Podcast Pos Kupang
Ibunda Ungkap Pesan WhatsApp di Ponsel Prada Lucky Bersih di-timer
Menurut dia, pembinaan di dalam institusi yang sering dia lihat masih dalam tahap wajar seperti push up, lari, sit up dan squat jump.
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Oby Lewanmeru
Ringkasan Berita:
- Ibunda almarhum Prada Lucky Namo, Sepriana Paulina Mirpey hadir di Podcast Pos Kupang
- Handphone almarhum Prada Lucky bersih dari semua pesan saat diterima keluarga
- Pemeriksaan handphone almarhum Prada Lucky jadi pemicu terjadinya penganiayaan
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Ibunda Prada Lucky Namo, Sepriana Paulina Mirpey mengungkapkan, ponsel anaknya sudah dalam kondisi "bersih" dari segala pesan saat diterima oleh keluarga.
"HP-nya ada di kami, grup itu ternyata sudah dihapus, pesan WA di HPnya Lucky sudah di-timer semua. Mama heran saja karena semua WA sudah bersih di-timer semua. Menurut teman dekatnya Lucky yang sering dicurhati, tidak pernah Lucky memakai timer. Ini bukan satu orang yang menyampaikan, beberapa teman yang sering dia WA itu mama tanya semua, Lucky tidak pernah memakai timer," jelasnya dalam Podcast Pos Kupang, Senin, 10/11/2025.
Eppy menjelaskan, grup WA berisi dua orang yang diduga menjadi penyebab penganiayaan Prada Lucky dan Prada Richard pun tidak ditemukan dalam ponsel tersebut, juga foto dengan memakai handuk yang juga menjadi penyebab tidak ditemukan padahal seharusnya ada karena sebagai bukti.
"Apakah kita foto menggunakan handuk setengah itu sudah bisa dikatakan kita LGBT? Kan aneh hanya foto setengah badan saja dibilang LGBT. Kalau menurut mama mereka sengaja menghembuskan isu ini sebagai motif kamuflase supaya ada alasan mereka melakukan hal keji itu terhadap almarhum," ujar Eppy.
Menurut dia, pembinaan di dalam institusi yang sering dia lihat masih dalam tahap wajar seperti push up, lari, sit up dan squat jump.
Baca juga: Dokter RSUD Aeramo Ungkap 12 Penyebab Kematian Prada Lucky Namo
"Mungkin kalau (dipukul) selang satu dua kali wajar tapi ini alat buktinya terlalu banyak. Ada selang, hanger besi, kabel putih yang dililit, karet fan belt, belum lagi cabai garam segala macam itu bukan pembinaan, itu sudah masuk penyiksaan sampai menghilangkan nyawa, apakah itu masih disebut pembinaan?" ucapnya.
Untuk diketahui sidang kasus Prada Lucky sudah memasuki minggu ketiga dan sang ibu bersama ayahnya selalu setia mengikuti setiap tahapan persidangan untuk mendengarkan setiap kesaksian.
"Sidang dari hari pertama, hitungan sekarang hari ketujuh ini mama lihat saksi-saksi yang dihadirkan hanya hari pertama kedua ketiga itu saksinya cukup berkata jujur termasuk mama dan bapaknya Lucky kami sebagai saksi juga datang, hari berikut setelah hari ketiga itu yang mama lihat hanya mama angkat almarhum itu cukup berkata jujur dan sangat jujur beliau tetapi selain itu, Roni Setiawan, ada Provos itu, Petrus Kanisius, saksi lainnya dokter dua itu dari rumah sakit Aeramo, itu mama lihat banyak yang tidak sesuai, banyak yang mereka sembunyikan," ungkapnya.
Menurut Eppy, dia merasa para saksi terkesan menutup-nutupi kebenaran mungkin saja karena ada tekanan dari pihak tertentu.
"Mama merasa dua-duanya (dokter) hari pertama itu banyak sekali kesaksian yang blunder, dokter perempuan itu bilang Lucky hanya luka gores sedikit saja sedangkan keadaan saat mama datang itu luka masih banyak walaupun sudah banyak yang mengering tetapi bekas-bekas itu cukup banyak, memar itu saja cukup besar. Di telinga itu saja masih ada luka, memang sudah mengering tapi ada luka. Di kepala ada luka juga tapi sudah agak mengering dan terkelupas, bagaimana dokter itu mengatakan bahwa hanya luka gores kecil saja sedangkan yang mama foto itu luka cukup parah. Hari ini penjelasannya sudah agak rinci dan bahkan dokter itu mengungkapkan ada 12 penyebab kematian Prada Lucky," jelasnya.
Eppy juga menegaskan, provos yang bertugas saat Prada Lucky dianiaya juga harus dijadikan tersangka.
"Dari kesaksian provos itu bagi mama banyak kebohongan karena seorang provos dalam satu batalion tugasnya itu menjaga keamanan, dia yang mengamankan bukan dia membiatkan empat pelaku utama ini datang dalam keadaan mabuk dan menganiaya Lucky sedangkan dia pergi tidur disaat pelaku masuk.
Yang mama herankan, sanggahan dari terdakwa 17 bahwa ternyata provos ini ikut memukul empat kali. Nah disitulah kebohongan dia jadi menurut mama dan keluarga si provos ini layak dijadikan sebagai tersangka tambahan," kata Eppy.
"Selain itu keluarga melihat tersangka tambahan dalang dari semua adalah Danton Roni Setiawan karena awal permasalahan itu dia. Entah diperintahkan siapa memeriksa HPnya almarhum, disitu suruh memeriksa judol tetapi kenapa merambat ke WA pribadinya almarhum sedangkan Prada Richard menyampaikan bahwa mereka sering disampaikan untuk tidak boleh membuka privasi anggota termasuk isi WA. Boleh memeriksa judi online tetapi tidak memeriksa privasi anggota dan si Danton Roni Setiawan ini sudah melanggar aturan-aturan itu. Nah disitu katanya ada WA yang memakai kata sayang. Apakah WA kata sayang itu sudah dikatakan bahwa almarhum LGBT? Dia juga menyampaikan bahwa ada grup terdiri dari dua anggota. Di mana ada grup yang isinya dua anggota sedangkan bapaknya Lucky itu mencari tahu informasi bahwa grup itu berisi delapan orang," tandasnya. (uzu)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Podcas-Ibunda-Prada-Lucky.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.