Anker

Energi Berkeadilan, Asa Pamungkas Anak Perbatasan Merajut Mimpi di Bawah Pijar Bola Lampu 

Instalasi listrik di dusun terpencil ini menjadi sejarah baru sejak nenek moyang masyarakat Desa Tes pertama kali berdomisili di wilayah itu.

|
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/DIONISIUS REBON 
PIJAR LAMPU - Siswi SDN Tes, Olivia Kolo sedang belajar di bawah pijar bola lampu di ruang tamu rumah mereka, Senin, 27 Oktober 2025. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon 

POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Oliviana Kolo (11) baru saja merapikan beberapa buku yang tercecer di atas lemari usang yang terletak di ruang tamu rumah sederhana milik keluarganya di Kampung Lama, RT/RW, 001/001, Dusun 1, Desa Tes Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Ekspresi wajahnya datar.

Usai merapikan buku-buku yang tercecer, anak ketiga dari pasangan Welmince Tuke (39) dan Modestus Kolo ini kemudian mulai menyimpan beberapa buku di atas meja kayu. Meja rapuh ini menjadi saksi perjuangan Oliviana bergelut dengan pengetahuan.

Bocah yang akrab disapa Olivia ini membaca buku catatan yang dirangkum dari pelajaran yang disampaikan gurunya di sekolah siang tadi. Ditemani pijar sebuah bola lampu di ruang tamu, ia mulai melahap catatan itu dalam diam. Ibunya sibuk memasak di dapur.

Pendar cahaya merah di Puncak Bukit Passabe, Negara Timor Leste Distrik Oecusse perlahan pudar. Mentari baru saja pamit pergi. Sunyi menyelimuti Kampung Lama, Dusun 1, Desa Tes, Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten TTU, NTT.

Baca juga: PLN dan TNI AD Bangun SMP Negeri Oepoli, Nyalakan Semangat Sumpah Pemuda di Perbatasan NKRI

Penulis baru saja tiba di desa itu usai menempuh perjalanan sejauh 27 kilometer dari Kota Kefamenanu. Waktu yang dibutuhkan untuk tiba di rumah ini kurang lebih 1 jam. Jarak tempuh dari jalan negara ke dusun terpencil ini sejauh 1 kilometer lebih.

Desa Tes terletak di Perbatasan RI-RDTL Distrik Oecusse, wilayah Passabe. Wilayah Desa Tes berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste.

Usai bergelut dengan jalan terjal menuju Kampung Lama, Desa Tes, Senin, 27 Oktober 2025, penulis akhirnya tiba di rumah Olivia ketika mentari tenggelam di ufuk barat.

Dinding rumah yang terbuat dari bilah bambu yang telah usang dan atap seng yang sudah lapuk menemani kisah perjalanan hidup Olivia yang pelik. 

Semangat Belajar 

Sejak instalasi listrik pertama kali masuk di Kampung Lama pada Bulan November 2024 lalu, Olivia mulai rajin belajar. Terang bola lampu menjadi alasan bocah kelahiran 5 Oktober 2014 ini rajin membaca.

Senasib dengan anak seusianya, Olivia baru pertama kali menikmati listrik pada Bulan November 2024 lalu. Mimpi untuk bebas dari penjara kegelapan itu akhirnya terwujud.

Ketika dilahirkan pada tahun 2014 lalu, mereka tidak pernah menikmati listrik. Berdasarkan cerita ibunya, sejak Indonesia merdeka wilayah Kampung Lama ini baru pertama kali menikmati listrik pada tahun 2024 lalu.

Semangat yang sama dialami oleh rekan-rekannya yang lain. Mereka mulai rajin belajar sejak terang bola lampu mulai berpijar di dusun terpencil itu.

Harapan untuk meraih masa depan kembali tumbuh di relung hati mereka yang paling dalam. Olivia tidak memiliki handphone. Satu-satunya handphone android yang dikirim ayahnya ketika merantau ke Pulau Kalimantan hanya digunakan ketika mereka ingin bersua di dunia maya.

Meskipun demikian, Olivia bersyukur tidak memiliki handphone. Keterbatasan ini bisa membantunya memiliki lebih banyak waktu untuk belajar dan membantu ibunya di rumah.

Belajar diterangi Pelita dan Obor Sederhana Buah Tangan Ibu

Olivia memiliki 3 orang saudara. Kakak pertamanya sedang mengenyam pendidikan di tingkat SMA dan seorang lainnya di tingkat SMP. Sedangkan seorang adik dari Olivia sedang mengenyam pendidikan di tingkat SD kelas IV.

Ia mengaku bahagia bisa belajar diterangi cahaya lampu listrik. Saat ini Olivia sedang duduk di bangku Kelas V Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tes.

Ketika pertama kali masuk ke dunia Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), rasa ingin tahu selalu menyelimuti bocah ini. Kendati demikian, semangat ini tidak dimaksimalkan lantaran rumah mereka tidak ditunjang penerangan yang cukup.

Sejak mengenyam pendidikan di tingkat PAUD Olivia selalu belajar dengan pelita buah tangan ibunya. Saat itu, ayahnya telah pergi merantau ke Pulau Kalimantan.

Pelita tersebut menggunakan bahan bakar minyak tanah. Mengingat daya tampung bahan bakar minyak sangat kecil, mereka hanya menggunakan pelita tersebut 3 jam.

Ketika tidak memiliki biaya membeli minyak tanah, ibunya selalu membuat obor sederhana demi memotivasi mereka selalu rajin belajar. Obor ini dibuat dengan bahan dasar buah dari pohon damar.

Biasanya obor dari bahan dasar buah damar yang dihaluskan ini hanya mampu menopang penerangan selama 30 menit. Kondisi ini menjadi penghambat semangat belajar mereka.

Bermimpi Jadi Pramugari 

Kendati lahir dari keluarga kurang mampu dan dari wilayah terpencil, Olivia memiliki cita-cita yang tidak bisa dipandang remeh. Bocah tersebut bercita-cita menjadi pramugari.

Cita-cita yang cukup tinggi untuk bocah yang lahir dari wilayah terpencil di perbatasan RI-RDTL Distrik Oecusse. Kendati demikian, cita-cita ini didukung oleh kecerdasan Olivia yang cukup baik diantara anak seusianya.

Ia selalu meraih peringkat pertama sejak duduk di bangku kelas 1 sekolah dasar. Kecerdasan Olivia menjadi satu-satunya harapan ia memiliki mimpi yang besar.

Selain itu, salah satu alasan Olivia ingin menjadi seorang pramugari karena ingin berkunjung ke wilayah lain yang tidak pernah dikunjungi sebelumnya. 

Menjadi pramugari adalah salah satu kebanggaan tersendiri sebagai masyarakat di perbatasan. Pasalnya, profesi ini belum pernah digeluti oleh masyarakat di wilayah tersebut.

Habiskan Biaya 20.000 untuk Cas Handphone 

Ibu dari Olivia, Welmince Tuke (39) menjelaskan, sebelum listrik masuk ke dusun itu, masyarakat setempat sangat kesulitan dalam berbagai aspek. Mereka menghabiskan biaya transportasi sebesar Rp. 20.000 untuk pergi ke wilayah RT IV, RT V dan RT VI hanya untuk mengecas handphone.

Mirisnya, biaya transportasi yang gemuk tersebut disebabkan oleh kondisi jalan yang sangat rusak. Biaya transportasi ini mencakup biaya pulang pergi.

"Tidak ada biaya cas handphone karena mereka cas HP di keluarga," ungkapnya.

Sementara itu, alat elektronik lainnya tidak bisa mereka gunakan. Karena ketiadaan aliran listrik ke wilayah mereka.

"Jangankan kulkas dan televisi, radio saja kami tidak dengar," ujarnya.

Tidak hanya itu, proses pembelajaran di sekolah juga tidak menggunakan alat elektronik. Di wilayah Kampung Lama Dusun 1, terdapat fasilitas umum Sekolah Dasar Negeri Tes di dusun itu.

Pegawai PLN ULP Kefamenanu saat melakukan perbaikan instalasi listrik
PERBAIKAN - Pegawai PLN ULP Kefamenanu saat melakukan perbaikan instalasi listrik menuju wilayah Kampung Lama, Dusun 1, Desa Tes, Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten TTU, NTT 

Instalasi Listrik dan Meteran dari PLN

Welmince menyebut mereka sangat bersyukur dengan kehadiran listrik di dusun itu. Selama ini mereka selalu bermimpi untuk mendapatkan penerangan yang sama dengan masyarakat di wilayah lain. Mimpi itu akhirnya terwujud berkat kehadiran instalasi listrik di wilayah tersebut. 

Ia menuturkan, suaminya pergi merantau sejak 10 tahun lalu di Pulau Kalimantan. Hal ini disebabkan oleh kondisi ekonomi mereka yang sangat sulit.

Masyarakat setempat mayoritas bermatapencaharian sebagai petani. Mereka hanya berharap dari komoditas pertanian seperti padi dan jagung serta peternakan.

Kondisi ekonomi yang sulit menyebabkan masyarakat setempat khususnya keluarga Welmince hanya mampu menjangkau biaya untuk meteran dengan kapasitas daya 450 Volt-Ampere (VA).

Ia mengaku bersyukur bisa mendapatkan fasilitas instalasi listrik dari PLN. Instalasi listrik di dusun terpencil ini menjadi sejarah baru sejak nenek moyang masyarakat Desa Tes pertama kali berdomisili di wilayah itu.

Listrik Masuk Dusun 1, Sejarah Baru Masyarakat Wilayah Perbatasan 

Kepala Desa Tes, Hendrikus Siki sibuk menandatangani beberapa dokumen milik masyarakat, saat ditemui Selasa, 28 Oktober 2025. Hendrikus baru terpilih menjadi pemimpin di desa itu dalam perhelatan Pilkades serentak tahun 2023 lalu.

Hendrikus menuturkan, proses pekerjaan instalasi listrik di Kampung Lama, Dusun 1, Desa Tes dimulai pada tahun 2023 lalu. Pengerjaan instalasi listrik hingga pemasangan meteran ini memakan waktu 1 tahun lantaran kondisi topografi kampung lama berbukit-bukit dan berjarak sejauh 1 kilometer lebih dari jalan negara.

Sebanyak 86 kepala keluarga yang terdiri dari 3 RT dan 1 wilayah Sub Desa Haumeniana menikmati aliran listrik tersebut. Masyarakat sub Desa Haumeniana sebanyak 20 kepala keluarga. Sedangkan sebanyak 66 kepala keluarga yang masuk wilayah Dusun 1, Desa Tes ini menikmati listrik.

Mereka akhirnya mendapatkan penerangan listrik setelah puluhan tahun berjibaku dengan kegelapan dan keterbatasan fasilitas lainnya. Listrik masuk dusun 1 (kampung lama) Desa Tes menjadi catatan sejarah penting untuk masyarakat yang berdomisili di wilayah perbatasan RI-RDTL Distrik Oecusse.

Dikatakan Hendrikus sebanyak 2 fasilitas umum yang terletak di wilayah Kampung Lama yakni fasilitas Sekolah Dasar Negeri Tes dan bangunan Posyandu. 174 kepala keluarga berdomisili di wilayah Desa Tes dengan jumlah jiwa 702 orang. 

"Tahun lalu 2024 baru listrik pertama kali menyala di dusun ini," ucapnya.

Tidak hanya fasilitas umum, pengusaha ayam petelur di dusun ini juga mendapatkan dampak positif dari kehadiran listrik. Sejak listrik masuk ke dusun itu, kandang milik pengusaha telur ini mulai terang dan sistem instalasi air di dalam kandang mulai membaik.

Pompa Air Listrik 

Hendrikus mengatakan, sejak kehadiran listrik di dusun itu, gelombang bantuan mulai berdatangan. Beberapa bulan setelah listrik masuk ke dusun 1, masyarakat di wilayah itu mendapat bantuan pompa air listrik dan bak penampung dari salah satu lembaga swasta.

Bantuan ini merupakan angin segar bagi masyarakat setempat. Pasalnya, selama puluhan tahun mereka harus menempuh perjalanan jauh untuk memperoleh sumber air bersih.

Sebelumnya, masyarakat setempat hanya mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dari sumber mata air yang terletak sekitar 300 sampai 500 meter dari wilayah pemukiman warga RT 003.

Saat ini, masyarakat dusun 1 tidak lagi kesulitan dan menempuh perjalanan jauh untuk memperoleh sumber air bersih. Pasalnya, berkat bantuan pompa air tenaga listrik dan bak penampung, fasilitas air bersih telah hadir di tengah-tengah pemukiman warga untuk mencukupi kebutuhan mereka.

Ia menuturkan, Pemerintah Desa memiliki visi besar untuk menunjang kehidupan masyarakat di aspek pendidikan, ekonomi dan sosial pasca kehadiran listrik tersebut.

Data Rasio RE dan RDE PLN ULP Kefamenanu 

Saat ditemui penulis, Rabu, 29 Oktober 2025, Manager Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Layanan Pelanggan (ULP) Kefamenanu, Anak Agung Ngurah Maha Adisurya menjelaskan, pelayanan cakupan ketenagalistrikan untuk masyarakat mencakup dua kategori yakni Rasio Elektrifikasi (RE) dan Rasio Desa Berlistrik (RD).

Rasio Elektrifikasi (RE) adalah perbandingan jumlah rumah tangga yang sudah mendapatkan listrik dengan total rumah tangga. Berdasarkan data, rasio elektrifikasi di Kabupaten TTU pada tahun 2021 sebesar 86, 54 persen, pada tahun 2022 rasio elektrifikasi meningkat menjadi 89, 31?n pada tahun 2023 naik menjadi 93, 29 persen .

Sementara pada tahun 2024, rasio elektrifikasi di Kabupaten TTU sebesar 94, 59 persen . Persentase rasio elektrifikasi ini berdasarkan data yang tercatat sejak Bulan Januari hingga Desember 2024.

Pada tahun 2025 ini, data elektrifikasi di Kabupaten TTU mencapai 94, 67 % . Data ini berdasarkan catatan elektrifikasi sejak Bulan Januari hingga Bulan Agustus 2025.

"Karena di tahun 2025 itu program untuk listrik dusunnya itu masih belum berjalan," ucapnya.

Sementara itu, Rasio Desa Berlistrik (RD) adalah Rasio desa berlistrik berkaitan dengan perbandingan jumlah desa yang sudah mendapatkan listrik dengan total desa. RD di Kabupaten TTU telah mencapai 100 % . 

Dikatakan Agung, berdasarkan data Bulan September 2024, sebanyak 61. 826 kepala keluarga yang telah tercover instalasi listrik oleh PLN dari total jumlah kepala keluarga di Kabupaten TTU sebanyak 63.784 kepala keluarga. Sedangkan, berdasarkan data Bulan September tahun 2025 jumlah pelanggan PLN ini meningkat menjadi 64.321.

Salah satu tantangan besar bagi PLN dalam melaksanakan elektrifikasi adalah letak beberapa dusun yang terpisah dan cukup terisolir dari desa induknya. Selain itu, akses jalan menuju titik tersebut sangat parah. Mobilisasi material listrik ke lapangan mestinya didukung oleh akses jalan yang mumpuni.

Di sisi lain, tantangan yang cukup riil yakni ada juga masyarakat di dusun-dusun yang sudah dialiri listrik belum mampu melakukan pemasangan baru meteran listrik.

Oleh karena itu, Agung meminta kerja sama antara pemerintah desa dan pemerintah Kabupaten TTU untuk mensinkronisasikan data-data dusun yang belum dialiri listrik. 

Agung menyebut visi yang mereka emban hari ini adalah rasio elektrifikasi di Kabupaten TTU bisa mencapai 100 % . Visi ini bisa tercapai dengan mensinkronisasikan data wilayah dusun yang belum mendapatkan fasilitas listrik dengan pemerintah daerah dan pemerintah desa. Berdasarkan data, sebanyak 96,02 % masyarakat yang sudah menikmati listrik Provinsi NTT.

Sebenarnya, unit khusus yang melayani ketenagalistrikan desa ini adalah Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) Perusahaan Listrik Negara (PLN) Kupang. Jika pemerintah desa, pemerintah kabupaten menginginkan dilaksanakan mediasi bersama UP2K Kupang maka, PLn ULP Kefamenanu bisa membantu merealisasikan hal ini.

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PLN

PLN, kata Agung, setiap tahun melalui program tanggung sosial dan lingkungan melakukan proses penyambungan meteran baru. 

Program peningkatan rasio elektrifikasi ini merupakan bantuan dari PLN demi memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat. Bantuan tersebut berupa penyambungan baru.

Pada tahun 2025 ini jumlah bantuan penyambungan meteran baru di wilayah Provinsi NTT mencapai 3000 meteran. Secara khusus di Kabupaten TTU sebanyak 142 meteran.

Ia mengaku bersyukur pada tahun 2025 ini tercatat tambahan pelanggan PLN baru cukup signifikan. Data yang dihimpun tambahan pelanggan baru PLN di Kabupaten TTU mencapai 1488 pelanggan baru.

Demi meningkatkan keandalan listrik, PLN ULP Kefamenanu membutuhkan waktu melakukan pemeliharaan terhadap jaringan listrik. Oleh karena itu, pemeliharaan dan perbaikan dilaksanakan secara berkala sesuai jadwal yang ditetapkan.

Aplikasi PLN Mobile 

Dalam upaya memaksimalkan pelayanan di wilayah pelayanan, ujar Agung, PLN ULP Kefamenanu terus melakukan sosialisasi kepada pelanggan mengenai penggunaan Aplikasi PLN Mobile.

Aplikasi PLN Mobile memberikan berbagai kemudahan kepada pelanggan untuk mengakses layanan kelistrikan, seperti; pengajuan pemasangan baru, pembelian token listrik, pembayaran tagihan, permohonan penambahan daya, penerangan sementara dan melaporkan gangguan melalui handphone.

Saat ini, jumlah pengguna Aplikasi PLN Mobile mencapai 42.830 pelanggan di wilayah layanan PLN ULP Kefamenanu. PLN Mobile memberikan dampak positif kepada masyarakat dimana setiap pengaduan atau keluhan dapat dimonitor langsung melalui handphone.

Menariknya, aplikasi PLN Mobile telah menyiapkan banyak sekali fitur yang memudahkan dan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.

Sejauh ini, cukup banyak pelanggan PLN ULP Kefamenanu yang telah memanfaatkan Aplikasi PLN Mobile untuk melakukan transaksi pembelian token listrik dan juga hal lainnya.

Pengguna Aplikasi PLN Mobile di wilayah ULP PLN Kefamenanu tidak hanya mencakup masyarakat di wilayah Kota Kefamenanu. Namun, saat ini masyarakat di beberapa kecamatan di Kabupaten TTU telah memanfaatkan aplikasi tersebut.

Siswa-siswi PKL yang melaksanakan praktek di Kantor PLN ULP Kefamenanu diwajibkan menggunakan Aplikasi PLN Mobile. Hal ini bertujuan agar mereka bisa membeli token listrik untuk orang tua mereka di desa.

Electrifying Agriculture 

Agung menerangkan, PLN memiliki salah satu program yang disebut Electrifying Agriculture. Program ini meliputi bantuan pemasangan listrik baru untuk perkebunan dan pertanian.

Meskipun program tersebut di Kabupaten TTU belum cukup familiar. Namun, ada beberapa lokasi pertanian di Kabupaten TTU telah mendapatkan manfaat dari program ini.

Pemasangan listrik baru gratis untuk Program Electrifying Agriculture dilaksanakan dengan daya maksimum mencapai 550 volt ampere.

Dalam program tersebut, PLN menyiapkan sumber dan KWH meternya. Berdasarkan hasil survei pada sejumlah titik potensi di Kabupaten TTU, ternyata mesti dilakukan pemindahan dari pompa diesel ke pompa listrik.

Sejauh ini terdapat beberapa titik lokasi pertanian di Kabupaten TTU yang telah menerima program ini. Dampak positif dari program ini dirasakan langsung oleh para petani.

Energi Berkeadilan, Asa Pamungkas Anak Perbatasan Merajut Mimpi di Bawah Pijar Bola Lampu 

Bupati Timor Tengah Utara, Yosep Falentinus Delasalle Kebo, S. Ip., MA mengatakan, elektrifikasi di Kabupaten TTU telah berjalan baik. Meskipun demikian, ada beberapa dusun di Kabupaten TTU yang belum dialiri listrik. Hal ini menjadi catatan penting dimana kolaborasi antara Pemkab TTU dan PLN dalam menuntaskan program elektrifikasi bisa berjalan maksimal.

Mencermati testimoni yang disampaikan siswa SDN Tes, Olivia Kolo, Falentinus menegaskan bahwa, elektrifikasi merupakan program penting PLN yang sangat berdampak terhadap seluruh aspek kehidupan masyarakat Kabupaten TTU.

Pemerintah Kabupaten TTU memastikan akan mendata lebih detail wilayah dusun-dusun di Kabupaten TTU yang belum dialiri listrik. Ia juga memastikan akan menuntaskan pembangunan akses jalan menuju wilayah-wilayah terisolir di Kabupaten TTU untuk memudahkan mobilisasi material listrik ke wilayah tersebut.

Secara khusus di bidang pendidikan, elektrifikasi membawa dampak positif terhadap prestasi dan melahirkan generasi muda yang melek teknologi. Pasalnya, ketergantungan masyarakat terhadap kebutuhan energi listrik era ini sangat tinggi. 

Masyarakat Kampung Lama, Dusun, 1 Desa Tes merupakan wilayah yang cukup terisolir di perbatasan RI-RDTL Distrik Oecusse. Ketika menerima informasi perihal tuntasnya pelaksanaan elektrifikasi di wilayah tersebut, Falentinus mengaku sangat bersyukur. Pasalnya, masyarakat setempat akhirnya bisa merasakan arti sesungguhnya energi yang berdaulat dan berkeadilan.

Tidak hanya itu, berdaulat energi ini secara tidak langsung telah membantu membangkitkan harapan atau asa pamungkas anak-anak di wilayah perbatasan khususnya di Kampung Lama, Dusun 1 Desa Tes menyambung mimpi mereka yang sempat pudar karena keterbatasan fasilitas listrik.

Kehadiran listrik di Kampung Lama, Dusun 1 dari PT PLN telah menyulam dan merajut kembali puing-puing harapan generasi bangsa untuk belajar dan merajut mimpi tanpa diskriminasi. (bbr)

 

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

 


POS-KUPANG.COM/DIONISIUS REBON 

 

 


Foto 1; Pose Siswi SDN Tes, Olivia Kolo sedang belajar di bawah pijar bola lampu di ruang tamu rumah mereka, Senin, 27 Oktober 2025.


Foto II; Pose masyarakat Kampung Lama, Dusun 1, Desa Tes dan petugas PLN bergotong royong menanam tiang listrik ketika pertama kali pelaksanaan penyambungan baru pada tahun 2023 lalu.


Foto III; Pose Pegawai PLN ULP Kefamenanu saat melakukan perbaikan instalasi listrik menuju wilayah Kampung Lama, Dusun 1, Desa Tes, Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten TTU, NTT 


Foto IV; Pose peresmian listrik masuk Kampung Lama, Dusun 1, Desa Tes, Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten TTU, NTT 


Foto V; Pose Manager Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Layanan Pelanggan (ULP) Kefamenanu, Anak Agung Ngurah Maha Adisurya 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved