Seperti Ini Suasana Batin Romo Christo Ketika Menikahkan Pasutri Lansia Berusia di Atas 80 Tahun

Romo Christo Ngasi, mendapat pengalaman yang tak akan dilupakannya seumur hidup. Ada rasa syukur di dalam hatinya.

Editor: Kanis Jehola
KOMPAS.COM
Romo Christo Ngasi, pastor yang bertugas di Gereja Stasi Karara, Paroki Santa Maria Assumpta Homba Karipit, Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT, memimpin misa pemberkatan nikah terhadap pasangan lanjut usia, yakni Yakobus Rehi Bokol (84) dan Maria Ra Pati (82). 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Romo Christo Ngasi, mendapat pengalaman yang tak akan dilupakannya seumur hidup. Ada rasa syukur di dalam hatinya.

Pastor yang bertugas di Gereja Stasi Karara, Paroki Santa Maria Assumpta Homba Karipit, Kabupaten Sumba Barat Daya, ini memimpin misa pemberkatan nikah terhadap pasangan yang lanjut usia, yakni Yakobus Rehi Bokol (84) dan Maria Ra Pati (82), Selasa (3/4/2018) siang.

Baca: Camat Lamba Leda Sebut Program Rintisan KIAT Guru Berdampak Positif, Sekolah Ini Jadi Contoh

Diakuinya, selama tiga tahun menjadi pastor dan sekitar 180 kali memimpin misa pemberkatan nikah, Romo Christo mengaku baru kali ini memberkati pasangan lanjut usia di atas 80 tahun.

"Sebagai pastor, saya bersyukur karena pasangan ada kerinduan untuk mendapat sakramen nikah. Mereka ingin menutup ziarah rumah tangga dengan nikah gereja," kata Romo Christo.

"Ini yang buat saya kagum. Kerinduan ini justru dari mereka berdua dan didukung oleh lima orang anak mereka," sambung Romo Christo.

Baca: Wenseslaus Sebut SMPN 4 Langke Rembong Butuh 10 Ruang Kelas Baru Lagi, Ini Penyebabnya

Menurut dia, pasangan suami istri itu sudah menikah selama 60 tahun, tetapi belum menikah secara Katolik.

Berdasarkan cerita dari seorang pembina umat di Stasi Karara Paroki Maria Homba Karipit, lanjut Romo Christo, dulunya Yakobus Rehi Bokol memiliki dua istri sehingga gereja Katolik tidak mengizinkan untuk diberkati.

Baca: Puluhan Kendaraan di Malaka Terjaring Operasi Penertiban, Pemiliknya Belum Miliki Ini

Dalam perjalanan waktu, istri keduanya meninggal sehingga Yakobus bersama istri pertamanya, Maria Ra Pati, meminta untuk dinikahkan.

"Gereja Katolik menyambut baik keinginan hati mereka. Mengabulkan permohonan mereka dengan persiapan selama satu minggu mengingat faktor usia dan kesehatan dari pasangan," jelasnya.

"Akhirnya pernikahan mereka diresmikan dengan sakramen perkawinan di Gereja Stasi Karara dan dihadiri 10 umat dan anggota keluarga," ucapnya.

Saat ini, kata Romo Christo, kondisi pengantin wanita sedang sakit dan telah diberi minyak suci oleh gereja. "Kita berharap, semoga pengalaman ini bisa juga berdampak baik bagi keluarga-keluarga yang masih bertahan dan belum mau nikah gereja agar bisa membuka diri," tuturnya. (*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved