Massa Demo di Polda NTT

Albiana Kasih: Kami Turun dengan Tangan Kosong, Tapi Dibalas dengan Senjata

Menurutnya, kondisi ini telah menambah penderitaan masyarakat kecil yang selama ini sudah terhimpit masalah ekonomi.

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/YUAN LULAN 
ORASI LANTANG - Albiana Kasih, perwakilan organisasi Serikat Muda-Mudi Timur (SEMMUT) berorasi secara lantang pada aksi demo jilid II yang digelar di depan Markas Polda NTT, Selasa (16/9/2025). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Yuan Lulan

POS-KUPANG.COM, KUPANG — Aksi jilid II yang digelar di depan Markas Polda NTT, Selasa (16/9/2025), juga diwarnai orasi lantang dari Albiana Kasih, perwakilan organisasi Serikat Muda-Mudi Timur (SEMMUT). 

Sebagai satu-satunya orator perempuan, Albiana menyoroti keras sikap aparat kepolisian yang dinilainya represif terhadap rakyat kecil.

“Selamat siang untuk kita semua. Kita berani turun hari ini bukan tanpa alasan. Kami datang menyampaikan aspirasi dengan tangan kosong, tanpa senjata, tapi kenapa rakyat justru diperhadapkan dengan senjata aparat?” serunya di hadapan massa aksi.

Albiana menuding aparat kerap membungkam suara rakyat yang menyampaikan kritik terhadap pemerintah maupun perusahaan di daerah.

Menurutnya, kondisi ini telah menambah penderitaan masyarakat kecil yang selama ini sudah terhimpit masalah ekonomi.

Baca juga: BREAKING NEWS: Demo di Polda NTT, Massa Tuntut Buka Akses ke Obyek Wisata Pantai Boa Rote Ndao

“Kami tidak pernah takut berbicara soal kebenaran. Polisi jangan tutup mata dan telinga. Kami ini rakyat, kami tidak mati dengan sebuah kebenaran. Tapi kenapa setiap kali masyarakat bersuara, yang datang justru intimidasi?” katanya dengan suara lantang.

Dalam orasinya, Albiana juga mengingatkan bahwa sejarah mencatat banyak pejuang rakyat gugur saat menyampaikan aspirasi. 

Ia menyebut hal itu sebagai bukti nyata bahwa kekerasan aparat masih menjadi wajah utama dalam menangani aksi demonstrasi.

“Perempuan pun tidak luput dari penindasan. Ada kawan-kawan kita yang sudah menjadi korban, bahkan ada yang meninggal karena keberaniannya menolak ketidakadilan. Sampai kapan pun suara kami tidak akan padam,” tegasnya.

Albiana menutup orasi dengan seruan agar rakyat tetap berani melawan ketidakadilan, sembari mendesak aparat kepolisian untuk benar-benar berpihak pada rakyat, bukan menjadi alat penekan. (uan)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved