Sikka Terkini

Batim Farm Bantu Petani di Kloangpopot Sikka Jual Hasil Pertanian

Pakan yang disimpan di dalam drum membutuhkan waktu selama dua minggu untuk proses fermentasi,

Editor: Ryan Nong
TRIBUNFLORES.COM/ARNOLD WELIANTO
JUAL BELI - Warga sedang menjual hasil pertanian di Batim Farm Kloangpopot, Kecamatan Doreng, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa 14 Oktober 2025. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Arnold Welianto

POS-KUPANG.COM, MAUMERE - Warga Desa Kloangpopot, Kecamatan Doreng, Kabupaten Sikka, NTT ramai-ramai menjual hasil pertanian ke Batim Farm, sejak usaha itu hadir di wilayah mereka beberapa waktu lalu. 

Warga datang menggunakan mobil dan motor bahkan ada yang berjalan kaki, membawa hasil pertanian seperti labu, ubi-ubian, keladi dan sayuran-sayuran untuk dijual ke Batim Farm

Harganya pun bersaing. Untuk keladi, labu dan ubia-ubian dibeli dengan harga Rp. 700 per kilogram. Sedangkan jagun biji, dibeli dengan harga Rp. 5 ribu per kilogram. 

Anselmus Gelit, Warga Desa Pelibaler yang menjual hasil pertanian di Batim Farm mengaku senang dengan hadirnya Batim Farm di Desa Kloangpopot. 

Baca juga: Wakil Bupati Sikka Simon Subandi Supriadi Resmikan UPT. Puskesmas Kojagete

Anselmus mengaku ada kemudahan karena dengan cepat mendapatkan uang dan hemat uang transportasi apabila harus menjual ke pasar yang ada di Kota Maumere. 

"Ada kemudahan, yang pertama saya ucapkan terimakasih, dengan hadirnya Batim Farm, sangat membantu kami disini, karena kami mudah sekali mendapatkan uang, kami tidak jalan jauh, tidak buang uang untuk transportasi, jadi kami kerja dan dapat uang, tidak usah ke mana-mana, barang sudah ada di tempat, kita mendukung dengan cara seperti," Kata Anselmus, Selasa (14/10/2025).

Anselmus mengaku mendapatkan kemudahan karena bisa menghemat biaya transportasi. Selain itu hasil pertanian seperti labu, ubi-ubian dan keladi langsung dijual di Batim Farm, karena mereka membeli batang hingga daunnya, begitupun dengan labu yang rusak. 

"kemudahan hemat transportasi, kami biasa jual, labu, ubi, keladi, yang kami senang lagi, keladi ini dijual bukan hanya batangnya saja tapi daunnya juga, labu yang rusak juga dibeli," ujarnya. 

Hasil pertanian yang dibeli Batim Farm ini kemudian akan diolah menjadi pakan ternak organik dan  pengelolaan limbah yang rujukannya akan memproduksi kompos, selanjutnya hasil dari kompos, akan digunakan untuk pertanian seperti penanaman hortikultura. 

Anselmus pun mengajak kepada para petani untuk semangat menanam karena hadirnya Batim Farm menjawab kesulitan ekonomi masyarakat di Desa Kloangpopot dan sekitarnya. 

Sebelumnya, Petrus Jutanto Sallo atau yang akrab disapa Gaga Sallo, pemuda asal Desa Kloangpopt, Kecamatan Doreng, Kabupaten Sikka, NTT membuat terobosan baru yang mengusung konsep organik peternakan dan pertanian. 

Konsep yang diberi nama Batim (Babi Timur) Farm ini memiliki kandang terpadu yang mempunyai beberapa item yakni peternakan dan pertanian. 

Petrus Jutanto Sallo, menjelaskan, ada beberapa unsur yang sedang dilakukan Batim Farm yaitu, pengelolaan pakan organik, pengelolaan limbah yang rujukannya akan memproduksi kompos, selanjutnya hasil dari kompos, akan digunakan untuk pertanian seperti penanaman hortikultura. 

"Ada beberapa unsur yang sedang kita buat disini, dari pengelolaan pakan organik, pengelolaan limbah yang rujukannya kita akan memproduksi kompos, hasil dari kompos, kita akan tuangkan ke pertanian seperti penanaman hortikultura dan lain-lain, " Kata 

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved