TTS Terkini

Tanggapi Penobatan Raja Amanuban, Romo Amandus Nuban: Keluarga Besar Nuban Tolak Penobatan Tersebut

Romo Amandus menyampaikan bahwa pihaknya merasa diabaikan dengan peristiwa ini. Menurutnya peristiwa tersebut merupakan klaim sepihak. 

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/MARIA VIANEY GUNU GOKOK
PENOBATAN RAJA - Prosesi penyerahan secara simbolis kekuasaan dari Keluarga Nope oleh Bil Nope 

Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Maria Vianey Gunu Gokok 

POS-KUPANG.COM, SOE- Publik Timor Tengah Selatan masih ramai membahas penobatan raja Kerajaan Amanuban pada (15/9/2025) lalu di Sonaf Amanuban, Desa Tubuhue, Kecamatan Amanuban Barat. 

Salah satu keturunan Seorang Nuban, Romo Amandus Nuban. Ia mengkonfirmasi melalui sambungan telepon pada (20/9/2025), sebagai keturunan langsung Raja Seo Nuban, yakni suku Nuban yang sulung yang karena perebutan kekuasaan pindah ke Amanatun.

"Kami semua keluarga Nuban yang Amanatun menolak pengangkatkan dia (Drs. Jonathan Nubatonis) sebagai raja dan juga pemindahan istana kerajaan ke Tubuhue, Amanuban Barat, " tegasnya. 

Romo Amandus menyampaikan bahwa pihaknya merasa diabaikan dengan peristiwa ini. Menurutnya peristiwa tersebut merupakan klaim sepihak. 

"Jadi dalam hal ini kami diabaikan, maka kami dengan demikian menyatakan supaya pengangkatan itu dibatalkan. Terutama Bupati TTS hadir dalam upacara pengangkatannya sebagai Raja itu. Dan penganugerahan Raja itu bukan terjadi di sonaf sesungguhnya, " jelasnya. 

Baca juga: Wakili Keluarga Nope, Pina Nope dan Bil Nope Sampaikan Klarifikasi Soal Penobatan Raja Amanuban


Ia mengatakan bahwa Suku Nuban, Nubatonis, Tenis, Asbanu, memiliki pusat kerajaan dari nenek moyang sampai dengan saat ini yaitu di Tunbes, dimana Keluarga Nope mengambil alih kekuasaan kerajaan itu dari Nuban.

Romo Amandus Nuban melanjutkan bahwa setelah perebutan kekuasaan oleh keluarga Nope, keluarga empat suku diusir dan keluarga Nuban pergilah ke Amanatun hingga sekarang ini. 

"Bahwa 38 tahun lalu ada penyerahan kekuasaan kami Nuban di Amanatun Selatan tidak mengetahuinya. Karena upacara pengenugerahan Raja ini dilakukan secara sepihak dan tidak melibatkan seluruh keluarga Nuban dan yang salah satunya adalah keluarga Nuban Amanatun, " jelasnya. 

Adapun pada penobatan yang berlangsung (15/9/2025) lalu, hadir pula perwakilan empat suku yang juga hadir dan turut menerima kekuasaan secara, simbolis dari Keluarga Nope untuk diserahkan pada penobatan raja tersebut, tidak mengetahui agenda penobatan dan peresmian. 

"Dan menurut informasi yang saya dengar kemarin sebenarnya ada juga Nuban yang hadir tapi bukan diundang untuk momen pengangkatan sebagai Raja dan juga pengresmian ini istana itu. Mereka diundang, katanya syukuran, sampai di sana baru mereka kaget, " ungkapnya. 

Ia mengatakan juga bahwa bagaimana pun penobatan tersebut menentang tutur adat dan mengubah sejarah.  Dimana tutur adat Amanuban dimana tetap Nuban adalah suku yang disebut pertama kali. 

"Jadi kami dari keluarga Nuban Amanatun yang adalah keturunan langsung dari kerajaan Tunbes kami menolak pengangkatan Jonathan Nubatonis sebagai Raja. Karena di dalam setiap tuturan adat yang ada di Amanuban, Nuban itu selalu disebutkan nama pertama, " ungkapnya

Ia mengatakan Amanuban berarti Bapak Nuban. Nuban sendiri merupakan nama tempat serta Naam suku pertama. Ia yang sulung. Sedangkan Sonaf yang di Tubuhue merupakan rumah yang di bangun sendiri. 

"Tidak ada yang mengangkat dia menjadi Raja. Jadi pemerintah Kabupaten TTS dalam hal ini Bupati harus mencatat bahwa di TTS itu ada tiga kerajaan. Tiga swapraja yaitu Amanuban, Amanatun, dan Mollo. Dan masing-masing kerajaan itu memiliki istana dan kerajaan serta sejarahnya masing-masing. Sehingga Bupati TTS dengan hadir dan ikut memberikan legitimasi kepada Jonathan Nubatonis sebagai Raja Amanuban, maka telah menghapus sejarah di TTS tentang istana atau kerajaan Amanuban itu. kerajaan Amanuban sesungguhnya itu ada di Tunbes, " tekannya.

Ia juga mengatakan bahwa Keluarga Nope tidak mengembalikan tampuk kekuasaan kerajaan ini kepada pemilik sesungguhnya yaitu Nuban. Nubatunis itu bersaudara dengan Nuban, tapi dia bukan pemangku kerajaan. Suku Nubatonis itu adalah orang yang suka natoni Nuban untuk terima tamu atau juga berbicara adat. 

"Tapi yang menurut keluarga kami yang ada di Desa Pili memberitahukan bahwa beberapa tahun yang lalu ya, benda pusaka asli yang diserahkan itu kepada keluarga kami di Tunbis, Ba'i Nuban. Jadi yang aslinya ada di Tunbis. Yang kemarin mereka serahkan di Tubuhue itu, itu simbolis dan itu imitasi, bukan aslinya, " ungkapnya. 

Sebelum berdasarkan pemberitaan pada (15/9/2025), telah dilangsungkan penobatan raja Amanuban dan peresmian Sonaf Amanuban di Desa Tubuhue, Kecamatan Amanuban Barat. Drs. Jonathan Nubatonis dinobatkan menjadi rasa, yang menandai berakhirnya kekosongan kekuasaan kerajaan Amanuban selama 38 tahun. 

Hadir dalam kegiatan tersebut Bupati TTS, Bil Nope sebagai perwakilan Keluarga Nope, Paul Mella sebagai perwakilan kerajaan Mollo, serta perwakilan Suku Nuban Nubatonis Tenis Asbanu di Pulau Timor. (any) 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved