Ende Terkini
Tanggapi Demo Mahasiswa, Bupati Ende: Saya Harap Ribuan yang Datang tapi Hanya Segini
Namun, Ia juga mengakui, pemerintah daerah pada tahun 2025 ini hanya mampu membersihkan saluran drainase karena keterbatasan anggaran.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Albert Aquinaldo
POS-KUPANG.COM, ENDE - Menanggapi aksi puluhan mahasiswa di Kabupaten Ende yang tergabung dalam Cipayung Plus dan BEM Uniflor Ende di gedung Kantor Bupati Ende, Kamis (4/9/2025) siang, Bupati Ende, Yosef Benediktus Badeoda menyayangkan karena aksi tersebut hanya diikuti oleh puluhan mahasiswa.
Tanggapan itu disampaikan Bupati Yosef Badeoda usai mendengarkan orasi dan menerima enam belas tuntutan aliansi mahasiswa di lapangan apel Kantor Bupati Ende.
"Pertama-tama saya menyampaikan saya sangat gembira kalian datang, saya sudah tunggu lama sekali tapi hari ini baru kalian datang, saya harap tadi ribuan tapi ini hanya sedikit yang datang, karena memang perlu, saya hari ini lima bulan memerintah Kabupaten Ende, ada satu poin, kita transparan dan akuntabel, itu dulu yang harus dipahami," tegas Bupati Yosef Badeoda dihadapan para mahasiswa.
Ia bahkan secara terbuka mengundang organisasi mahasiswa di Kabupaten Ende untuk berdiskusi secara terbuka terkait kondisi faktual di wilayah itu setiap bulan.
Dikatakan Bupati Yosef, semua kondisi/keadaan yang terjadi di Kabupaten Ende akan disampaikan ke masyarakat dengan terbuka sesuai kondisi faktual yang terjadi.
Baca juga: Cipayung Plus dan BEM Uniflor Ende Ajak Bupati dan Wakil Bupati Berjemur di Panas Matahari
Ia juga menegaskan, para mahasiswa seharusnya bertanya kepada pemerintah Kabupaten Ende terkait kebijakan pembangunan yang dinilai lamban jika dibandingkan dengan beberapa kabupaten tetangga padahal Kabupaten Ende merupakan kabupaten tertua di Pulau Flores.
"Selama dua puluh tahun ini politik anggaran kita dikuasi oleh oligarki, itu bahasa yang saya sampaikan," ujar Bupati Yosef disambut tepuk tangan peserta aksi.
Ia juga secara tegas mengatakan, baru sebulan memimpin kabupaten itu, ia menemukan sejumlah kebijakan atau politik anggaran yang menyusahkan masyarakat.
"Nah, sekarang, kita sedang memperbaiki itu semua, mencegah kebocoran, jangan sampai tahun depan dan tahun ini kita kesulitan, anggaran kita terbuang percuma hanya untuk hal-hal yang tidak terukur," tegas politisi Partai Demokrat itu.
Menanggapi salah satu poin tuntutan massa aksi agar pemerintah daerah menghentikan sementara program Makan Bergizi Gratis (MBG), Bupati Yosef mengatakan program tersebut merupakan program Presiden Prabowo Subianto dan pemerintah daerah hanya diminta memfasilitasi.
Ia bahkan menjelaskan, dari target 47 SPPG yang direncanakan dibangun pada tahun 2025 untuk melayani 93 ribu penerima manfaat, di Kabupaten Ende masih jauh dari target yakni baru empat SPPG yang melayani program unggulan Prabowo tersebut.
"Kita Pemda tidak sanggup untuk intervensi anggaran untuk pembangunan dapur SPPG, bahkan beberapa bahan baku harus dibeli dari luar," kata dia.
Terkait persoalan banjir yang menjadi salah satu aspirasi yang disampaikan peserta aksi, Bupati Yosef Badeoda mengklaim pihaknya telah mengatasi persoalan tersebut dengan menata sistem drainase perkotaan.
Namun, Ia juga mengakui, pemerintah daerah pada tahun 2025 ini hanya mampu membersihkan saluran drainase karena keterbatasan anggaran.
Pada tahun 2026 barulah akan dilakukan pelebaran drainase.
Terkait efisiensi anggaran yang memaksa pemerintah daerah harus berhemat, maka pada tahun 2025 ini pemerintah hanya bisa mengandalkan PAD. (bet)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.