TTS Terkini

Bantuan Beras Raib, Warga Salbait-TTS Malah Disuruh Pendamping Pose dengan Karung Berisi Jagung

Masyarakat diminta foto dengan karung berisi jagung, jerigen kosong ukuran lima liter, bahkan tempat ludah sirih pinang dengan memperlihatkan KTP

|
Editor: Sipri Seko
POS-KUPANG.COM/MARIA VIANEY GUNU ROKOK
WARGA SALBAIT - Beberapa warga Desa Salbait, Kecamatan Mollo Barat yang ditipu bantuan beras, bersama Danposramil Mollo Barat, Sertu Ike Arakian, Kamis (25/9/2025). 

Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Maria Vianey Gunu Gokok

POS-KUPANG.COM, SOE -  Sebanyak 10 kepala keluarga (KK) di Desa Salbait, Dusun 2, RT 07 dan 08/ RW 04, Kecamatan Mollo Barat, Kabupaten TTS, mengungkapkan kekecewaannya terkait bantuan pangan berupa beras yang tidak kunjung diterima. 

Parahnya, sejumlah warga ini diminta untuk melakukan foto yang kemudian digunakan oleh oknum pendamping bantuan tersebut, sebagai bukti bantuan telah tersalurkan. Masyarakat diminta berfoto dengan karung yang berisi jagung, jerigen kosong ukuran lima liter, bahkan tempat ludah sirih pinang dengan memperlihatkan KTP di tangan. 

Hal ini disampaikan warga Salbait saat ditemui Kamis (24/9/2025) di Desa Salbait, Dusun II, RT/RW 07/08 , Kecamatan Mollo Barat. Hadir dalam penyampaian ini Danposramil Mollo Barat, Sertu Ike Arakian, beserta masyarakat yang merasa dirugikan. 

Selain itu beberapa dari mereka mengaku dimintai uang ongkos pengantaran beras, masing-masing Rp 30.000. Meski begitu hingga saat ini berat tidak kunjung diantarkan.  Beberapa masyarakat yang mengalami kejadian langsung yang mengaku calon penerima, masing-masing memberikan penjelasan. Antoneta Poli, saat diwawancarai menyampaikan bahwa sekitar (6/9/2025), ia mendapat informasi dari Sekretaris Desa Salbait bahwa ia mendapatkan bantuan beras. 

"Sekitar (6/9/2025) sesuai dengan himbauan dari Sekertaris Desa setelah satu minggu penyaluran bantuan beras, saya diminta untuk datang ke Rumah Sekertaris Desa Salbait untuk mengambil beras sebanyak 20 Kg. Setelah tiba disana, saya disuruh untuk pegang karung yang berisi beras dan difoto, " jelasnya. 

Antonia melanjutkan, kemudian beras itu diambil kembali dengan janji besok baru ambil di kantor desa dengan uang transportasi sebesar Rp. 30.000. Tetapi sampai hari ini bantuan beras tersebut tidak kunjung tiba. Ia juga mengaku mempertanyakan uang yang ia berikan, Sekdes menjawab uang tersebut telah digunakannya. 

Masyarakat Desa Salbait, Aranci Kase, menyampaikan bahwa ia juga mengalami hal yang serupa. Ia didatangi oleh Sekertaris Desa beserta dua pendamping bantuan pangan di rumahnya dan menginformasikan ia terdaftar sebagai penerima bantuan beras susulan. 

Ia diminta untuk mengambil KTP berserta dua jerigen kosong berukuran lima Liter dan diisi di dalam dua karung kosong berukuran 10 kilogram yang telah disiapkan oknum sekretaris dan pendamping desa. Lalu ia di minta berdiri untuk mereka mengambil gambar atau foto.

"Di hari yang sama, sekertaris Desa Salbait dengan dua orang pendamping bantuan pangan datang di rumah, sampaikan kalau saya juga masuk dalam penerima bantuan beras.  Mereka suruh saya untuk mengambil KTP beserta dua jerigen kosong berukuran lima liter dan isi didalam dua karung kosong berukuran 10 kilogram lalu saya di minta berdiri untuk mereka foto dengan memegang KTP, " ujarnya

Selanjutnya, masyarakat Desa Salbait yang merasa ditipu, Aranci Saekoko menyampaikan, kronologis yang dialaminya agak berbeda dari tetangganya. Ia dijemput oleh oknum sekretaris Desa Salbait untuk kerumahnya. 

"Awalnya Sekertaris Desa datang kerumah saya namun saya masih ada tamu, namun tidak lama sekertaris desa datang dan menjemput saya untuk datang kerumahnya. Ketika sampai dirumahnya, saya melihat dua Karung kosong berukuran 10 kg yang sudah terisi dengan jagung. Saya diminta untuk foto didepan dua karung tersebut sambil memegang KTP. Mereka berpesan bahwa saya juga masuk sebagai penerima bantuan beras susulan ditahap selanjutnya," ungkapnya. 

Aranci mengaku kenal dengan pendamping bantuan tersebut dari Dinas Sosial Kabupaten TTS, yaitu Riko Bees, bahkan mengaku memiliki nomor teleponnya. Sedangkan seorang lagi hanya diketahui bernama Yuni, yang juga pendamping bantuan di Kecamatan Mollo Barat.

Berdasarkan hal tersebut, salah satu masyarakat Desa Salbait, Mikson Babu menjelaskan bahwa keterbukaan infomasi terkait penerima bantuan tidak dilakukan di desa tersebut. Ia menuturkan bahwa 12 penerima ini merupakan penerima pemula, yang sebelumnya belum pernah mendapatkan bantuan beras. 

Sedangkan Riko Bees, sebagai Pendamping Bantuan Pangan Kecamatan Mollo Utara, Saat dikonfirmasi menyampaikan bahwa dokumentasi (foto) yang dilakukan benar adanya. Ia mengambil langkah tersebut karena menurutnya mustahil ia mengantarkan beras ke masing-masing penerima. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved