NTT Terkini
NTT Catat Angka Wasting Tertinggi Nasional: 12,3 Persen Balita Alami Gizi Kurang dan Gizi Buruk
Dari prevalensi gizi buruk ini, diperkirakan terdapat 39 ribu kasus gizi buruk pada balita setiap tahunnya di provinsi ini.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tari Rahmaniar Ismail
POS-KUPANG.COM, KUPANG- Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali mencatat prevalensi wasting (gizi kurang dan gizi buruk) tertinggi di Indonesia menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024.
Berdasarkan data yang diperoleh POS-KUPANG.COM pada Jumat 10 Oktober 2025 angka wasting di NTT mencapai 12,3 persen, jauh di atas rata-rata nasional, dengan 3,6 persen di antaranya tergolong balita gizi buruk.
Dari prevalensi gizi buruk ini, diperkirakan terdapat 39 ribu kasus gizi buruk pada balita setiap tahunnya di provinsi ini. Temuan ini menegaskan masalah gizi masih menjadi tantangan serius di NTT, terutama pada kelompok usia dini.
Sejak 2019, Kemenkes telah memperluas penerapan Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi (PGBT) program berbasis bukti yang sebelumnya diuji coba di Kabupaten Kupang pada 2015–2018 dan menunjukkan hasil positif. Sejak akhir 2020, program ini telah diterapkan di 22 kabupaten/kota di NTT.
Pendekatan PGBT menekankan mobilisasi masyarakat untuk melakukan deteksi dini balita berisiko wasting melalui pengukuran lingkar lengan atas (LiLA). Pengukuran ini terbukti efektif sebagai indikator cepat untuk mengidentifikasi anak dengan risiko gizi buruk.
Dalam mendukung penanganan wasting UNICEF bersama Kemenkes juga memberdayakan masyarakat dalam menemukan balita berisiko gizi buruk dengan memperkenalkan pendekatan LiLA Keluarga agar orang tua dapat berpartisipasi langsung dalam pemantauan gizi anak di rumah. Selain itu, program PAUD Peduli Wasting juga dilakukan sejak 2022, yang kini diperluas ke 9 kabupaten hingga 2025.
Program ini berfokus pada deteksi dini, rujukan dan edukasi gizi di tingkat PAUD, dengan hasil analisis menunjukkan peningkatan signifikan pada pengetahuan dan kemampuan guru dalam mendeteksi balita berisiko wasting.
Pada tahun 2025, UNICEF bekerja sama dengan TP-PKK Provinsi NTT kembali memperkuat program PAUD Holistik Integratif (PAUD HI) khususnya layanan gizi melalui PAUD Peduli Wasting, yang diawali dengan orientasi 200 guru PAUD dari 100 PAUD terpilih di Kota Kupang, pada tanggal 7-8 Oktober 2025.
Program ini mencakup kegiatan selain orientasi guru, juga deteksi dini balita wasting dengan pita lingkar lengan atas (LiLA) di PAUD setiap bulan di satuan PAUD, kelas parenting gizi, demo masak makanan bergizi serta pengembangan kebun gizi pekarangan di satuan PAUD.
Ketua Panitia dalam kegiatan Orientasi PAUD Peduli Wasting bagi Guru PAUD se Kota Kupang, Ny. Th. M. Floresia, SE, M.Ec.Dev mengatakan angka 12,3 persen menunjukkan wasting masih menjadi tantangan besar di NTT.
"Deteksi dini dan intervensi berbasis keluarga menjadi langkah kunci untuk menurunkan prevalensi ini," ujarnya, Rabu (8/10).
Sementara itu, UNICEF menegaskan pentingnya pendekatan lintas sektor melalui mobilisasi masyarakat termasuk guru PAUD dan orang tua untuk menurunkan angka gizi buruk.
“Prevalensi wasting yang tinggi di NTT dapat kita turunkan melalui kolaborasi bersama dengan mobilisasi semua elemen masyarakat untuk menemukan, merujuk dan mendukung perawatan balita wasting yang ditemukan termasuk melalui satuan PAUD,” ujar Kepala Perwakilan UNICEF Indonesia untuk NTT dan NTB melalui Nutrition Officer, Ha’i Raga Lawa, Rabu (8/10).
Implementasi Program Penguatan PAUD Peduli Wasting ini dilaksanakan melalui kerjasama selain dengan TP PKK NTT, juga dengan DPD PERSAGI NTT.
Dengan prevalensi wasting yang masih di atas 10 persen, NTT berada dalam kategori serius menurut standar WHO. Pemerintah bersama mitra pembangunan kini menargetkan penurunan signifikan dalam beberapa tahun ke depan melalui intervensi berbasis data dan partisipasi masyarakat. (iar)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.