Warga Bitirai Malaka Geger Saat Temukan Mayat Atok Manek. Kondisinya Sangat Memrihatinkan

Sesosok mayat laki-laki ditemukan warga di Bitirai, Desa Kletek, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka.

Penulis: Teni Jenahas | Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Warga Bitirai Malaka Geger Saat Temukan Mayat Atok Manek. Kondisinya Sangat Memrihatinkan
POS-KUPANG.COM/TENI JENAHAS
Kapolsek Malaka Tengah, AKP Rinaldi Hastomo

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Teni Jenahas

POS-KUPANG.COM | BETUN - Sesosok mayat laki-laki ditemukan warga di Bitirai, Desa Kletek, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka.

Mayat yang diidentifikasi bernama Gregorius Atok Manek (35) itu dalam kondisi tubuh tidak utuh. Diduga korban dimangsa buaya saat korban mencari kepiting.

Baca: Meski Tegang, Ketut Tara Lebih Nyaman Gunakan Ini untuk UNBK

Kapolres Belu, AKBP Christian Tobing, melalui Kapolsek Malaka Tengah, AKP Rinaldi Hastomo mengatakan hal itu kepada wartawan, Senin (23/4/2018).

Menurut Rinaldi, mayat Gregorius Atok Manek (35) ditemukan Sabtu (21/4/2018) oleh warga. Saksi yang menemukan korban adalah Bouk, Hilarius Klau dan Alo.

Baca: Bawaslu NTT Sarankan Rumah yang dipasang Stiker Warganya Harus Seperti Ini

Menurut keterangan saksi yang berprofesi nelayan itu, Sabtu (21/4/2018) mereka mengecek perahu. Mereka melihat sesosok mayat yang terapung di atas permukaan air sehingga ketiga saksi mendekati mayat tersebut.

Mereka melihat kondisi mayat yang terapung sudah tidak utuh. Kedua kaki kiri dan kanan bagian pangkal paha sampai ujung kaki hilang, tangan kanan hilang dan perut hancur terburai.

Baca: Ini Cara Satgas Pamtas RI-RDTL Menanamkan Rasa Cinta Tanah Air kepada Siswa SDK Dafala

Menurut Rinaldi, Gregorius Atok Manek beralamat di Fatisin B, Dusun Suai, Kecamatan Malala Tengah, Kabupaten Malaka.

Dalam kesehariannya, korban sering memancing atau mencari kepiting di kali.

Istri korban dan keluarga tidak menyangka korban meninggal dengan cara seperti itu. Keluarga menerima kejadian itu sebagai musibah.

Untuk diketahui, kejadian ini terjadi setelah seminggu dilakukan ritual adat meminta perdamaian dengan buaya yang dilakukan para tokoh adat Malaka. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved