Sikka Terkini

Solar di Sikka Habis,  Antrean Truk Mengganggu Jalan Umum

Kelangkaan BBM jenis solar  masih terus terjadi di daerah di NTT. Antrean kendaraan mengular di SPBU-SPBU.

POS-KUPANG.COM/ARNOLD WELIANTO
ANTREAN - Antrean kendaraan mengular di SPBU Waioti, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Rabu (19/11/2025) malam. 
Ringkasan Berita:
  • Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar  masih terus terjadi di daerah di NTT. Antrean kendaraan mengular di SPBU. Setiap kendaraan hanya dijatah membeli solar 60 liter setiap hari. 
  • Menurut salah seorang sopir truk, stok solar di 5 SPBU yang dilaluinya di Sikka telah habis seperti di SPBU Waiara, Waipare, Waioti, Gajamada dan Kota uneng, kondisi ini memasuki hari ketiga. 
  • Kondisi ini sudah menjadi kebiasaan setiap menjelang akhir tahun, pasokan BBM Solar kerap memicu antrean panjang. 
 

POS-KUPANG.COM, MAUMERE – Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar  masih terus terjadi di daerah di NTT. Antrean kendaraan mengular di SPBU-SPBU. Bahkan setiap kendaraan hanya dijatah membeli solar sebanyak 60 liter setiap hari. 

Pantauan Pos Kupang, di SPBU Waioti, Kabupaten Sikka, pada Rabu (19/11) malam, antrean kendaraan mengular. Puluhan kendaraan berbahan bakar solar tampak mengantre hingga keluar area SPBU dan meluber ke jalan umum. Kendaraan yang mengantre didominasi bus, mobil pikup, dan truk.

Meskipun antrean mengular hingga ke jalan umum, namun tidak mengganggu arus lalu lintas.

Menurut salah seorang sopir truk, stok solar di 5 SPBU yang dilaluinya di Sikka telah habis seperti di SPBU Waiara, Waipare, Waioti, Gajamada dan Kota uneng. Kelangkaan solar ini dialami sopir truk memasuki hari ketiga. 

Ia menambahkan,  kondisi ini sudah menjadi kebiasaan setiap menjelang akhir tahun, di mana pasokan BBM Solar kerap memicu antrean panjang. Ia berharap pemerintah daerah maupun pihak terkait segera mengambil langkah untuk mengatasi masalah penumpukan ini.

"Antre solar, setengah mati sudah mau jalan hari ke-3. Saya kebetulan sudah cek di lima SPBU,Waiara, Waipare, Waioti, Gajamada, Kota uneng. Di sini yang terakhir, tapi sekarang lagi habis. Kedepannya jangan sampai antre begini, jangan sampai langka begini, aktivitas sangat terganggu," kata  Benediktus Nong Beni, sopir mobil box distributor ban Maumere-Labuan Bajo. 

Imbas pembatasan kuota solar oleh pihak Pertamina menimbulkan antrean panjang terjadi di Pertamina 54.855.01Oebesa, Kelurahan Oebesa, Kecamatan Kota Soe, Timor Tengah Selatan (TTS). 

Pada pukul 19.00 Wita hingga pukul 19. 30 Wita, terjadi antrean dari dua sisi jalan. Baik dari arah Kota Soe maupun dari arah Kecamatan Amanuban Barat menuju Kota Soe. 

Seorang sopir truk, Daniel (67) yang sedang mengantre menyampaikan bahwa dirinya merasa terganggu akan kondisi tersebut serta takut kelangkaan minyak berimbas pada usahanya. 

"Untuk kelangkaan minyak ini, saya juga merasa terganggu karena takut kalau pas ada permintaan minyak tidak ada, jadi tidak bisa kerja, " jelasnya. 

Ia mengaku sebelum kelangkaan solar ini terjadi, ia biasanya mengisi solar dengan kondisi full tanki seharga Rp 100.000 hingga Rp 200.000. Namun saat ini harus mengisi hingga Rp 500.000.

"Saya biasa kalau normal itu paling Rp 100.000 hingga Rp 200.000 sudah penuh. Sekarang Rp 500.000 baru penuh. Kalau penuh itu bisa untuk 4-5 hari, " jelasnya. 

Daniel berharap kondisi cepat kembali normal apalagi menjelang akhir tahun dan perayaan natal dan tahun baru.

"Sekarang musim tender kan buru proyek akhir tahun Terus yang mulai masa Desember kan Natal. Orang butuh tender kita harus layani dengan baik, " jelasnya. 

Salah seorang sopir truk yang juga sedang mengantre solar, Makir Seran (40), mengatakan, kondisi  seperti ini menyebabkan dirinya kesulitan dalam kerja. Pasalnya ia yang seorang pengangkut pasir di Sungai Nueleke terpaksa harus menghemat perjalanan karena kondisi ini. 

"Susah sekali. Satu minggu kita cuma satu kali isi saja. Itu isi 500 ribu, itu sekitar 70-an liter. Jalan cuma dua hari saja, lima hari lainnya tidak," jelas Makir. 

Dari kondisi ini, ia mengatakan tak hanya dirinya yang terganggu untuk penghasilan, para pengumpul pasir di Sungai Noeleke juga berdampak karena armada angkut tidak bisa mengangkut pasir karena kelangkaan solar ini 

"Mereka sekarang susah juga, Jadi untuk kondisi ini saya berharap kalau bisa ya stoknya lebih banyak dari tahun-tahun lalu. Kan yang tahun lalu itu bensinnya yang macet. Nah ini kelangkaan kan solar, " jelasnya. 

Solar Dibatasi 

Hendrik Pekambani mengeluhkan kondisi antrean Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Waingapu, Sumba Timur.

Kepada Pos Kupang, Selasa (18/11) ia mengatakan, akibat kondisi tersebut dalam seminggu ia menghabiskan tiga hari untuk mengantre BBM jenis solar, dan tiga hari untuk bekerja.

Hendrik bercerita, dua bulan terakhir antrean semakin panjang. Ia menduga setelah SPBU Kambaniru terbakar akibat percikan api pada 5 Oktober lalu.

“Mohon situasi ini dibuat normal kembali. Secepatnya. Kita masyarakat butuh pelayanan cepat,” kata Hendrik saat ditemui sedang mengantre di SPBU Kilo 2, Kelurahan Hambala.

Di SPBU Kilo 2 tersebut, Hendrik mengantre kurang lebih di jarak 2 kilometer dari nozel SPBU. Ia mengatakan, situasi itu diperberat oleh pembatasan kuota solar yang diterapkan Pemerintah Daerah Sumba Timur. Saat ini mereka hanya bisa mengisi 60 liter per hari.

Bagi sopir truk yang sering ke wilayah selatan Sumba Timur, terutama ke Lahiru dan Kakaha ini tidak cukup dengan 60 liter. Kadang, kata dia, mereka harus membeli lagi di pinggir jalan.

“Kami yang ke daerah selatan ini tidak bisa 60 liter,” katanya.

Karena itu, ia meminta pemerintah daerah agar meninjau kembali surat edaran tersebut meski ia tahu maksudnya baik. Pembatasan itu dinilainya menyulitkan para sopir.

Penanggung Jawab SPBU Kilo 2 Hambala, Papi mengatakan, pihaknya menjalankan surat edaran Pemerintah Daerah Sumba Timur.  Bahkan sekarang, kata dia, mereka mencatat secara manual kendaraan yang sudah mengisi BBM jenis solar dan pertalite bersubsidi.

“Di sini kita pakai manual. Tidak pakai rekaman itu. Kita mau deteksi. Kalau lebih dari 60 liter kita akan beri surat peringatan,” katanya.  Seraya menambahkan, saat ini SPBU Kilo 2 memasok 16 ribu liter pertalite dan solar per hari.

Sebelumnya, pemerintah daerah menerbitkan surat edaran terkait pengendalian BBM bersubsidi. Dalam surat edaran bernomor EK. 541/1506/VIII/2025 itu tertulis untuk mencegah penimbunan dan kelangkaan BBM di Sumba Timur, sekaligus memastikan penyaluran tepat sasaran.

“Dalam rangka mencegah terjadinya penimbunan dan kelangkaan Bahan Bakar Minyak bersubsidi (Pertalite dan Solar) sehingga penyalurannya tepat sasaran,” kata Wakil Bupati Sumba Timur, Yonathan Hani.

Ia menegaskan tiga poin penting kepada pemilik atau pengelola SPBU. Pertama, bagi pemilik atau pengelola SPBU dilarang melayani BBM bersubsidi bagi kendaraan roda dua, tiga, empat dan enam yang telah dimodifikasi tangki bahan bakar.

Kedua, bagi pemilik atau pengelola SPBU dilarang melayani BBM bersubsidi (Pertalite dan Solar) bagi konsumen yang menggunakan jeriken. Kecuali dengan rekomendasi dari instansi terkait dan sesuai aturan.

Ketiga, pemilik dan pengelola SPBU membatasi pelayanan BBM bersubsidi dengan ketentuan, kendaraan roda 2 dan 3 dengan plat nomor hitam tulisan putih maksimal 10 liter per hari. 

Kendaraan roda 4 dengan plat nomor hitam tulisan putih dan plat nomor kuning tulisan hitam maksimal 40 liter per hari. Kendaraan roda 6 dengan plat nomor hitam maksimal 60 liter per hari.

Sementara itu, bagi masyarakat atau konsumen, Wakil Bupati menegaskan larangan mengisi BBM bersubsidi secara berulang pada waktu dan hari yang sama. Hal itu untuk menghindari praktik penimbunan. (awk/any/dim)
 
Maumere Pasok BBM ke Ende 

Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus) menegaskan komitmennya dalam menjaga kelancaran distribusi energi hingga ke seluruh pelosok negeri.

Berbagai langkah proaktif serta upaya mitigasi terus dilakukan guna memastikan kebutuhan energi masyarakat tetap terpenuhi. 

Salah satu bentuk upaya tersebut tampak dari penanganan kendala distribusi BBM di Kabupaten Ende, di mana Pertamina Patra Niaga melakukan alih suplai dari Terminal BBM terdekat dan memastikan pengiriman ke SPBU dilakukan sesuai skala prioritas.

Menanggapi informasi yang beredar pada Senin (17/11) terkait kekosongan Pertalite di sejumlah SPBU di Kabupaten Ende, Area Manager Communication, Relations & CSR Jatimbalinus, Ahad Rahedi, menjelaskan gangguan distribusi Pertalite disebabkan oleh kondisi cuaca yang menghambat pergerakan kapal pengangkut BBM menuju Fuel Terminal Ende. 

Sebagai langkah mitigasi, Pertamina Patra Niaga saat ini mengalihkan distribusi dari Fuel Terminal Maumere untuk menjaga ketersediaan BBM di wilayah tersebut. “Dengan adanya alternatif suplai dan langkah mitigasi ini, kami berharap situasi dapat segera membaik dan distribusi kembali berjalan normal,” ujar Ahad.

Ahad menambahkan, kapal pengangkut BBM dijadwalkan sandar pada Kamis (20/11/2025) hari ini di Fuel Terminal Ende dengan membawa muatan 500 KL Pertalite dan 250 KL Biosolar. 

Sembari menunggu kedatangan kapal tersebut, Pertamina Patra Niaga tetap menyalurkan BBM dengan total 128 KL Pertalite, yang terdiri atas 80 KL dari Fuel Terminal Ende dan 48 KL melalui alih suplai dari Fuel Terminal Maumere. 

“Upaya ini kami lakukan agar suplai kepada masyarakat tidak terputus dan pelayanan SPBU tetap berjalan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ahad menegaskan, ketersediaan BBM di Kabupaten Ende, khususnya Pertalite, masih berada pada tingkat yang aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Pengawasan distribusi juga diperketat agar BBM subsidi tersalurkan kepada konsumen yang berhak serta meminimalkan potensi penyimpangan. 

“Dengan pengawasan yang optimal dan mitigasi berkelanjutan, kami berharap distribusi dapat terus berjalan lancar dan kondisi di lapangan kembali stabil,” tutup Ahad.

Pertamina Patra Niaga mengimbau masyarakat untuk menggunakan BBM subsidi secara bijak dan sesuai kebutuhan. Apabila masyarakat menemukan adanya pelanggaran atau ketidaknyamanan di SPBU, informasi dapat disampaikan melalui Pertamina Contact Center 135. (*)

 

Polisi Selidiki Penimbunan BBM

Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Timor Tengah Utara (TTU) saat ini telah mengidentifikasi adanya indikasi penimbunan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kabupaten TTU. 

“Indikasi dugaan penimbunan BBM ilegal tersebut sedang dalam proses penyelidikan lebih lanjut oleh Polres TTU,” ujar Kapolres TTU, AKBP Eliana Papote melalui Kasatreskrim Polres TTU Iptu Rizaldi Haris, S. Tr. K kepada Pos Kupang, Rabu (19/11/2025).

Menurutnya, langkah tersebut merupakan bagian dari hasil penyelidikan dan pengumpulan informasi yang diperoleh dari masyarakat. "Sudah ada indikasi terjadinya penimbunan BBM ilegal dan dalam penyelidikan lebih lanjut," ucapnya.

Dikatakan Iptu Rizaldi, pihaknya telah melakukan konfirmasi di lapangan terkait kelangkaan BBM di Kabupaten TTU. Dari hasil konfirmasi tersebut ditemukan bahwa, penyebab kelangkaan BBM karena kuota BBM yang masuk ke 3 SPBU di Kabupaten TTU dibatasi pengirimannya dari pihak Depot Atapupu (pertamina).

Selain itu, BBM yang masuk dari depot selalu terlambat. Dengan demikian, apabila stok dari SPBU telah habis maka kendaraan akan mengantre dan menyebabkan terjadinya antrian panjang.

Ia menjelaskan, dalam upaya mencegah terjadinya penimbunan BBM, Polres TTU telah melakukan sosialisasi terhadap pihak penjual BBM eceran untuk tidak menimbun BBM dalam jumlah banyak. "Kami juga melakukan monitoring terhadap para penjual BBM eceran," ucapnya.

Demi mengatasi persoalan kelangkaan BBM ini, kata Iptu Rizaldi mereka melakukan koordinasi dengan pihak SPBU agar membangun komunikasi dengan pihak depot untuk menyediakan stok BBM lebih cepat. 

Ia menegaskan, apabila ditemukan adanya praktik penimbunan BBM ilegal mereka akan menindak tegas pelaku sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini untuk memberikan efek jera. 

Mengingat Kabupaten TTU berada di wilayah perbatasan, Rizaldi mengungkap sejumlah upaya yang ditempuh untuk mencegah terjadinya penyelundupan BBM ke wilayah perbatasan.

Upaya ini yakni membangun koordinasi dengan pihak bea cukai agar bersama-sama melakukan monitoring terhadap pelaku penyelundupan BBM illegal.

"Kami juga bersama Bhabinkamtibmas melakukan giat sosialisasi kepada masyarakat di sekitar perbatasan untuk tidak melakukan penyelundupan BBM," pungkasnya. (bbr)

 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

 

 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved