Wawancara Eksklusif

Wawancara Ekslusif - Karantina NTT Jamin Keamanan Pangan Masyarakat dengan Biosecurity 

Rata-rata satu hari di dalam lalu lintas kita itu 350 sampai 400 dokumen yang kita layani baik hewan, ikan maupun tumbuhan. 

Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/MICHAELLA UZURASI
PODCAST - Kepala Karantina NTT, Simon Soli bersama host jurnalis Pos Kupang, Ani Toda dalam Podcast Pos Kupang, Senin (29/9/2025). 

Tentu tanggung jawab biosecurity ini ataupun mencegah masuk keluarnya hama penyakit hewan, ikan dan tumbuhan ini memang tanggung jawab kita semua karena untuk diketahui bahwa penyakit hewan itu bisa menular ke manusia jadi memang penting untuk kita lakukan pencegahannya.

Selain itu, khusus untuk hewan ketika harus melalulintaskan maka teman-teman Karantina Hewan itu harus melakukan mitigasi untuk melakukan pengambilan sample dan juga sebelum itu kita harus melalui satu tempat namanya car wash untuk didisinfektan dan untuk memastikan bahwa hewan yang masuk ke instalasi itu memang harus sehat dari sisi fisiknya, karena untuk kita memastikan bahwa hewan masuk instalasi itu tidak tertular oleh penyakit.

Apabila di dalam instalasi karantina hewan oleh teman-teman dokter hewan maupun paramedik dinyatakan bahwa hewan tersebut diduga terkena penyakit dari sisi gejala klinis maupun hasil pemeriksaan laboratoriumnya maka kita akan lakukan isolasi untuk diberikan perlakuan dalam hal ini kita harus melakukan pengobatan ataupun melakukan vaksinasi terhadap hewan tersebut di dalam kandang isolasi agar hewan itu ketika dilalulintaskan ke provinsi lain, tidak menyebarkan virus ke provinsi lain.

Begitu pun juga hewan yang masuk ke kita. Kita harus melakukan pemeriksaan baik untuk hewan hidup maupun dalam bentuk daging, ayam maupun sapi, itu kita harus lakukan screening juga. 

Kita harus bersyukur NTT saat ini masih bebas PMK (Penyakit Mulut dan Kuku). Jadi kalau kita bicara tentang daerah yang bebas, otomatis Tingkat kewaspadaan kita dari lalu lintas masuknya hewan dari provinsi lain yang tertular, itu menjadi kewaspadaan tertinggi dan kami selama ini, teman-teman di perbatasan, pelabuhan maupun bandara itu melakukan penahanan maupun pemusnahan terhadap komoditas-komoditas yang diduga berasal dari provinsi atau daerah yang sudah terjangkit penyakit mulut dan kuku ini. 
Itulah kondisi yang kami lakukan selama ini di pintu pemasukan dan pengeluaran.


Berapa lalu lintas per hari di beberapa pintu masuk yang ada di NTT?

Rata-rata satu hari di dalam lalu lintas kita itu 350 sampai 400 dokumen yang kita layani baik hewan, ikan maupun tumbuhan. 

Kalau dari sisi personil kita cuma seratus tujuh puluhan dengan jumlah pintu pemasukan dan pengeluaran itu 22, 4 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dan antara bandara dan pelabuhan itu sekitar 18.


Selama ini apakah ada indikasi hewan maupun ikan dan tumbuhan itu terkena penyakit baik yang masuk maupun yang keluar? 


Indikasi terhadap potensi risiko penyebaran penyakit itu sangat tinggi.

Yang pertama, Kota ketahui bahwa begitu banyak provinsi ataupun kabupaten kota yang ada di Indonesia ini yang tertular oleh suatu penyakit hewan maupun ikan serta penyakit tumbuhan.

Itulah yang perlu kita cegah, contohnya ketika ada hewan bergerak dari suatu provinsi masuk ke NTT, itu kami sudah harus lakukan penolakan.

Begitu pun juga kalau ada tumbuhan yang masuk ke NTT yang kami duga dari sisi peta hama penyakit tumbuhan bahwa dari daerah yang tertular otomatis kami lakukan penahanan maupun penolakan. Begitu pun juga dengan komoditas ikan.

Mengapa itu perlu? Karantina ini memberikan perlindungan dan kepastian bahwa setiap komoditas yang masuk ke NTT itu harus sehat dan harus layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat sehingga memang kami melakukan pengawasan terhadap komoditas-komoditas hewan ikan maupun tumbuhan serra produk turunannya dan juga memastikan keamanan pangan sehingga memang masyarakat harus kami sajikan dan memberikan kepastian bahwa ketika pangan itu sudah masuk ke NTT memang harus layak dan aman untuk dikonsumsi. Itu poinnya. (uzu)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved