AMAN Nusa Bunga Dorong Manajemen Kolaborasi Masyarakat Adat Dan TNK

Laporan Reporter Pos Kupang.Com,Romualdus Pius

POS KUPANG.COM,ENDE- Ketua AMAN Nusa Bunga, Philipus Kami mengatakan
pemerintah dan masyarakat adat harus membangun konsensus ulang dan bersama - sama membangun kolaborasi antara apa yang masyarakat mau dan apa yang harus difasilitasi pemerintah dalam rangka pelestarian adat dan budaya, dalam rangka melestarikan hutan, dalam rangka menjaga TNK semakin baik ke depan.

Untuk itu maka AMAN berinisiatif untuk terus mengkawal pemerintah dan TNK agar program – program pusat yang berdampak pada perubahan regulasi dan kebijakan – kebijakan yang membangun pertemanan antara masyarakat adat dengan kehutanan maupun Balai TNK atau Taman Wisata Alam Kelimutu.

Hal tersebut dikatakan Ketua AMAN,Philipus Kami pada kegiatan konsolidasi Bersama Masyarakat Adat Daerah Penyangga Taman Nasional Kelimutu Bersama Balai TNK dan AMAN Nusa Bunga Dalam Mendorong Manajemen Kolaborasi di Desa Saga,Kecamatan Detusoko,Kabupaten Ende,Sabtu (4/5/2019).

Dalam rilis yang diterima Pos Kupang dari Humas Aman,Simon Welang,Selasa (7/5/2019) menyatakan hal ini sangat penting agar tidak terjadi lagi penglaiman terhadap masyarakat adat yang mengatakan bahwa masyarakat adat itu bodoh, tinggal di daerah pinggiran dan macam - macamnya.

• Ingin Buka Puasa Bersama? Ada Tawaran Menarik dari Hotel On The Rock Kupang

Namun yang terpenting adalah wilayah Taman Nasional Kelimutu ini adalah juga merupakan bagian dari wilayah adat keduapuluhtiga komunitas masyarakat adat sehingga harus didiskusikan secara baik agar tidak terjadi diskriminasi dari para pihak baik dari pemerintah, Balai TNK maupun diantara sesama masyarakat adat itu sendiri.

Oleh karena itu manajemennya harus diatur secara baik sehingga dengan nama besar TNK mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat adat yang ada di sekitar TNK.

• BREAKING NEWS- Kecelakaan Lalulintas di Borong, Dokter Indrawati Meninggal Dunia

“Kita tidak berharap adanya pendiskriminasian terhadap masyarakat adat sehingga tidak ada pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat. Jangan sampai hutan yang ada di kawasan TNK dan gunung yang selama ini kita jaga, masyarakat adat dipenjarakan.

Dan ini yang tidak kita inginkan bersama karena menyimpang dari cita – cita kemerdekaan bangsa Indonesia,” kata Philipus.

Philipus juga menuturkan jika menginginkan perubahan ke arah yang lebih baik maka harus dicari metode terbaik untuk secara bersama – sama menjaga TNK agar TNK semakin bagus ke depan dan lingkungan menjadi sehat dan baik.

• Mantan Petinju Chris John Senang Berkunjung di Nagekeo-NTT

Istilah – istilah baru yang diceritakan semestinya berhati – hati karena berbagai istilah yang ada di masyarakat adat belum digunakan dan dimanfaatkan.

Pihaknya berharap agar setiap komunitas adat harus menjaganya dan memulai menceritakan tentang kampung dan tata cara adat, hukum adat dan wilayah adat karena anak cucu masih akan hidup dalam seratus atau dua ratus generasi ke depannya

dan tidak habis hari ini sehingga tugas kita hari ini sangat berat untuk mengajarkan pengetahuan tentang adat budaya dan nilai – nilai kehidupan yang telah diwariskan leluhur kita agar tetap diwariskan kepada generasi ke depan.

Tidak boleh mati di kita. Masyarakat adat harus menunjukan identitas diri kepada negara bahwa masyarakat adat sesungguhnya masih ada dan selamanya tetap ada dengan adanya adat dan budaya yang masih terpelihara dengan baik seperti yang diamanatkan dalam pasal 18 b ayat 2 dan pasal 28 j UUD’45 sehingga seluruh kebijakan yang bertentangan dengan pasal – pasal itu dinyatakan gugur.

Masyarakat adat harus membangun atau memfasilitasi kembali dalam konteks negara dimana negara harus mendorong kemajuan, melestarikan adat dan budaya, mendorong nilai – nilai budaya, meneruskan seluruh tradisi yang ada sebagai bagian dari keberagaman bangsa yang harus dijaga oleh bangsa ini.

• Promotor Tinju Hearn Sebut Tyson Fury Pembohong, Ini Pemicunya