NTT Terkini 

Rumor Pelantikan Pejabat Pemprov untuk Kelompok Tertentu, DPRD NTT: Tidak Sehat Bagi Birokrasi

Dikatakan, dalam birokrasi pasti ada pandangan subyektif oleh Kepala Daerah untuk membantunya dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. 

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
DPRD NTT - Anggota Komisi IV DPRD NTT Marselinus Nggganggus. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG  - Anggota DPRD NTT Celly Ngganggus berharap dugaan nepotisme yang terjadi pada pelantikan ratusan pejabat eselon III dan IV Pemerintah Provinsi (Pemprov) hanya sekadar rumor. 

Politikus PKB itu menyoroti munculnya rumor di media sosial dan sejumlah media daring yang menyebutkan Kepala BKD NTT, Yos Rasi, disebut-sebut sebagai 'otak' di balik mutasi pejabat eselon III dan IV untuk kepentingan kelompok tertentu. 

“Rumor seperti ini tidak sehat bagi birokrasi. Saya berharap isu ini tidak benar, dan hanya datang dari pihak-pihak yang mungkin sakit hati. Tetapi kalau benar, maka itu berbahaya bagi semangat reformasi birokrasi yang sedang dibangun oleh Gubernur dan Wakil Gubernur,” ujarnya, Rabu (8/10/2025).

Anggota Komisi IV DPRD NTT itu menambahkan, jika benar ada pejabat yang memainkan mutasi demi kepentingan kelompok, maka sebaiknya pejabat seperti itu tidak perlu dipertahankan.

“Semangat Bangun NTT yang digaungkan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur harus diwujudkan oleh para birokrat yang profesional, bukan yang bermain politik di dalam birokrasi,” katanya. 

Baca juga: DPRD NTT Ingatkan Pejabat Pemprov yang Dilantik Tinggalkan Gaya Birokrasi Lama


Celly menyebut pejabat eselon III dan IV merupakan mesin utama Pemerintah. Ia berharap pelantikan ataupun rotasi pejabat itu karena karir dan profesionalisme. Jika terbalik, maka NTT akan sulit melangkah maju. 

Dia berkeyakinan, Kepala BKD Yos Rasi sudah melaksanakan retret sehingga pasti memiliki kemampuan untuk menilai para pejabat menempati berbagai posisi yang ada di struktur Pemerintahan. 

Menurut dia, dalam semua aspek pasti ada berbagai kepentingan, termasuk dalam rotasi dan pelantikan pejabat.

Dikatakan, dalam birokrasi pasti ada pandangan subyektif oleh Kepala Daerah untuk membantunya dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. 

"Kita mau antar NTT pada semua visi misi tercapai. Mesinnya ini. Tentu pasti ada pandangan subyektif, birokrasi dilindungi undang-undang, pasti ada pandangan subyektif Kepala Daerah, agar orang-orang mengantar dia, punya kriteria. Sejauh tujuan tercapai," katanya. 

Menurut Celly, nepotisme sebetulnya tidak bisa diukur dalam birokrasi. Ia menyebut itu sesuatu yang biasa, karena setiap orang bisa beropini atau berpendapat jika kondisi ini terindikasi nepotisme. 

Baca juga: Lantik Pejabat Administrator Pemprov NTT,  Gubernur Melki: 3 Bulan Kami Evaluasi


"Saya menganggap proses ini mekanisme yang sudah sesuai. Apalagi mereka sudah retret, gelombang kedua lagi. Pasti lebih mantap," katanya. 

Dia menilai pelantikan pejabat eselon III dan IV di lingkup Pemerintah Provinsi NTT merupakan momentum penting bagi peningkatan kinerja birokrasi daerah.

“Menurut saya, ini bukan sekadar pergantian orang, tetapi bagian dari upaya memperbaiki performa kerja birokrasi. Yang kita harapkan adalah kinerja yang profesional, memahami tupoksi, dan mampu memaksimalkan potensi diri untuk kepentingan masyarakat NTT,” kata Celly. 

Ia meminta agar program unggulan Gubernur NTT yakni OVOP jangan menjadi "One Man, One Show". Ia mengibaratkan birokrasi seperti sebuah bangunan teknik yang membutuhkan perancangan matang agar dapat berfungsi dengan baik.

“Kalau di teknik, yang menentukan kekuatan bangunan adalah perancangan dan elemen-elemennya. Begitu juga birokrasi, kualitas orang di dalamnya menentukan performa dan efektivitas kerja. Kita butuh birokrat yang cepat, tanggap, dan adaptif terhadap visi-misi kepala daerah,” ujarnya. 

Kepala BKD Yos Rasi yang dihubungi terpisah tidak merespons pesan pada aplikasi percakapan yang dikirim. Yos sudah membaca pesan tersebut. 

Belakangan, keributan di media sosial juga terlihat. Seorang sedang mengamuk di hadapan Yos, yang saat itu berada dalam kendaraan Militer. Yos mengenakan baju putih hanya duduk di kuris mobil. 

Belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai potongan video yang beredar di media sosial. 

Sebelumnya, Gubernur NTT Melki Laka Lena  meyakini pelantikan ratusan pejabat administrator itu telah melewati berbagai tahapan. Ia mengaku hanya menerima daftar nama pejabat tanpa mengetahui lebih detail. 

"Saya juga dapat nama bapak-ibu dari hasil Baperjakat. Nama, latar belakang saya tidak tahu. Tapi ada catatan sana sini," katanya. 

Catatan itu, kata dia, masuk ke dirinya, Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma, hingga Plh Sekda Rita Wuisan. Melki tidak menjabarkan lebih jauh catatan apa yang dia maksud. Usai pelantikan dan pose bersama, Melki langsung meninggalkan arena acara. 

Saat memberikan sambutan, Melki mengatakan, jabatan ini adalah mandat dari Tuhan dan rakyat NTT. Tanda tangan dirinya hanya sebagai sarana. 

"Tapi sekali lagi, yang sudah dilantik bagian dari proses Baperjakat. Secara berkala, bisa tiga bulan kita evaluasi menentukan formasi kepemimpinan eselon III dan IV," katanya. (fan) 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved