Manggarai Barat Terkini
Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat Ungkap Capaian dan Strategi Penanganan Tuberkulosis
Setiap kasus yang ditemukan langsung diberikan pengobatan dengan Obat Anti Tuberkulosis (OAT).
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Chrisantus Gonsales
POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) terus menggenjot penemuan dan penanganan kasus Tuberkulosis (TBC) guna mencapai target eliminasi.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat, Adrianus Ojo memaparkan situasi terkini penyakit TBC di wilayahnya, mulai dari angka kasus, ketersediaan obat, hingga upaya kolaboratif yang dilakukan.
Adrianus mengungkapkan capaian eliminasi kasus TBC pada periode Januari-Oktober 2024, pihaknya telah menemukan dan menangani 537 kasus TBC. Angka ini mencapai 61 persen dari target nasional sebanyak 880 kasus untuk tahun 2024.
"Untuk tahun 2025, kami telah memproyeksikan penemuan kasus. Hingga Oktober (2025), kami telah menemukan 487 kasus atau 55,45?ri target 878 kasus. Ini menunjukkan komitmen kita yang berkelanjutan," jelas Adrianus kepada, Jumat (7/11/2025).
Menurut Ojo, proses penanganan TBC di Manggarai Barat berjalan tanpa kendala yang signifikan.
Setiap kasus yang ditemukan langsung diberikan pengobatan dengan Obat Anti Tuberkulosis (OAT).
Baca juga: Pemkab Manggarai Barat Optimis Retribusi Pasar Tembus 700 Juta
"Kunci dari kelancaran penanganan ini adalah kolaborasi dan integrasi yang solid dari Tim TBC di Fasilitas Kesehatan (Fasyankes). Dukungan tenaga dokter spesialis di rumah sakit sangat membantu dalam proses penemuan, pemeriksaan, dan pengobatan kasus TBC dari hulu ke hilir," ujarnya.
Ketersediaan Obat Terjamin
Ia juga menegaskan bahwa ketersediaan OAT di Manggarai Barat sangat mencukupi untuk mendukung pengobatan semua pasien.
"Obat TBC kami distribusikan secara rutin dari Kementerian Kesehatan melalui Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Stok kami aman dan cukup, sehingga tidak ada alasan untuk terhambatnya pengobatan," kata Adrianus.
Data Dinkes Mabar menunjukkan bahwa kelompok usia paling rentan pada 2025 adalah lansia di atas 65 tahun, dengan 49 kasus (15,12 % ).
Dari sisi sebaran geografis, Puskesmas Labuan Bajo menjadi wilayah dengan penemuan kasus tertinggi, yaitu 259 kasus pada 2024 dan 78 kasus pada 2025.
Sementara itu, kasus terendah pada 2024 ditemukan di Puskesmas Compang, dua kasus dan pada 2025 di Puskesmas Komodo, dua kasus.
Upaya komprehensif ini diharapkan dapat terus mendongkrak angka penemuan kasus dan kesembuhan pasien, menuju target eliminasi TBC di Manggarai Barat.
Adrianus Ojo mengimbau seluruh fasilitas layanan kesehatan, termasuk rumah sakit, puskesmas, dan klinik, untuk memperkuat kerja sama.
"Kami mendorong sinergi lintas program dan lintas sektor dalam penjaringan, penemuan, dan pengobatan TBC. Strategi seperti 'Ketuk Pintu', Investigasi Kontak, Active Case Finding (ACF), Gerakan Sisir Tuberkulosis, dan kegiatan terintegrasi lainnya harus dioptimalkan. Mari bersama-sama wujudkan Manggarai Barat yang bebas TBC," pungkasnya. (moa)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Adrianus-Ojo.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.