia baru tahu bahwa ia Ketua REI termuda dalam rapat paripurna REI di Jakarta.
"Waktu pertama kali saya ikut dalam rapat paripurna di Jakarta, baru saya sadar bahwa saya ketua REI termuda. Karena biasanya yang menjadi ketua REI ini adalah mereka yang sudah punya usaha porperty yang matang dan mapan. Jadi, waktu itu saya jadi Ketua REI termuda se-Indonesia. Jadi, waktu saya nikah tahun 2012, seluruh ketua REI datang karena baru pertama kali ada ketua REI menikah. Karena ketua REI biasa menikahkan anak-anaknya," jelasnya.
Keinginan Boby masuk dalam dunia real estate ini juga didorong komitmennya untuk membangun NTT secara nyata. "Saya punya hati untuk mendorong pembangunan di NTT dalam sektor ril dan real estate ini merupakan sektor yang paling riil. Saya di REI sendiri punya satu visi sejak terpilih yaitu mendorong pembangunan. Dan, di NTT yang dikerahkan bukan hanya pemerintah saja tapi juga dari kita yaitu di sektor property yaitu sektor real estate," jelasnya.
Sebagai ketua REI, mimpi Boby adalah mendorong munculnya para developer- developer lokal di daerah-daerah. "Di daerah-daerah itu punya kontraktor yang besar dan banyak tapi mereka belum tahu regulasi dan belum berpikir untuk menjadi developer, padahal mereka punya tanah besar-besar. Lewat wadah ini kita mau sosialisasikan agar orang mau jadi developer. Itu salah satu program kita, jadi kita akan buat diklat bagaimana untuk menjadi seorang developer dan akan kita lakukan di awal tahun depan. Jadi, kita akan mengundang para bupati untuk bagaimana mendorong kontraktor-kontraktor ini menjadi developer. Jadi, mimpi kita adalah akan muncul developer-developer lokal di semua daerah di NTT," jelasnya.
Mengenai perasaannya sebagai ketua termuda, Bobby mengatakan, sebagai yang muda bukan berarti kurang pengalaman, tapi kalau kita punya hati untuk melayani, maka teman-teman di REI sangat respek dan menuakan saya. "Karena saya mau melayani teman-teman karena visi dari kita punya hati untuk melayani. Ini kesempatan yang Tuhan berikan kepada saya untuk melayani karena ketua itu bukan berarti sebagai pemilik tapi melayani," jelas Bobby. (alf)
DATA DIRI
----------------
* Nama: Bobby Lianto, MBA
* Tempat Tanggal Lahir: Kupang 3 Januari 1982
* Pendidikan: - TK Maria Goreti Kupang
- SDK Donbosko 1 Kupang
- SMP Frater Kupang tamat
- SMA Giovanni Kupang (pindah)
- SMA di Surabaya tamat 1992
- S1 Universitas Petra, Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen 1999-2003
- S2 di Antwerpen Belgia 2004-2005
* Keluarga:
- Istri: Yuliana Nesia Angelina
- Anak: Jaden Lianto