Malaka Terkini

Kepala Desa Tniumanu Pimpin Warga Panen Tomat, Ubah Lahan Tidur Jadi Sumber Penghidupan Warga

Di antara deretan tanaman yang berbuah lebat, Kades Ray, begitu ia akrab disapa tampak akrab dan santai bersama masyarakatnya.

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/IRFAN BUDIMAN
PENYERTAAN MODAL - Ray Pareira menuturkan bahwa kelompok tani Aperta berdiri berkat penyertaan modal dari desa sebesar Rp 50 juta dari APBDes Tahun 2024. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Kristoforus Bota

POS-KUPANG.COM, BETUN - Siang itu, matahari menggantung tinggi di atas langit Kecamatan Laenmanen, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Teriknya seolah ingin memastikan setiap sudut wilayah tersinari sempurna. 

Di tengah cuaca yang menyengat, Kepala Desa Tniumanu, Raymundus Ikun Pareira, tak gentar memimpin warganya melakukan panen tomat di Kebun Kelompok Tani Aperta.

Lahan tidur yang dulunya terbengkalai kini disulap menjadi kebun tomat dan cabai rawit yang mampu menggerakkan ekonomi masyarakat setempat.

Di antara deretan tanaman yang berbuah lebat, Kades Ray, begitu ia akrab disapa tampak akrab dan santai bersama masyarakatnya.

Baca juga: Warga Perbatasan di Malaka Serahkan Senjata Api ke Satgas Pamtas Yonarmed 12 Kostrad

Sesekali ia memberi semangat kepada para petani agar terus bekerja dan mendukung ketahanan pangan desa.

Kepada POS-KUPANG.COM, Minggu (26/10/2025), Ray Pareira menuturkan bahwa kelompok tani Aperta berdiri berkat penyertaan modal dari desa sebesar Rp 50 juta dari APBDes Tahun 2024.

“Awalnya saya hanya iseng-iseng saja. Berangkat dari hobi di dunia pertanian, saya mengolah lahan desa yang sebelumnya ditanami pisang. Dengan dukungan Pak Sebastion Momo, PPL yang berpengalaman, kami mulai survei lahan dan sumber air sejak Oktober 2024,” ujarnya.

Karena menyesuaikan musim hujan, proses penanaman baru dimulai pada Desember 2024. Kelompok tani itu kemudian menanam 8.000 pohon tomat dan 4.000 pohon cabai rawit. Hanya dalam waktu tiga bulan, hasilnya mulai tampak menggembirakan.

“Saya sempat bingung soal pemasaran. Kalau tidak ada pembeli, saya rencanakan hasilnya dibagikan saja ke warga. Namun, berkat publikasi media online waktu itu, ada pihak yang menghubungi untuk membeli hasil kebun kami,” kisahnya.

Dari panen perdana, kelompok tani Aperta berhasil meraup pendapatan sekitar Rp 90 juta. Setelah mengembalikan modal awal, sisanya dibagikan kepada lima orang pekerja, masing-masing menerima Rp 8 juta.

Baca juga: Polsek Laenmanen Masih Dalami Kasus Kematian Sapi Milik Warga Kapitan Meo

“Saya bangga karena pertanian hortikultura ini ternyata menjanjikan dan bisa membuka lapangan kerja bagi warga,” kata Kades Ray dengan wajah sumringah.

Keberhasilan tersebut membuat semangat kelompok tani semakin tinggi. Saat ini, mereka tengah menanam tomat musim kedua sebanyak 80.000 pohon. Namun, tantangan tetap ada. Harga tomat saat ini menurun dibanding tahun sebelumnya, sementara kelompok tani masih menghadapi keterbatasan air, alat pertanian, pupuk, dan bibit.

“Kami berharap pemerintah bisa membuka komunikasi dengan pihak Timor Leste agar perbatasan Motamasin dibuka untuk memperluas pasar hasil pertanian masyarakat Malaka,” harapnya.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved