Manggarai Barat Terkini

Kelompok Usia Produktif di Manggarai Barat Rentan Menjadi Penyintas HIV/AIDS

Namun, ia menambahkan puskesmas yang berada di wilayah dengan mobilitas penduduk tinggi cenderung melaporkan kasus yang lebih banyak.

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/PETRUS CHRISANTUS GONSALES
Kepala Dinas Kesehatan Manggarai Barat, Adrianus Ojo 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Chrisantus Gonsales 

POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Kelompok usia paling rentan terhadap HIV/AIDS di Manggarai Barat adalah usia produktif, antara 25 hingga 45 tahun.

Dari segi pekerjaan, banyak penyintas berasal dari kalangan profesional, wiraswasta, dan pekerja informal.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat, Adrianus Ojo kepada POS-KUPANG.COM, Kamis (9/10/2025).

"Untuk menjaga etika dan mencegah stigma, Dinkes Mabar tidak merilis detail sebaran kasus per puskesmas secara spesifik," kata Adrianus 

Namun, ia menambahkan puskesmas yang berada di wilayah dengan mobilitas penduduk tinggi cenderung melaporkan kasus yang lebih banyak.

Adrianus Ojo mengimbau seluruh masyarakat untuk menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA agar mereka tidak takut untuk memeriksakan diri dan berobat.

Baca juga: Dinkes Manggarai Barat Catat 174 Kasus HIV/AIDS Per Juli 2025, 13 Orang Meninggal Dunia 

"Melakukan tes HIV sedini mungkin, terutama bagi populasi kunci dan berisiko, untuk mengetahui status kesehatan," ujarnya.

Kata dia, setia menjalani pengobatan bagi ODHA karena pengobatan ARV membuat ODHA tidak menularkan virus ke pasangannya. Kemudian menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta setia pada pasangan.

Lebih lanjut, Adrianus mengatakan penularan HIV/AIDS dapat melalui perilaku hubungan seks berisiko (tidak menggunakan kondom) dengan berganti-ganti pasangan.

"Penggunaan jarum suntik tidak steril, terutama di kalangan pengguna narkotika suntik. Transfusi darah yang tidak diskrining (sangat jarang terjadi dengan standar modern)," terangnya.

Kemudian melalui Ibu hamil dengan HIV positif kepada bayinya selama kehamilan, persalinan, atau menyusui.

Solusi komprehensif yang dilakukan meliputi, peningkatan Edukasi. Sosialisasi dan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) yang masif tentang pencegahan dan penularan HIV.

Adrianus mengutarakan, perluasan akses testing dapat memudahkan masyarakat untuk melakukan tes HIV secara sukarela dan rahasia. Selanjutnya, penjaminan pengobatan guna memastikan ketersediaan obat ARV dan dukungan psikososial bagi ODHA.

Terakhir, penanganan kasus secara komprehensif, untuk melacak dan mengembalikan ODHA yang gagal follow-up ke dalam sistem pengobatan.

"Dengan upaya kolaboratif antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, diharapkan laju penularan HIV/AIDS di Manggarai Barat dapat ditekan dan kualitas hidup ODHA dapat meningkat," pungkasnya. (moa)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved