NTT Terkini
UMKM di NTT Capai 366 Ribu Unit, Dinas Koperasi Dorong Naik Kelas Lewat Literasi dan Kemitraan
Menurutnya, selain berkontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), UMKM juga menjaga stabilitas ekonomi lokal.
Laporan Reporter POS-KUPANG. COM, Tari Rahmaniar Ismail
POS-KUPANG.COM, KUPANG – Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat jumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di wilayah ini mencapai 366.473 unit pada tahun 2024.
Dari jumlah tersebut, 99,6 persen merupakan usaha mikro, menandakan struktur ekonomi NTT masih didominasi oleh usaha berskala kecil.
Kepala Bidang Kelembagaan dan Pengawasan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi NTT, Philip Lelo Bere, mengatakan UMKM menjadi motor penggerak ekonomi daerah, sekaligus berperan penting dalam penyerapan tenaga kerja dan pengentasan kemiskinan.
“UMKM di NTT bukan sekadar entitas ekonomi, tetapi juga penjaga nilai budaya dan sosial, terutama bagi mereka yang bergerak di sektor kerajinan tenun ikat,” ujar Philip, Rabu (29/10/2025).
Menurutnya, selain berkontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), UMKM juga menjaga stabilitas ekonomi lokal.
Baca juga: Pelaku UMKM Sumringah di Pantai Cemara Abudenok Bersamaan dengan Penyerahan SK PPPK
Pemerintah provinsi terus mendorong para pelaku usaha agar mampu naik kelas melalui peningkatan kapasitas, akses pembiayaan, dan pemanfaatan teknologi digital.
“Kami terus berupaya memperkuat kelembagaan UMKM agar mereka tidak hanya bertahan, tapi juga berkembang dan berdaya saing. Dukungan melalui pelatihan manajemen, literasi digital, hingga kemitraan dengan lembaga keuangan menjadi fokus utama,” ungkap Philip.
Dari total 366 ribu lebih pelaku usaha, Kabupaten Sikka tercatat memiliki jumlah UMKM terbanyak yakni 48.627 unit, disusul Kabupaten Manggarai (28.113 unit) dan Kota Kupang (34.434 unit).
Sebaliknya, Kabupaten Manggarai Barat memiliki jumlah terendah dengan 1.676 unit.
Philip menjelaskan, sebagian besar pelaku UMKM di NTT memiliki tingkat pendidikan dasar hingga menengah, dengan proporsi lulusan pendidikan tinggi masih relatif kecil.
Hal ini menunjukkan perlunya penguatan kapasitas dan literasi usaha agar mereka mampu beradaptasi dengan pasar yang semakin kompetitif.
Selain sektor kerajinan, potensi ekonomi NTT juga terletak pada komoditas unggulan seperti kopi, kakao, jambu mete, garam, rumput laut, dan peternakan sapi, serta sektor ekonomi kreatif yang mencakup fashion, kuliner, kriya, musik, dan film.
“Kami melihat potensi luar biasa pada ekonomi kreatif. Tenun, kuliner lokal, hingga produk kriya bisa menjadi pintu masuk untuk memperluas pasar, terutama lewat platform digital,” ungkapnya.
Philip menegaskan, penguatan UMKM di NTT membutuhkan kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, dunia usaha, lembaga keuangan, dan masyarakat.


 
												      	![[FULL] Ulah Israel Buat Gencatan Senjata Gaza Rapuh, Pakar Desak AS: Trump Harus Menekan Netanyahu](https://img.youtube.com/vi/BwX4ebwTZ84/mqdefault.jpg) 
				
			 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.