Tanggapi Penyitaan Miras, Anggota DPD RI Angelo Wake Kako Sebut Moke Adalah Akar Budaya Orang NTT

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Chrisantus Gonsales 

POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Anggota DPD RI asal NTT, Angelo Wake Kako mmenanggapi Penyitaan Miras oleh Polisi.

Angelo Wake Kako menyebut Moke adalah Akar Budaya Orang NTT

Saat ditemui Jumat (7/11/2025), Angelo Wake Kako mengatakan  moke itu soal budaya, orang Flores tidak bisa hidup tanpa moke.

"Orang bisa hidup dari situ, budaya. Itu akar, akar orang Nusa Tenggara Timur. Tidak boleh, tidak boleh ikut campur, itu bahaya itu," kata Angelo Wake Kako.

Baca juga: PMKRI Maumere Protes Penyitaan Moke oleh Polres Sikka

Mantan aktivis PMKRI tersebut menyampaikan ketika ada terjadi kasus kriminal, yang salah bukan moke, yang salah itu bukan sopi. Tapi bagaimana upaya orang walaupun minum moke, bisa mengontrol diri.

"Dan yang berikut, kasus penikaman yang begitu banyak di NTT karena kasus miras. Terjadi juga karena kurangnya operasi dari Polisi," tegas Angelo Wake Kako.

Ia melayangkan kritikan, selama ini pihak kepolisian kurang melakukan operasi saat ada pesta. Menurutnya setiap ada pesta itu polisi sepertinya jauh.

"Saya sudah kasih usulan ke Pak Kapolda, saya sudah komunikasi makanya kemarin kalau diperhatikan Pak Kapolres Sikka sudah minta maaf juga. Saya sudah komunikasi karena Pak Kapolda baik, orang yang komunikatif," ujarnya.

Baca juga: Polsek Kota Raja Gencarkan Razia Miras Ilegal, Puluhan Botol Moke dan Sopi Disita

Anggota DPD RI dua periode tersebut mendorong agar pemerintah daerah bisa membuat peraturan daerah tentang perlindungan petani, termasuk petani moke atau petani aren. (moa)

Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS