Prodi Ilmu Pemerintahan Unimor Gelar Lomba Debat Nasional

Ringkasan Berita:

• Prodi Ilmu Pemerintahan Unimor menggelar lomba debat nasional, 6-7 November 2025
• Lomba ini pertama kali digelar prodi Ilmu Pemerintahan

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon 

POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Program studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Timor (Unimor) menggelar kegiatan lomba debat nasional.

Lomba debat dengan mengusung tema "Menjadi Mahasiswa Berdampak Melalui Dekonstruksi Wacana Strategi Nasional Menuju Indonesia Emas 2045" ini diselenggarakan tanggal 6 November sampai 7 November 2025.

Pelaksanaan kegiatan lomba debat ini dibuka oleh Wakil Rektor 1 bidang Akademik dan Kerja Sama Universitas Timor, Dr. Yoseph Nahak Seran, S.Pd., M.Si. Lomba debat tersebut diikuti oleh mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Kabupaten TTU, di Kota Kupang dan di luar NTT.

Saat diwawancarai, Ketua Panitia Lomba Debat Nasional, Handrianus Nino, S. Fil., M. Sos mengatakan, lomba ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan oleh prodi Ilmu Pemerintahan. Kegiatan ini juga merupakan agenda tahunan prodi tersebut.

Ia menjelaskan, debat nasional ini diselenggarakan untuk membangkitkan nalar kritis para generasi muda dalam menghadapi era digitalisasi dan globalisasi.

Handrianus berharap, kegiatan ini semakin diminati oleh semua mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia dan menjadi agenda tahunan di prodi Ilmu Pemerintahan Unimor.

Baca juga: Mahasiswa Unimor Raih Juara I Lomba Karya Jurnalistik Bulan Bahasa 

Sementara itu Koordinator Program Studi Ilmu Pemerintahan, Dr. Egidius Fkun, S.Fil.,M.Si mengatakan, lomba debat ini bukan sekadar kegiatan rutin program studi, tetapi merupakan bagian dari agenda akademik yang secara konsisten Unimor selenggarakan untuk menjaga dan merawat atmosfer akademik di lingkungan Prodi Ilmu Pemerintahan dan Universitas Timor.

"Dengan tema ini, mahasiswa dan kita semua diajak kita untuk tidak sekadar memahami wacana strategi nasional sebagai dokumen formal, tetapi mendekonstruksinya: membongkar, mengkritisi, dan menyusunnya kembali agar lebih kontekstual, relevan, dan berpihak pada kepentingan rakyat," ujarnya.

Ia mengajak semua mahasiswa untuk membangun semangat “mahasiswa berdampak” yakni mahasiswa yang berpikir kritis, berani menyuarakan kebenaran, dan mampu menawarkan gagasan solutif untuk masa depan bangsa. (bbr)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS