NTT Terkini 

Wapemred Kompas Sebut Frans Pati Herin Role Model Jurnalisme Kemanusiaan

Seorang jurnalis Kompas asal Nusa Tenggara Timur, Fransiskus Pati Herin, meluncurkan buku karyanya yang berjudul "Jurnalisme untuk Kemanusiaan".

Penulis: Ray Rebon | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/RAY REBON
POSE BERSAMA, Frasiskus Pati Herin didampingi istri dan anak-anak dengan Gubernur NTT, Wapemred Kompas, Rektor Unwira dan semua undangan yang hadir dalam kegiatan peluncuran buku itu. 

Menurutnya, di tengah dunia yang cepat berubah dan dipenuhi arus informasi yang sering kali kering dari rasa empati, jurnalisme yang berorientasi pada kemanusiaan sangat penting.

"Jurnalisme sejati bukan hanya menyampaikan fakta, tetapi menyalakan nurani, membangkitkan kepedulian, dan memperjuangkan martabat manusia," ujarnya.

Acara ini juga menampilkan pameran foto karya Frans yang menggambarkan kisah hidup manusia tentang perjuangan, penderitaan, harapan, dan cinta. 

Menurut Rektor, foto-foto itu menjadi bentuk kesaksian visual yang memperlihatkan bahwa di balik setiap berita, selalu ada manusia dengan realitas dan pergulatannya.

"Buku yang diluncurkan hari ini menjadi saksi bahwa pena dan lensa masih bisa menjadi alat untuk meneguhkan nilai-nilai kemanusiaan. Melalui karya-karya ini, kita diajak bukan hanya melihat, tetapi juga merasakan dan memahami realitas sosial dengan hati yang peka," tambahnya.

Rektor Unwira juga memberikan apresiasi kepada Frans dan seluruh pihak yang telah bekerja keras menyukseskan acara tersebut. 

"Anda semua telah menunjukkan bahwa dunia akademik dan jurnalisme dapat berkolaborasi menghadirkan cahaya kemanusiaan di tengah kegelapan informasi yang sering kali manipulatif," tuturnya.

Ia menutup sambutannya dengan pesan penuh makna kepada seluruh jurnalis dan mahasiswa. 

"Teruslah menulis, memotret, dan berkarya dengan hati. Jadikan jurnalisme bukan sekadar profesi, tetapi panggilan untuk menghadirkan kebenaran dan keadilan," pesannya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Pemimpin Redaksi Kompas, Adi Prinantyo, juga turut memberikan kesan mendalam tentang sosok Frans. 

Ia mengisahkan kembali awal pertemuan mereka pada tahun 2013, ketika Frans masih calon jurnalis dan dirinya menjadi editor desk olahraga.

"Saya diminta menjadi superviser untuk Frans. Kesan saya, dia seorang yang jujur dan tulus. Kejujuran dan ketulusan adalah nilai penting di Kompas," ujar Adi.

Ia menambahkan bahwa kejujuran merupakan nilai utama yang selalu ditekankan oleh almarhum pendiri Kompas, Jakob Oetama. 

"Pak Jakob sering mengingatkan bahwa Kompas tidak mencari wartawan yang paling pintar. Pintar secukupnya saja, tetapi yang terpenting adalah jujur," katanya.

Menurut Adi, Frans bukan hanya jujur dan tulus, tetapi juga cerdas dalam melihat kehidupan dan kisah manusia. 

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved