Breaking News

Jalan Kaki 7 Km Pikul Air Tak Lagi Dilakoni Warga Liwubao

Kesulitan mendapatkan akses air bersih dialami turun-temurun warga Kampung Liwubao, Desa Wolomapa, Kecamatan Hewokloang, Kabupaten Sikka

Penulis: Eugenius Moa | Editor: Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM/ Eginius Moa
Musyawarah umum penerima manfaat program NTA-Australia dan NTA-Indonesia di Aula Biara SCMM Wairklau Kota Maumere,Pulau Flores, selasa (28/5/2019) 

Jalan Kaki 7  Km Pikul  Air Tak  Lagi Dilakoni  Warga Liwubao      

Laporan Reporter Pos-Kupang.Com, Eginius Mo'a

POS-KUPANG.COM | MAUMERE-  Kesulitan mendapatkan akses  air bersih dialami  turun-temurun warga Kampung Liwubao,    Desa  Wolomapa,  Kecamatan Hewokloang,  Kabupaten  Sikka, Pulau   Flores di   Propinsi  Nusa Tenggara Timur.

Mendapatkan air bersih, mereka harus jalan kaki  sejauh  7 Km    ke  mata  air  Helir  di Desa  Pogon. Jalanan  berbatu, naik  dan turun,  warga   hanya bisa membawa   beberapa jeriken atau  memikul bambu  berisi air untuk dibawa  pulang ke rumah.

“Sekali  jalan   ke  mata  air  untuk mandi dan  cuci. Air yang dibawah pulang ke  rumah  untuk memasak  makanan dan minum,” kisah Agustina  Plewan, ketua  kelompok  bak  penampung air hujan  (PAH)  kepada  POS-KUPANG.COM,  Selasa  (28/5/2019) di  Maumere.

Selama 4 Hari, 19 Dokter Jakarta Lakukan Pemeriksaan Gratis di Manggarai Timur

Tanpa persediaan air yang memadai, demikian Agustina,  semua  urusan  rumah tangga  macet.  Mereka membutuhkan waktu berjam-jam mengakses  sumber  mata air.

Kesulitan warga  Liwubao,  demikian Agustina,  teratasi  ketika lembaga  Nusa   Tenggara  Association  (NTA)  Australia  dan NTA Indonesia  melakukan intervensi program ke  kampung itu.  Sebanyak  10 bak   PAH  dibangun di   Liwubao.

“Kalau musim hujan, kami  tampung air  hujan dan musim  kemarau  kami  beli tangki  air. Warga  lain yang punya  bak  PAH jauh  dari  jalan   raya mengambil   air  dari  pemilik    bak  PAH yang dekat ruas  jalan  dilalui kendaraan,” ujar Agustina.

Simak Proses Seleksi Calon Hakim Agung dan Hakim Ad Hoc

Agustina menuturkan, kehidupan warga  Liwubao kini lebih  baik. Persediaan  air  bersih di rumah yang memadai,  makan, minum dan kesehatan  lebih baik.

“Setelah  dibangun  bak air,   NTA memberi  bantuan  pembangunan  MCK. Di kelompok saya ada 10 unit  MCK,”  ujar Agustina.

Agustina bersama  seorang anggota kelompoknya menghadiri musyawarah umum ke-18  penerima manfaat program   NTA Australia dan  NTA Indonesia, Senin   (28/5/2019) di  Aula Biara  SCMM Wairklau  Maumere.  Musyawarah dihadiri  90-an kelompok  penerima  manfaat    program NTA Australia dan NTA Indonesia   dari  Kecamatan   Waigete,  Kewapante, Magepanda, Koting, Kangae,  Nelle dan  Hrewokloang.

KPK OTT Kepala Imigrasi Mataram di Duga Terkait Suap Izin Tinggal Wisatawan Asing

Musyawarah umum  sehari  membahas  masalah  dan  keberhasilan program ini dihadiri pimpinan  NTA-Indonesia,  Don Bosko Meke, Program  Manajer NTA-Australia,  Ria   Gondowarsito,  pendiri  NTA-Australia,  Colin Barlow,  Manajer Operasi  NTA, Stephanie  Heighes, dan   Valens  Pogon,   pimpinan Yayasan Pengembangan Masyarakat  Flores  (YPMF), mitra  NTA Indonesia  di  Sikka. (*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved