Herman Meninggal, Pemeriksaan Sampel Bakso Berlanjut

Herman Donaldus Lesu (41) telah meninggal, Selasa (24/4/2018) setelah menyantap satu mangkuk bakso yang dijajakan oleh penjual keliling Bonawi.

Penulis: Eugenius Moa | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/EGINIUS MO'A
Penjual bakso keliling Bonawi bersama gerobak baksonya yang telah dibawa ke halaman Mapolres Sikka, Pulau Flores, Selasa (24/4/2018) siang. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eginius Mo'a

POS-KUPANG.COM | MAUMERE - Herman Donaldus Lesu (41) telah meninggal, Selasa (24/4/2018) pukul 13.35 Wita setelah menyantap satu mangkuk bakso yang dijajakan oleh penjual keliling Bonawi di Nangalimang, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, Pulau Flores.

Baca: Sampel Bakso yang Dimakan 11 Korban Sudah Diperiksa. Ternyata Ada Bakteri Ini. Bikin Geli!

Meskipun dugaan kematian bukan semata keracunan bakso, Polres Sikka tetap mengirim sampel bakso dan muntahan korban yang diteliti di laboratorium.

Pemeriksaan laboratorium untuk memastikan apakah bakso dijual Bonawi mengandung bahan beracun atau bukan.

Baca: Ini Kronologi Menghilangnya Nelayan Asal Flotim di Perairan Solor Barat

"Sampel bakso tetap kami kirim untuk diperiksa. Kalau nanti hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan ada bakteri atau zat berbahaya lainnya, kami akan pakai laporan model A. Laporan model A adalah laporan hasil temuan kepolisian," kata Kepala Satuan Narkoba Polres Sikka, Iptu Wahyu Agha Ari Septyan, S.IK, mewakili Kapolres Sikka, AKBP Rickson Situmorang, S.IK, kepada wartawan, Rabu (25/4/2018) di Maumere.

Baca: Kejari Ende Tingkatkan Status Kasus PNPM Mandiri di Kota Baru ke Penyidikan. Ini Alasannya

Penyelidikan awal Polres Sikka menduga penyebab kematian Herman karena keracunan makan bakso. Karena itu sampel bakso dan muntah korban dikumpulkan kepolisian untuk penyelidikan.

Namun, dua konsumen yang juga makan bakso yang sama yang dijual Bonawi, tidak mengalami sakit setelah makan.

"Kami wawancarai dua konsumen yang juga makan bakso yang sama. Mereka sehat-sehat saja setelah makan," kata Wahyu.

Keterangan istri, ayah Herman dan Kepala Desa Ribang mengakui, Herman menderita penyakit hipertensi (tekanan) darah tinggi.

"Kata istri dan ayahnya, tekanan darahnya 200 dan tidak turun-turun. Saya tidak ingat nama saksi-saksinya, karena datanya dipegang sama anggota," kata Wahyu. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved