Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 24 November 2025, "Makna di Balik Persembahan"
Dia adalah Tuhan kita yang telah mempersembahkan diri-Nya untuk kebaikan kita, tidakkah kita juga harus merespons kasih-Nya itu dengan memberi
Renungan Harian Katolik Suara Pagi
Bersama Pastor John Lewar SVD
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz
STM Nenuk Atambua Timor –NTT
Senin, 24 November 2025
Peringatan Wajib St. Andreas Dung Lac
Dan. 1:1-6,8-20; MT Dan 3:52,53,54,55,56; Luk. 21:1-4
Warna Liturgi: Merah
Makna di balik persembahan
Apa yang membuat seseorang tergerak hatinya untuk memberi persembahan? Jika pertanyaan ini dilontarkan padaku, mungkin jawabanku adalah jika orang tersebut memiliki uang, entah banyak atau sedikit. Tapi, sekadar memiliki uang saja sebenarnya tidaklah cukup. Injil Lukas 21: 1-4, memberikan kita contoh yang jelas.
Ketika Yesus mengamat-amati orang-orang yang memberikan persembahan di bait Allah, perhatiannya malah tertuju pada seorang janda miskin (Markus 12:41-44; Lukas 21:1-4).
Yesus bahkan memberikan pujian kepada si janda tersebut karena nominal yang diberikan adalah yang terkecil dari semua persembahan yang dimasukkan ke kotak, tetapi diberikan dengan sikap hati yang besar.
Kondisi finansial mungkin akan mempengaruhi nominal persembahan yang kita berikan, namun nominal bukanlah yang pertama dan terutama. Ada empat hal yang kupelajari mengapa persembahan kita, yang kita berikan dengan berbesar hati—seberapa pun nominalnya, berkenan buat Tuhan.
Pertama, Memberi persembahan adalah ekspresi iman kita. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersyukur dalam segala hal, sebab Tuhan itu baik. Cara bersyukur pun beragam, tidak hanya dengan ucapan tetapi juga dengan tindakan, seperti memberi persembahan.
Dalam Yesus Kristus, kita mengimani bahwa berkat Tuhanlah yang menjadikan kita memiliki segalanya, bahkan hidup kekal dari anugerah-Nya. Tuhanlah yang empunya segalanya.
Persembahan yang kita berikan bukanlah untuk memperkaya-Nya, tetapi ekspresi iman kita, bahwa kita mengasihi Tuhan lebih daripada berkat-berkat-Nya, dan kita selalu dipelihara-Nya (Mazmur 96:8; Matius 6:26). Tuhan pasti selalu mencukupkan segala yang dibutuhkan terlepas penghasilan kita banyak atau sedikit.
Kedua, Memberi persembahan berarti memberikan yang terbaik bagi Tuhan. Dalam perikop Markus 12:41-44, kisah janda miskin memberikan persembahannya mendapat sanjungan dari Yesus yang kala itu berada dalam
Bait Allah sambil memperhatikan orang-orang yang datang memasukkan uang ke dalam peti persembahan.
Dengan dua peser senilai uang satu duit, janda miskin tersebut telah memberi yang terbaik bagi Tuhan dibanding pemberian orang-orang kaya dari kelebihannya.
Apa yang terbaik yang bisa diberikan seseorang yang secara kasat mata tak punya apa-apa? Tokoh janda miskin menggambarkan situasi kehidupan yang serba kekurangan.
Secara strata sosial, janda miskin berada di lapisan terendah. Hidupnya hanya bergantung pada penghasilan sendiri atau bahkan pemberian orang lain. Tentu ini adalah kondisi yang kontras dengan kebanyakan pemberi persembahan saat itu.
Dengan segala kekurangannya, janda miskin itu sungguh-sungguh menyerahkan seluruhnya untuk Tuhan. Persembahan dua peser dari janda miskin adalah pemberian yang kuantitasnya sangat kecil, tetapi nilai kualitasnya sangat besar di hadapan Yesus.
Bagi-Nya, persembahan yang terbaik adalah bukan soal nominalnya, kuantitasnya, melainkan sikap hati, yaitu ketulusan dan kesungguhan memberi dengan tujuan yang murni untuk Tuhan.
| Renungan Harian Katolik Senin 24 Oktober 2025, "Makna Persembahan: Tanda Syukur, Pengakuan Dosa" |
|
|---|
| Renungan Harian Katolik Senin 24 November 2025, “Janda Miskin Ini Memberi Lebih Banyak” |
|
|---|
| Renungan Harian Katolik Minggu 23 November 2025,“Ingatlah Aku Bila Engkau Datang Sebagai Raja” |
|
|---|
| Renungan Harian Katolik Minggu 23 November 2025, "Kristus Raja Kasih dan Pemimpin Besar" |
|
|---|
| Renungan Harian Katolik Minggu 23 November 2025, "Kebesaran Seorang Raja yang Terluka" |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Pater-John-Lewar-SVD_01.jpg)